Senin, 03 Februari 2025 09:26 WIB

Tujuan dan Manfaat Keluarga Berencana

Responsive image
232
Dessy Ekowaty, S.Tr.Keb - RSUP Fatmawati Jakarta

Pengertian KB (keluarga berencana) menurut UU No. 10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera), adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. 

KB merupakan program pemerintah yang dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. 

Perencanaan jumlah keluarga dengan pembatasan dapat kamu lakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau penanggulangan kelahiran. Contohnya seperti pil KB, kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. 

Tujuan Keluarga Berencana (KB) :

  1. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dengan mengendalikan kelahiran dan menjamin terkendalinya penduduk.
  2. Membentuk keluarga kecil sejahtera, sesuai dengan kondisi ekonomis sebuah keluarga.
  3. Meningkat kepedulian masyarakat untuk menggunakan alat kontrasepsi.
  4. Mencanangkan keluarga kecil dengan hanya dua anak.
  5. Mencegah pernikahan di usia dini.
  6. Menekan angka kematian ibu dan bayi akibat hamil di usia terlalu muda atau terlalu tua.
  7. Menekan jumlah penduduk dan menyeimbangkan jumlah kebutuhan dengan jumlah penduduk di Indonesia. 
  8. Meningkatkan kesehatan keluarga berencana dengan mengendalikan kelahiran. 

Manfaat Keluarga Berencana (KB) :

  1. Menekan kehamilan yang tidak diinginkan : Alat kontrasepsi juga berfungsi untuk menurunkan risiko melahirkan di usia terlalu muda atau terlalu tua. Sementara itu, melahirkan di atas usia 35 tahun dapat berisiko pada wanita dan menyebabkan kematian. 
  2. Mendorong kecukupan ASI dan pola asuh anak yang baik : Jika anak yang belum berusia 2 tahun sudah memiliki adik, maka ASI untuk anak pertama tidak bisa penuh 2 tahun. Hal tersebut memungkinkan anak mengalami gangguan kesehatan. Sementara itu, orang tua yang memiliki dua anak akan mengalami kesulitan membagi waktu. Akibatnya, anak yang lebih besar akan kurang perhatian.
  3. Mencegah gangguan kesehatan mental keluarga : Sebagian wanita berisiko mengalami depresi setelah melahirkan. Depresi biasanya hilang jika ibu mendapatkan dukungan dari pasangan. Jika terjadi kelahiran anak dengan jarak dekat, maka risiko depresi akan meningkat. Depresi juga dapat terjadi pada ayah, jika belum siap secara fisik dan mental. 
  4. Mengurangi angka kematian bayi dan ibu : Keluarga berencana dapat mencegah kehamilan dan kelahiran yang berjarak dekat dan tidak diinginkan. Dengan begitu angka kematian bayi juga dapat berkurang. Ibu meninggal akibat melahirkan dan disertai kesehatan yang buruk juga dapat dihindari.
  5. Mencegah gangguan kesehatan reproduksi  : Hamil di usia terlalu muda, terlalu tua, atau kehamilan yang berjarak terlalu dekat dapat menimbulkan risiko. Ibu hamil dapat mengalami masalah selama kehamilan, seperti hipertensi, preeklamsia, persalinan prematur, dan sebagainya.
  6. Mencegah terjadinya penyakit menular seksual : Penyakit menular seksual (PMS) ini yaitu sifilis, gonore, hingga HIV/AIDS. PMS dalam dicegah dengan penggunaan alat kontrasepsi seperti kondom.

Kapan harus menggunakan KB :

  1. Jika Anda benar-benar yakin tidak mau punya anak à Setelah menikah, jika kedua pasangan yakin tidak mau memiliki anak (untuk sementara ini atau selamanya), maka salah satu pasangan bisa langsung pakai KB mulai sejak sebelum atau segera setelah aktif berhubungan seksual.
  2. Tidak ingin punya anak lagi à Keputusan untuk punya “satu anak cukup” atau “dua anak cukup” mungkin didasari oleh faktor-faktor seperti keuangan, usia, emosional, dan kondisi fisik dirinya serta pasangan. Pemakaian KB di antara kehamilan juga dapat membantu mengulur waktu demi mempersiapkan diri untuk berencana punya anak lagi, tapi tidak dalam waktu dekat. Maka segeralah menggunakan kontrasepsi pasca persalinan/ keguguran.
  3. Punya kondisi kesehatan atau penyakit tertentu à Kontrasepsi hormon dapat digunakan sebagai metode perawatan untuk kondisi kesehatan atau penyakit tertentu. Beberapa masalah kesehatan yang bisa diatasi dengan pemakaian KB, termasuk:
  • Endometriosis (penebalan jaringan dinding rahim yang tidak normal)
  • Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
  • Nyeri menstruasi parah (dismenore)
  • Perdarahan menstruasi berat
  • Menstruasi tidak teratur
  • Gejala PMS berat
  • Gejala perimenopause dan menopause
  • Ketidakseimbangan hormon
  • Jerawat, dsb
  • Penggunaan KB juga dapat menurunkan risiko wanita terhadap beberapa jenis kanker, termasuk kanker usus besar dan kanker ovarium.

