Terapi nutrisi medis (TNM) sebagai bagian penting tatalaksana DM secara komprehensif, melibatkan tidak hanya dokter dan pasien tetapi juga peranan dari ahli gizi serta peran keluarga. TNM diberikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing dari pasien DM sehingga tercapai target yang tepat untuk pasien.
Prinsip pengaturan makan pada pasien DM hampir sama dengan anjuran makan pada masyarakat umum, yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Penting untuk diperhatikan mengenai keteraturan jadwal makan, jenis dan jumlah kandungan kalori terutama pada mereka yang menggunakan obat yang meningkatkan sekresi insulin atau terapi insulin itu sendiri.
Definisi Diet Rendah Kalori (LCD) dan Diet Sangat Rendah Kalori (VLCD)
Beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan pasien DM, antara lain dengan memperhitungkan kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30 kal/kgBB ideal. Jumlah kebutuhan tersebut ditambah atau dikurangi bergantung pada beberapa faktor yaitu: jenis kelamin, umur, aktivitas, berat badan, dan lain-lain. Perhitungan berat badan ideal dapat dihitung menurut Indeks Massa Tubuh (IMT).
Diet rendah kalori (low calorie diet/LCD) yang juga disebut sebagai diet rendah energi, diet hipokalori, atau restriksi kalori (caloric restriction/CR) adalah suatu pola diet yang merekomendasikan asupan kalori hanya 1000–1500 kkal per hari. Diet rendah kalori merupakan salah satu strategi penurunan berat badan untuk individu dengan kelebihan berat badan atau obesitas yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan metabolisme dan mengurangi risiko gangguan terkait obesitas termasuk pada diabetes mellitus. Meskipun tujuan penurunan berat badan pada sebagian besar intervensi ditetapkan pada target 10%, pada pasien dengan BMI > 35 atau pada mereka dengan BMI > 30 dan pada diabetes mellitus ditetapkan penurunan berat badan 15–20% direkomendasikan untuk mencapai manfaat kesehatan yang substansial. Pola diet rendah kalori terdiri dari fase penurunan berat badan selama 4 – 12 minggu, kemudian diikuti dengan fase stabilisasi berat badan.20
Diet sangat rendah kalori (very low-calorie diet/VLCD) adalah strategi penurunan berat badan yang cepat dengan sumber energi tidak lebih dari 800 kkal/hari. Mekanisme kerja diet sangat rendah kalori sebenarnya hampir sama dengan diet rendah kalori, perbedaannya hanya pada jumlah asupan kalori 300-800 kkal per hari. Biasanya bentuk diet berupa minuman atau makanan terutama protein (70-100 g per hari) untuk menjaga massa otot seperti ikan, daging. Metoda diet ini aman jika diikuti dengan suplemen vitamin dan mineral. Hasil penelitian meta analisis mengenai perbandingan penurunan berat badan pada diet rendah kalori dengan diet sangat rendah kalori didapatkan hasil perbedaan penurunan berat badan sangat sedikit dalam jangka waktu lama (2-5 tahun). Penelitian lainnya membandingkan diet rendah kalori dengan diet sangat rendah kalori selama empat tahun didapatkan penurunan berat badan masing-masing 6,3 kg pada diet rendah kalori dan 7,6 kg pada diet sangat rendah kalori.
Komposisi Diet Rendah Kalori
Komposisi diet rendah kalori (low calorie diet/LCD) didasarkan pada prinsip gizi seimbang (45 – 55% karbohidrat, 15 – 25% protein, dan 25 – 30% lemak), tetapi dengan defisit energi 500 – 800 kkal/hari. LCD dengan kandungan protein yang relatif tinggi dapat memfasilitasi kehilangan berat badan dan mencegahnya naik kembali karena rasa kenyang yang meningkat, adanya fat-free mass/FFM, dan pengeluaran energi berkelanjutan melalui termogenesis teriinduksi diet. Konseling pasca intervensi jangka panjang menunjukkan hanya sepertiga dari pasien yang dapat mempertahankan penurunan berat badan 5%. Seperti yang dibahas kemudian, berat badan kembali (weight regain) adalah masalah umum yang mempengaruhi efektivitas intervensi diet jangka panjang.
Bila dibandingkan dengan LCD, diet kalori sangat rendah (very low-calorie diet/VLCD) adalah strategi penurunan berat badan yang cepat dengan sumber energi tidak lebih dari 800 kkal/hari. Grafik pada gambar 5 menunjukkan bahwa efek perbandingan penurunan berat badan dengan diet sangat rendah kalori dan diet rendah kalori tercapai penurunan yang lebih cepat. Dimana terjadi penurunan berat badan dalam durasi 8 minggu dengan rerata penurunan berat badan 1,6 kg/minggu dengan diet sangat rendah kalori ( 500 kkal/hari) dan penurunan berat badan dalam durasi 17 minggu dengan rerata 0,7 kg/minggu dengan target capaian berat badan yang sama. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa tingkat penurunan berat badan tidak mempengaruhi tingkat berat badan kembali setelah penyelesaian intervensi diet. Namun, karena risiko timbulnya hepatosteatosis, kolelitiasis, dan defisiensi vitamin dan mikroelemen, penggunaan VLCD harus di bawah pengawasan tenaga ahli.
Referensi :
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. PERKENI. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus tipe 2 Dewasa di Indonesia. 2019.
Zubrzycki A, Cierpka-Kmiec K, Kmie Z, Wronska A. The role of low-calorie diets and intermittent fasting in the treatment of obesity and type-2 diabetes. Journal of physiology and pharmacology. 2018;69(5):663-83. doi: 10.26402/jpp.2018.5.02.
\Steven S, Taylor R. Restoring normoglycaemia by use of a very low calorie diet in long- and short-duration Type 2 diabetes. Institute of Cellular Medicine. 2015. doi: 10.1111/dme.12722.
Sanna, S. et al. Causal relationships among the gut microbiome, short-chain fatty acids and metabolic diseases. Nat. Genet. 51, 600–605 (2019).
Robert R Henry, Barry Gumbiner; Benefits and Limitations of Very-Low-Calorie Diet Therapy in Obese NIDDM. Diabetes Care 1 September 1991; 14 (9): 802–823.