Keratosis obturan adalah akumulasi dari penumpkan yang besar dari deskuamasi keratin di meatus akustikus eksternus yang berwarna putih seperti mutiara. Etiologi dan pathogenesis nya belum dipahami denga jelas. Penyebabnya terkait dengan eksim, dermatitis seboroik atau furunkulosis serta bronkiektaksis yang menyebabkan reflex stimulasi simpatis kelenjar serumen dan pembentukan selanjutnya dari epidermal plug. Dikatakan juga karena terdapat jalur migrasi yang abnormal, tidak ada migrasi atau gerakan abnormal yang lambat dari epitel ang mengarah kepada akumulasi skuamosa debris. Pathogenesis dari migrasi yang abnormal mungkin berhubungan dengan kerusakan pada migrasi sel epitel basal yang diikuti peradangan yang melibatkan sel-sel ini dan bahwa etiologi yang sama mungkin bertanggung jawab untuk peradangan saluran pernafasan bagian bawah dan sinus paranasal yang sering kambuh (Michael H, Brian B, Heinz S, Bruce B,(2002)).
Manifestasi klinis yang khas drai keratosis obturans adalah otalgia berat dan tuli konduktif sekunder yang diakibatkan akumulasi dari bahan deskuamasi di liang telinga. Mungkin juga sudah ada pelebaran disekeliling tulang liang telinga. Umumnya terjadi pada pasien dewasa muda. Jarang penyakit ini bilateral. Mungkin ada bronkiektasis terkait atau sinusitis (Kroon DF, Strasnick B,. (2003)).
Penatalaksanaan keratosis obturans meliputi debridement/pembersihan liang telinga secara berkala. Pembersihan pembersihan harus dilakukan secara hati-hati, perlahan dan menyeluruh. Dapat dengan menggunakan bantuan mikroskop. Pemeriksaan tomografi computer tulang temporal diperlukan untuk mengetahui gambaran erosi tulang atau penebalan tulang. Penambahan antibitik dan kortikosteroid ototopical dapat mengurangi inflamasi jaringan dan munculnya infeksi sekunder. Apabila jumlahnya sangat banyak dan menimbulkan rasa sakit saat pembersihan diperlukan anestesi lokal pada liang telinga. Pada kasus yang sulit seperti akumulasi keratin yang berulang, nyeri dan sulit untuk dibersihkan di poliklinik maka perlu dipertimbangkan tindakan kanaloplasti dalam anestesi umum. Hal ini didasari adanya deskuamasi yang berlebihan yang merupakan karakteristik dari keratosis obturans. Tujuan kanaloplasti adalah penggantian epitel yang rusak denga epidermis yang sehat (skin graft) Lesser TH,( 2008)).
REFERENSI
Michael H, Brian B, Heinz S, Bruce B. 2002. External auditory canal. In: Michael H, Brian B, Heinz S, Bruce B. Diagnostik handbook of otorhinolaryngology. London: Martin Duntz;. p. 57 – 9
Kroon DF, Strasnick B. 2003. Disease of the auricle, external auditory canal, and tympanic membrane. In: Glasscock ME, Gulya AJ, eds. Glasscock-Sambaugh Surgery of the Ear. 5 th ed. Ontario: BC Decker Inc;. P.345-67
Lesser TH. 2008. Keratosis obturans and primary auditory canal cholesteatoma. In: Michael Gleeson, chief editor. Scott-Brown’s Otolaryngology Head and Neck Surgery. 7th ed. Vol 3. London: Hodder Arnold; p. 3342-5