Waktu tepat menggunakan KB setelah melahirkan :

  1. Menyusui ASI eksklusif kepada bayi untuk mencegah kehamilan dikenal dengan nama metode amenore laktasi.
  2. Amenore laktasi termasuk metode kontrasepsi atau KB alami setelah melahirkan karena mengandalkan kerja hormon oksitosin.
  3. Pelepasan hormon oksitosin yang meningkatkan produksi ASI tersebut dapat membantu menghambat kerja hormon yang bertugas untuk merangsang terjadinya ovulasi.
  4. Semakin kecil kemungkinan proses ovulasi (pelepasan sel telur) terjadi, semakin kecil pula kemungkinan ibu untuk hamil lagi setelah melahirkan.
  5. Selama masa tersebut ibu juga tidak mengalami menstruasi atau haid setelah melahirkan.
  6. Metode amennore laktasi hanya bisa untuk ibu yang menyusui secara ekslusif, Apabila ibu yang menyusui sudah mendapatkan menstruasi setelah melahirkan, berarti kesuburan telah kembali, dan metode tersebut sudah tidak bisa digunakan kembali. Ibu bisa memilih alat kontrasepsi pasca persalinan lainnya. Konsultasikan segera kepada petugas kesehatan seperti bidan atau dokter di fasilitas kesehatan terdekat.
  7. KB pasca persalinan adalah pemanfaatan atau penggunaan alat kontrasepsi langsung sesudah melahirkan sampai 6 minggu atau 42 hari sesudah melahirkan prinsip pemilihan metode kontrasepsi yang digunakan tidak mengganggu produksi ASI dan sesuai dengan kondisi ibu.
  8. Metode kontrasepsi jangka panjang seperti MOW atau steril, alat kontrasepsi dalam rahim (IUD), implan atau alat kontrasepsi bawah kulit dapat digunakan segera setelah melahirkan, diberikan sesuai dengan kondisi pasien setelah melalui konseling KB.
  9. Non metode kontrasepsi jangka panjang yaitu kontrasepsi suntik 3 bulan diberikan setelah 6 minggu pasca persalinan untuk ibu menyusui tidak disarankan menggunakan suntikan satu bulan karena akan mengganggu produksi ASI pil KB dan kondom.

 

Referensi:

Rizal, Fadhil. 2024. Keluarga Berencana. Diakses tanggal 9 Agustus 2024 di https://www.halodoc.com/kesehatan/kb-keluarga-berencana?srsltid=AfmBOooG45wbm6-q_w1M7yMT68N1A8ai27AjDZsxtfzD9hRtgdwsvH5Q

Puji, Aprinda. 12 Maret 2021. Menentukan Kapan Waktu yang Paling Tepat untuk Mulai Pakai KB. Diakses tanggal 9 Agustus 2024 di https://hellosehat.com/seks/kontrasepsi/waktu-yang-tepat-pakai-kb/#google_vignette

Ariani, Karinta. 02 Februari 2021. Kapan Waktu yang Tepat untuk Pakai KB Setelah Melahirkan. Diakses tanggal 9 Agustus 2024 di https://hellosehat.com/seks/kontrasepsi/kapan-pakai-kb-setelah-melahirkan/

Kampung KB Sampurna. 10 April 2023. Pentingnya KB Pasca Salin Bagi Ibu Balita. Diakses tanggal 9 Agustus 2024 di https://kampungkb.bkkbn.go.id/kampung/23330/intervensi/524282/pentingnya-kb-pasca-salin-bagi-ibu-balita#:~:text=Deskripsi,dan sesuai dengan kondisi ibu.

RSIA Amanna. 2023. Klinik PKBRS. Diakses tanggal 9 Agustus 2024 di https://rsiaamanna.com/layanan/poliklinik-kb/

Sumber gambar :

Freepik (Happy young family standing in front of house) https://www.freepik.com/free-vector/happy-young-family-standing-front-house_9175301.htm#fromView=search&page=1&position=12&uuid=666db744-cb68-4c3d-b347-a34bcb394987&query=keluarga+berencana