Selasa, 13 September 2022 15:26 WIB

Mendongeng dengan Membaca Cerita

Responsive image
723
Nyimas Sri Wahyuni, M.Kep,SP,Kep.A - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Mendongeng juga dikenal sebagai membaca nyaring. Membaca nyaring adalah teknik menyampaikan cerita menggunakan media buku dan dilakukan dengan membacanya. Dimana ada yang dibaca (narator), ada yang dibaca (audience) dan ada yang dibaca (buku cerita). Dengan teknik ini, narator dapat duduk di depan penonton, atau jika hanya sekelompok kecil yang terdiri dari  empat atau lima orang, narator dapat duduk di tengah-tengah penonton sehingga mereka dapat berjalan-jalan menghadap narator.

Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan teknik ini adalah jumlah audience yang dapat dijangkau tidak terlalu banyak. Karena jika penonton terlalu besar, narator tidak bisa menjangkau mereka semua, sehingga  tidak bisa melihat buku yang sedang dibaca, baik dalam bentuk gambar maupun tulisan. Terkadang untuk melihat apa yang dibaca penonton, penonton akan  mendekati buku yang dipegang narator, kemudian anak-anak  lain juga akan melihat  sehingga anak-anak lain tidak bisa melihatnya dan  suasana menjadi tidak kondusif. Dalam teknik ini, jika narator telah hafal dan mengetahui isi  buku yang akan dibaca, biasanya dia memegang buku di depannya setinggi mata agar semua orang dapat melihat buku dengan jelas. Tetapi jika narator ragu-ragu dan merasa perlu untuk melihat teks, mereka akan sering memegang buku sedikit ke  kiri atau kanan tubuh mereka untuk melihat ke atas untuk membaca teks.

Cara lain yang juga dapat digunakan jika narator masih ragu-ragu untuk membaca tanpa melihat langsung teksnya, ia dapat menempelkan kata kunci yang memudahkan narator untuk mengingat isi cerita dalam buku leaflet. menempel di punggung buku. Saat membaca buku, narator tidak boleh terobsesi dengan teks cerita yang dibacanya. Narator juga harus mengamati penonton untuk melihat  reaksi mereka terhadap cerita yang dibacakan.

Membaca sebuah cerita dapat dimulai dengan menyebutkan nama pengarang, judul cerita dan secara singkat menyajikan ilustrasi  cerita yang akan dibaca. Untuk anak-anak yang lebih kecil, tentu saja informasi tentang penulis dan judul buku tidak terlalu menarik, tetapi untuk anak yang lebih besar informasi ini juga bisa menarik, karena seiring waktu mereka akan mempelajari gaya dan gaya buku. dan akan meningkat. atau mempertajam ingatan mereka. oleh penulis dan berbagai cerita yang dibuat oleh penulis. Ini pasti akan menambah  pengetahuan mereka tentang buku-buku yang telah mereka baca. Saat membaca sebuah cerita,  jangan terlalu terburu-buru atau tergesa-gesa. Namun jangan terlalu lambat untuk menjadikan membaca kata demi kata seperti mengajari anak membaca.

Membacakan cerita untuk anak dapat mendorong anak untuk senang membaca. Dapat memberikan efek positif dalam meningkatkan kemampuan literasi anak dan mendorong perkembangan literasi pada anak dengan mengenalkan kata-kata dan kemudian kata-kata tersebut digunakan untuk menyusun kalimat.  Mendongeng dengan  buku atau membacakan cerita kepada anak sangat dapat mendorong anak untuk mencintai buku dan senang membaca. Anak-anak dapat berbicara dan mendengarkan sebelum  belajar membaca. Menulis adalah sistem bahasa sekunder yang, ketika mulai membaca, harus dikaitkan dengan bahasa lisan.

 

Referensi:

Hasannah, Rani. (2019). Efektifitas metode mendongeng dalam meningkatkan kemampuan literasi dini anak prasekolah. Psikoborneo. 3:13

Maharani, Dina. (2017). Minat baca anak – anak di Kampoeng Baca Kabupaten Jember. Jurnal Review Pendidikan Dasar. 1: 320-328

Patimah. (2015). Efektifitas metode pembelajaran dongen dalam meningkatkan kemampuan literasi anak pada jenjang usia sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Guru. 2:2

Sumber gambar: orami.co.id

( Doc, Promkes,RSMH)