Senin, 05 September 2022 15:58 WIB

Retinoblastoma

Responsive image
6681
Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Retinoblastoma adalah salah satu jenis kanker mata yang menyerang bagian retina. Retina merupakan jaringan saraf yang terletak di bagian paling belakang mata. Retina terbuat dari sel-sel saraf khusus yang sensitif terhadap cahaya. Sel-sel ini terhubung ke otak dengan saraf optik. Pola cahaya atau objek yang tertangkap retina akan diteruskan oleh saraf optik menuju bagian otak yang dinamakan dengan korteks visual, sehingga kita dapat melihat. Retinoblastoma terjadi ketika sel-sel saraf yang terdapat di retina bermutasi dan membentuk tumor. Sel-sel tersebut juga dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya, termasuk otak dan tulang belakang. Umumnya, penyakit ini dapat menyerang salah satu ataupun kedua bagian mata. Tanda-tanda dan gejala yang paling umum terlihat adalah pupil mata terlihat putih, atau yang disebut juga dengan leukokoria. Retinoblastoma adalah penyakit yang paling umum terjadi pada anak-anak. Sebanyak 90% kasus penyakit ini terdiagnosis pada anak berusia di bawah 4 tahun. Jumlah kejadian penyakit ini pada pasien berjenis kelamin laki-laki dan perempuan sama besarnya. Penyakit ini jarang terjadi pada anak-anak di atas 6 tahun.

Penyebab Retinoblastoma

Retinoblastoma disebabkan oleh perubahan atau mutasi pada gen RB1. Perubahan pada gen ini menyebabkan sel-sel retina tumbuh cepat, tidak terkendali, dan merusak jaringan sekitarnya. Walaupun jarang terjadi, sel-sel kanker mata ini juga bisa menyebar (metastasis) ke organ lain.

Penyebab pasti terjadinya mutasi genetik pada retinoblastoma belum dapat dipastikan. Sekitar 25% dari kasus retinoblastoma diturunkan dengan pola autosomal dominan, yaitu gen yang mengalami kelainan diturunkan oleh salah satu orang tua. Sisanya terjadi secara sporadik dan acak, tidak diturunkan dari orang tua.

Gejala Retinoblastoma

Salah satu gejala awal dan khas dari retinoblastoma adalah munculnya “mata kucing”. Penampakan ini sebenarnya adalah leukokoria, yaitu gambaran bercak putih yang muncul saat mata terpapar sinar. Leukokoria merupakan gambaran tidak normal, karena seharusnya mata akan memancarkan warna kemerahan saat disinari cahaya.

Leukokoria pada retinoblastoma umumnya akan diikuti oleh gejala dan tanda lain, seperti :

1.      Mata juling (strabismus).

2.      Mata merah

3.      Mata bengkak, dan ukuran satu atau kedua bola mata membesar.

4.      Mata terasa nyeri.

5.      Perubahan warna iris pada mata.

6.      Gangguan penglihatan

Kapan Harus ke Dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika anak Anda mengalami gejala-gejala di atas. Deteksi dan penanganan sejak dini diharapkan mampu mencegah perkembangan kanker dan komplikasi yang bisa terjadi.

Jika anak Anda didiagnosis mengalami retinoblastoma, ikuti pengobatan dan anjuran yang diberikan oleh dokter. Penderita retinoblastoma akan menjalani pemeriksaan berkala. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kemajuan terapi dan kondisi anak.

Pemeriksaan Retinoblastoma

Dokter akan melakukan pemeriksaan pada mata dan juga akan menggunakan bantuan alat oftalmoskop untuk melihat lapisan mata yang lebih dalam.

Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa :

1.      Pemindaian dengan USG, OCT (Optical Coherence Tomography), MRI pada mata, atau CT scan pada mata dan tulang, untuk mengetahui lokasi kanker dan penyebarannya.

2.      Tes genetik, untuk mengetahui apakah retinoblastoma diturunkan dari orang tua atau tidak.

Penanganan Retinoblastoma

Semakin cepat terdeteksi dan mendapatkan penanganan, diharapkan hasil pengobatan akan semakin baik. Beberapa pilihan pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi retinoblastoma adalah :

1.      Kemoterapi

Kemoterapi bertujuan untuk membunuh sel kanker dengan menggunakan obat-obatan khusus. Pemberian obat kemoterapi bisa dilakukan dengan penyuntikan langsung ke mata, melalui pembuluh darah, atau diminum.

2.      Terapi Laser (Laser Photocoagulation)

Terapi laser digunakan untuk menghancurkan pembuluh darah yang memasok nutrisi ke tumor sehingga dapat mematikan sel kanker.

3.      Krioterapi

Krioterapi menggunakan cairan nitrogen untuk membekukan sel kanker sebelum diangkat. Krioterapi bisa dilakukan beberapa kali hingga sel kanker hilang seluruhnya.

4.      Radioterapi

Radioterapi adalah pengobatan kanker menggunakan pancaran sinar dengan radiasi tinggi. Radioterapi dapat digunakan untuk mengobati kanker yang sulit diobati, mengecilkan ukuran kanker sebelum operasi, atau membunuh sel-sel kanker yang sudah menyebar ke bagian tubuh lainnya.

5.      Operasi

Operasi dilakukan untuk mengangkat bola mata, sehingga dapat membantu mencegah penyebaran kanker ke bagian tubuh lainnya. Metode ini akan dilakukan jika tumor sudah sangat besar dan sulit ditangani dengan metode lainnya.

 

Referensi :

Ardizal Rahman. 2015. Dilema dalam Penatalaksanaan Retinoblastoma Artikel Penelitian. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang.

Dimaras, H., Corson T. W. 2019. Retinoblastoma, The Visible CNS Tumor : A Review. Journal of Neuroscience Research, 97 (1), pp. 29-44.

American Cancer Society. 2018. Cancer A-Z. What is Retinoblastoma?

Memorial Sloan Kettring Cancer Center. 2020. For Child & Teen Patients. Retinoblastoma.

National Health Service UK. 2018. Health A to Z. Retinoblastoma (Eye Cancer in Children).

National Organization for Rare Disorders. 2017. Rare Disease Database. Retinoblastoma.

Cleveland Clinic. 2015. Disease & Conditions. Retinoblastoma : Management and Treatment.

University Rochester Medical Center. 2020. Encyclopedia. Retinoblastoma in Children.