Seiring berjalannya waktu, usia boleh bertambah, namun semangat tidak seharusnya ikut memudar. Lansia, yang kerap dipandang sebagai kelompok rentan, justru menyimpan kekuatan dan kebijaksanaan yang luar biasa. Seperti waktu yang terus mengalir tanpa henti, begitu pula semangat hidup mereka yang tak pernah menepi, menjadi inspirasi bagi generasi muda. Semangat lansia yang tetap menyala bukan hadir begitu saja. Banyak dari mereka yang sadar betapa pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental agar tetap aktif dan mandiri. Kegiatan sederhana seperti berjalan kaki setiap pagi, mengikuti senam lansia, hingga aktif dalam komunitas sosial menjadi rutinitas yang memberi arti.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seseorang dikategorikan sebagai lanjut usia (Lansia) apabila berumur 60 tahun ke atas, dengan katagori sebagai berikut:
Tahun 2025, jumlah lansia di Indonesia diprediksi terus meningkat seiring dengan bertambahnya angka harapan hidup. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa Indonesia sedang menuju ke arah "aging population", di mana proporsi penduduk usia lanjut semakin besar. Penduduk Lansia yang meningkat dapat menjadi potensi yang luar biasa jika dikelola dengan tepat. Lansia perlu tetap sehat dan berdaya agar dapat mendukung cita-cita bangsa menuju Indonesia Emas.
Dalam hal ini pemerintah hadir melalui berbagai upaya kesehatan yang diselenggarakan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan Lansia, termasuk pencegahan penyakit, pengobatan, dan rehabilitasi. Layanan ini dapat ditemukan di berbagai tingkatan, mulai dari posyandu lansia hingga rumah sakit, dengan fokus pada peningkatan kesehatan fisik dan mental, serta dukungan sosial. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lansia yang dapat diakses antara lain:
1. Posyandu Lansia, merupakan pos pelayanan terpadu yang dikelola oleh masyarakat untuk memberikan layanan kesehatan bagi lansia secara preventif dan promotif. Kegiatan utamanya meliputi pemeriksaan kesehatan secara berkala, penyuluhan kesehatan, kegiatan olahraga, dan pengembangan keterampilan.
2. Puskesmas Santun Lansia yang telah mendapatkan sertifikasi "Santun Lansia" memberikan pelayanan kesehatan yang lebih komprehensif bagi lansia, termasuk pemeriksaan kesehatan, pengobatan, dan rehabilitasi.
3. Rumah Sakit kini menyediakan pelayanan kesehatan lanjutan bagi lansia yang membutuhkan perawatan lebih intensif, seperti rawat inap, rawat jalan, dan layanan gawat darurat.
Pelayanan Kesehatan bagi Lansia difokuskan kepada:
1. Peningkatan Kesehatan Fisik, meliputi: pencegahan penyakit, deteksi dini gangguan aktivitas sehari-hari, dan pemulihan kesehatan.
2. Peningkatan Kesehatan Mental, melalui penyuluhan tentang kesehatan mental, dukungan psikologis, dan penanganan masalah depresi.
3. Dukungan Sosial, yang melibatkan keluarga dan masyarakat untuk memberikan dukungan emosional dan sosial bagi lansia.
4. Perawatan Jangka Panjang, layanan ini membutuhkan bantuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya sehari-hari akibat ketidakmampuan fisik, mental, atau intelektual.
Selain itu ada juga program dan layanan tambahan, seperti:
1. Home Care, yaitu kunjungan rumah oleh petugas kesehatan untuk memberikan perawatan dan dukungan bagi lansia yang tidak dapat pergi ke fasilitas kesehatan.
2. Asistensi Sosial Lanjut Usia Telantar (ASLUT), adalah program untuk memberikan bantuan kepada lansia yang tidak memiliki keluarga atau sumber penghasilan.
3. Penyuluhan dan Penyebarluasan Informasi tentang kesehatan lansia, gaya hidup sehat, dan pencegahan penyakit.
4. Rehabilitasi Kesehatan, yang membantu lansia untuk memulihkan atau mempertahankan kemampuan fisik dan mentalnya setelah mengalami penyakit atau cedera.
Riset menunjukkan bahwa lansia yang tetap aktif secara fisik dan sosial cenderung memiliki kualitas hidup yang lebih baik, risiko depresi lebih rendah, serta daya ingat yang lebih terjaga. Lansia yang merasa dihargai, didengar, dan memiliki tujuan hidup akan cenderung lebih bahagia dan sehat. Peran keluarga sangat penting dalam hal dukungan emosional, kesempatan untuk berkontribusi, serta komunikasi yang hangat dapat menjadi "bahan bakar" semangat bagi mereka. Banyak lansia yang tetap berkarya, berbagi ilmu, bahkan memulai usaha di usia senja. Ini membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk terus produktif. Mereka adalah bukti hidup bahwa semangat sejati tak lekang oleh waktu.
Waktu memang tak pernah berhenti, tapi semangat juga tak perlu redup. Lansia yang sehat, aktif, dan penuh semangat adalah aset berharga bagi keluarga dan masyarakat. Sudah saatnya kita melihat usia lanjut bukan sebagai akhir, tapi sebagai fase baru yang penuh makna. Seperti halnya waktu, semangat mereka pun tak pernah menepi.
“Lembayung Senja Bersinar Indah, Lansia Sejahtera Indonesia Bahagia”
Referensi :
BPS. (2023). Statistik Penduduk Lanjut Usia. Badan Pusat Statistik: Jakarta
Kementerian Kesehatan. (2019). Pedoman untuk Puskesmas dalam Pemberdayaan Lanjut Usia. Kementerian Kesehatan: Jakarta
Dari berbagai sumber.