Kamis, 07 September 2023 10:05 WIB
Penatalaksanaan Diet Pra dan Paska Bedah
11594
Niken Sulistiyaningsih, SGz - RSUP Fatmawati Jakarta
Pengaruh pembedahan terhadap kondisi paska bedah,tergantung pada:
- Berat ringannya pembedahan
- Keadaan gizi pasien pra bedah
- Pengaruh pembedahan terhadap kemampuan pasien mencerna & mengabsorbsi zat-zat gizi
Setelah pembedahan, terjadi :
- Peningkatan ekskresi natrium (post op 5-7 hari atau lebih)
- Peningkatan ekskresi kalsium (post op besar, trauma kerangka tubuh, lama imobilisasi)
- Demam, meningkatkan kebutuhan energi
- Luka, meningkatkan kebutuhan protein, zat besi dn vitamin C
Tujuan Diet : Mengusahakan status gizi optimal pada saat operasi
Syarat Diet Pra Bedah :
- Energi = Status gizi kurang : 35-40 kal/kg Berat Badan | Baik : 25-35 kal/kg Berat Badan | lebih : 25-35 kal/kg Berat Badan
- Protein = Status Gizi kurang hipoalbumin : 1,5 –2,0 g/kg Berat Badan || Baik/gemuk : 0,8 -1,5 g/kg Berat Badan
- Lemak = Cukup (20-25%). Karbohidrat cukup
- Vitamin & mineral cukup
Jenis Indikasi & Lama Diet
- Bedah Darurat / Cito : tidak diberikan diet tertentu
- Bedah Elektif/ Berencana : Prabedah minor tidak membutuhkan diet khusus, pasien puasa 4-5 jam sebelum pembedahan
- Bedah Elektif/ Berencana : Prabedah mayor (Sal.Cerna) diberikan diet rendah sisa 4-5 hari dengan tahapan : Hari ke-4 prabedah makan lunak. Hari ke-3 prabedah makan saring, Hari ke-2 dan ke-1 formula enteral sisa rendah
- Bedah Elektif/ Berencana ; Prabedah besar diluar sal. Cerna diberikan diet : Formula enteral rendah sisa selama 2-3 hari. Pemberian makanan terakhir 12-18 jam prabedah minum terakhir 8 jam sebelumnya
Diet Pasca Bedah
Tujuan Diet : Mengupayakan status gizi pasien segera kembali normal untuk mempercepat proses penyembuhan & daya tahan tubuh pasien dengan cara :
- Memberikan kebutuhan dasar(cairan, energi, protein)
- Mengganti kehilangan protein, zat besi, & zat gizi lain
- Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
Prinsip Diet Paska Bedah :
- Memberikan makanan secara bertahap mulai bentuk cair, saring, lunak, & biasa.
- Pasca bedah kecil, makanan secepat mungkin kembali seperti biasa
- Pasca bedah besar, makanan diberikan secara berhati-hati disesuaikan dengan kemampuan pasien
Syarat Diet Paska Bedah
- Energi 30-40 kal/kgBerat Badan
- Protein 1-1.8 g/kgBerat Badan
- Lemak cukup 20-25g/kgBerat Badan
- KH, Vit & Mineral cukup
“ Pasien dg penyakit tertentu / dengan keadaan kritis diberikan sesuai dengan penyakitnya “
Jenis Diet
- Diet Paska Bedah makanan cair jernih : air putih / teh manis setelah sadar penuh atau rasa mual hilang, serta ada tanda2 usus sudah mulai bekerja
- Diet Paska Bedah Makanan Cair Kental sirup, sari buah, kaldu jernih, sup, susu, pudding setelah sadar penuh atau rasa mual hilang, serta ada tanda2 usus sudah mulai bekerja air jeruk dan minuman yang mengandung CO2
- Diet Paska Bedah Makanan saring : bubur sumsum Makanan yang tidak dianjurkan adalah yang berbumbu tajam dan minuman yang mengandung CO2
- Diet Paska Bedah Makanan lunak : bubur, Nasi Tim Makanan yang tidak dianjurkan adalah yang berbumbu tajam dan minuman yang mengandung CO2
Diet Pasca-Bedah Lewat Pipa Lambung & Jejunum
Diberikan pada pasien dalam keadaan khusus/ tidak dapat menerima makanan lewat oral seperti
koma, terbakar, gangguan psikis.
- Pipa lambung : Makanan Cair penuh, 250 ml tiap 3 jam saat tidak tidur**
- Jejenum : Makanan Cair Khusus yg tidak memerlukan pencernaan lambung & tidak merangsang jejunum secara mekanis maupun osmosis, diberikan tetes demi tetes perlahan agar tidak terjadi kejang atau diare
Bahan makanan yang tidak dianjurkan
- KH : Beras ketan, roti gandum utuh
- Hewani : Daging berlemak, ikan, ayam yang diolah dengan minyak/santan kental dan diawetkan
- Nabati : Kacang merah, kacang tanah digoreng
- Sayur : Sayuran tinggi serat & bergas seperti kac, panjang, daun singkong, d pepaya, kol, lobak, sawi, nangka muda
- Buah: yang bergas nangka, durian, kedondong, jambu biji, nenas
- Minuman : yang mengandung soda, beralkohol, kopi
- Bumbu merangsang: cuka, merica, cabe
Referensi :
Hartati,et.al. 2019. Penuntun diet dan terapi gizi. Jakarta : EGC