Senin, 08 Agustus 2022 10:15 WIB

Mencegah Luka Tekan pada pasien Bed Rest Total

Responsive image
3874
Rahayu Widayanti - RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

     Luka tekan atau yang lebih dikenal dengan sebutan decubitus merupakan masalah yang serius karena dapat meningkatkan biaya, lama perawatan, dan memperlambat program rehabilitasi pasien. Pressure injury juga dapat menyebabkan nyeri yang berkepanjangan, rasa tidak nyaman, dan komplikasi yang berat yang mengarah sepsis, infeksi kronis, selulitis, osteomyelitis, dan meningkatkan mortalitas pada pasien lansia. Prevalensi PI di rumah sakit Indonesia sebesar 8% (Amir, Lohrmann, Halfens, & Schols, 2016). Dilaporkan angka kejadian 5-11% terjadi pada perawatan akut, 15-25% perawatan jangka panjang dan 7-12 % di tatanan perawatan rumah dengan angka kejadian cukup tinggi pada pasien-pasien neurologis karena immobilitas dan berkurangnya kemampuan sensorik. Fenomen kejadian pressure injury seperti fenomena gunung es.

      Luka tekan merupakan Kerusakan jaringan yang terlokalisir yang disebabkan karena adanya kompresi jaringan lunak diatas tulang yang menonjol (bony prominence) dan adanya tekanan dari luar dalam jangka waktu yang lama dan terus menerus disatu posis menetap (Emilia, N. L., Yusuf, S., & Astrada, A. 2020).

     Penyebabnya pressure injury bisa dari faktor ekstrinsi seperti tekanan, pergesekan dan pergeseran, kelembaban dan bisa faktor instrinsiknya usia, temperatur, nutrisi kurang adekuat dan asupan cairan, inkontonensia, suplai vaskularisasi buruk atau aliran darah terganggu.

Gejala yang muncul berdasarkan stadium dari luka tekan adalah sebagai beikut :

Strategi Pencegahan Pressure Injury

     Tahap awal dari pengobatan pressure injury adalah mengurangi tekanan dan gesekan pada luka dengan melakukan berbagai tindakan yang bisa dilakukan untuk mencegahnya baik saat merawat di rumah atau di rumah sakit seperti di bawah ini :

1.       Positioning dan reposisi

     Kebutuhan dapat bervariasi antara individu dari satu jam hingga lebih dari dua jam, bisa menggunakan metode clock untuk menentukan jadwal. Bantal dan guling bisa digunakan saat memposisikan, penempatan kaki harus diperhatikan.

2.       Menghilangkan gesekan dan geseran

     Kulit yang terus menerus terkena gesekan harus dilindungi dengan skin barrier atau bantalan pelindung. Berikan masase di area yang menonjol untuk meningkatkan perfusi dan oksigenasi.

3.       Mengurangi tekanan di tumit

     Menggunakan bantal atau busa di bawah kaki yang panjang penuh sepanjang kaki bagian bawah akan membantu menghilangkan tekanan di tumit.

4.       Aktivitas dan mobilisasi

     Mobilisasi dan aktivitas akan mengubah tekanan pada area bantalan berat badan, mengurangi jaringan yang rusak dan meningkatkan sirkulasi, melibatkan fisioterapist.

5.       Support permukaan alas

      Tekanan rendah konstan sesuai kontur tubuh yang mendistribusikan berat badan di area yang lebih luas bisa berbentuk busa, matras, lapisan air atau bantalan gel, idealnya dapat mengurangi tekanan pada area yang menonjol, mengontrol tekanan dalam jaringan, memberikan stabilitas, mengontrol suhu antar permukaan, mengontrol kelembaban pada kulit, biaya murah dan tahan lama.

Mari kita cegah jangan sampai terjadi pressure injury !

REFERENSI :

Amir, Y., Lohrmann, C., Halfens, R. J. G., & Schols, J. M. G. A. (2016). Jurnal Keperawatan Volume 12 No 2, Hal 341 - 350, September 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal 348 Pressure ulcers in four Indonesian hospitals?: prevalence , patient characteristics , ulcer characteristics , prevention and treatment. International Wound Journal, (7), 1– 10. https://doi.org/10.1111/iwj.12580

Emilia, N. L., Yusuf, S., & Astrada, A. (2020). The prevalence of pressure injury in patients with incontinence: Literature review. Enfermeria Clinica, 30 Suppl 2, 449–452. https://doi.org/10.1016/j.enfcli.2019.0 7.135