Senin, 08 Agustus 2022 09:06 WIB

Vertigo pada Anak

Responsive image
7151
dr. Sekplin Sekeon, MPH, Sp. S(K) - RSUP Prof. dr. R.D. Kandou Manado

Vertigo adalah ilusi ketika seseorang merasa dirinya bergerak (berputar) terhadap sekitarnya atau lingkungan yang bergerak terhadap dirinya. Berdasarkan lokasi lesinya, vertigo dapat dibedakan menjadi dua, yaitu vertigo perifer dengan lokasi lesi pada telinga dalam atau pada saraf telinga dan vertigo sentral dengan lokasi lesi pada otak. Vertigo pada anak sering tidak teridentifikasi karena sifat kualitas vertigonya yang sementara, gejalanya yang tidak jelas, dan kadang disertai gejala kebingungan atau kondisi lainnya. Diagnosis yang benar kadang sulit dicapai karena anak sering tidak dapat menggambarkan keluhan mereka. Anak mungkin juga sulit untuk mengatakan berapa lama serangan telah berlangsung dan apa yang memicu atau menyertai vertigo. Vertigo pada anak merupakan hal yang menantang bagi para dokter karena sistem keseimbangan anak yang masih imatur serta terbatasnya kemampuan berkomunikasi dengan pasien anak.

Prevalensi vertigo pada anak hingga kini masih belum diketahui dengan baik. Meskipun angka estimasi prevalensi vertigo pada anak berkisar dari 8-15%, vertigo sebagai keluhan utama hanya ditemukan pada 0,7% dari anak yang datang ke klinik. Biasanya vertigo merupakan efek samping dari kondisi kesehatan yang ringan, seperti hidung tersumbat karena pilek atau adanya infeksi telinga. Namun, vertigo bisa juga mengindikasikan adanya masalah yang lebih serius. Vertigo yang terjadi pada masa kanak-kanak dapat menyebabkan keterlambatan pengendalian postural, kurang koordinasi, dan terjadinya gangguan gerakan kepala pada usia muda.

Vertigo pada anak dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan penyebab, diantaranya vertigo posisi paroksismal jinak (BPPV), adanya tulang atau partikel mengambang di cairan telinga bagian dalam, tumor otak, gegar otak atau cedera kepala, infeksi telinga, gangguan pergerakan mata, hipotensi (tekanan darah rendah), cedera di telinga, arthritis (radang sendi), meningitis (infeksi selaput otak), penyakit Meniere, migrain, kejang, ataupun stroke. Pengobatan vertigo tergantung pada kondisi yang menyebabkannya. Biasanya vertigo dapat hilang dengan sendirinya tanpa perawatan karena otak mampu menyesuaikan dengan perubahan di telinga bagian dalam. Namun bila diperlukan, pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi vertigo pada anak, diantaranya adalah latihan terapi fisik untuk meningkatkan keseimbangan, obat untuk meredakan gejala mual, obat antibiotik untuk mengobati infeksi telinga bagian dalam, obat steroid untuk mengurangi pembengkakan, dan obat untuk mengurangi jumlah cairan di telinga bagian dalam.

 

Referensi :

Dewati E. Vertigo vestibular sentral. Dalam : Aninditha T, Wiratman W, editors. Buku ajar neurologi (buku 1). Edisi pertama. Jakarta : Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, 2017. 267-70.

Thursina C. Vertigo pada anak. Dalam : Thursina C, Dewati E, editors. Pedoman tatalaksana vertigo. Edisi kedua. Jakarta : Kelompok Studi Vertigo, Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), 2017. 150-63.

Sumber gambar: haibunda.com