Akibat adanya kemajuan yang pesat dalam diagnosis dan penanganan penyakit jantung bawaan (PJB), menyebabkan peningkatan jumlah remaja dan orang dewasa dengan PJB. Definisi dari PJB adalah adanya kelainan struktur jantung atau pembuluh darah besar yang sudah terjadi sejak lahir. Sebagian besar pasien dengan PJB biasanya tidak banyak beraktivitas dan tidak berpartisipasi dalam olahraga rutin. Hal tersebut dapat disebabkan karena overproteksi dari orang tua, dokter, sekolah, atau pengasuh. Kebanyakan pasien PJB memiliki kapasitas fungsional yang rendah, yang sebagian besar disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik. Penerapan olahraga yang teratur memiliki efek yang menguntungkan pada pasien PJB, baik terhadap sistem kardiovaskular maupun kesehatan secara umum. Idealnya, pasien dengan PJB harus dievaluasi dan diberikan peresepan latihan fisik dan olahraga yang disesuaikan dengan kemampuan masing-masing pasien. Hal tersebut dapat memperbaiki kondisi fisik dan kualitas hidup pasien. Namun sayangnya, penerapan program latihan fisik dan olahraga pada pasien PJB hingga saat ini masih sangat kurang. Program latihan fisik untuk pasien PJB harus disesuaikan tidak hanya dengan jenis PJB yang diderita dan kapasitas fungsional saat ini, namun juga dengan masalah pada sistem organ lain yang sangat sering ditemukan pada pasien PJB, seperti masalah paru, otot dan tulang, saraf, dan nutrisi. Sebagian besar pasien PJB yang sudah terkoreksi dengan sempurna dapat mengikuti program latihan fisik dengan pembatasan yang minimal. Umumnya, olahraga yang lebih direkomendasikan adalah olahraga aerobik seperti berjalan kaki dan bersepeda. Pasien PJB yang berpartisipasi dalam latihan olahraga rutin, olahraga rekreasional atau kompetitif sebaiknya menjalani penilaian tahunan yang meliputi evaluasi terhadap jenis, durasi, dan sifat latihan olahraga, pemeriksaan fisik, oksimetri, tekanan darah, rekam jantung, dan usg jantung. Sebaiknya dilakukan uji latih jantung menggunakan treadmill atau sepeda untuk mengetahui risiko dan manfaat olahraga, serta membuat peresepan rekomendasi latihan yang disesuaikan dengan kemampuan pasien. Pada uji latih jantung juga dapat dinilai adanya gangguan irama jantung yang disebabkan oleh olahraga, serta respon tekanan darah, detak jantung, dan saturasi oksigen terhadap olahraga. Hasil dari uji latih jantung tersebut dapat dijadikan dasar untuk membuat rekomendasi intensitas latihan yang sesuai untuk pasien PJB. Olahraga yang direkomendasikan dapat disesuaikan dengan preferensi pasien, dengan mempertimbangkan komponen statis dan dinamis dari jenis olahraga tertentu, apakah olahraga tersebut termasuk olahraga individu atau beregu, dan apakah olahraga tersebut termasuk rekreasional atau kompetisi. Rekomendasi dapat diberikan secara komprehensif dengan kolaborasi oleh spesialis penyakit jantung bawaan, spesialis kedokteran olahraga, fisioterapis, dan pelatih olahraga untuk membuat program olahraga yang aman dan bermanfaat untuk pasien dengan PJB.
Referensi: The ESC Textbook of Sports Cardiology, 2019