Selasa, 19 Desember 2023 15:47 WIB

Pengaruh Kecerdasan Emosional pada Prestasi Anak

Responsive image
1513
Promosi Kesehatan, Tim Kerja Hukum dan Humas RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Prestasi belajar merupakan pencerminan hasil belajar yang dicapai setelah mengikuti proses belajar mengajar. Oleh karena itu, kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar merupakan puncak dalam proses belajar. Prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor dari dalam itu sendiri salah satunya adalah kecerdasan yang sangat memepengaruhi prestasi belajar siswa dan kercerdasan itu sendiri itu adalah salah satunya adalah kecerdasan emosional.

Dalam sebuah ulasan yang lain mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, pengendalian diri, semangat, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi. Kecerdasan emosional akan mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang dalam kehidupannya. Dalam proses belajar, seorang siswa akan sangat dipengaruhi oleh kecerdasan emosionalnya. Jika siswa dapat mengendalikan dirinya, ia tidak akan terganggu dengan lingkungan sekitarnya, maka ia akan berkonsentrasi pada pelajaran yang sedang dipelajarinya.

Kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati, tidak melebih lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar tidak stres, tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa. Kecerdasan emosional sangat berpengaruh pada kesuksesan hidup seseorang. Kecerdasan emosional berpengaruh pada prestasi belajar dan bekerja seseorang. Kecerdasan emosional membuat siswa bersemangat tinggi dalam belajar.

Menunjuk pada suatu kemampuan untuk memahami perasaan diri masing-masing dan perasaan orang lain, kemampuan untuk memotivasi dirinya dan dalam hubungannya dengan orang lain. Kecerdasan emosional sangat penting dalam proses pembelajaran dan keberhasilan belajar karena bukanlah persoalan intelektual semata tetapi juga emosional. Belajar tidak hanya menyangkut interaksi peserta didik dengan buku-buku pelajaran yang diamati tetapi melibatkan hubungan antara sesama peserta didik dan antara peserta didik dengan guru.

Dari beberapa ulasan di atas mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional merupakan suatu kemampuan untuk memahami perasaan diri dan orang lain, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dalam menghadapi frustasi sehingga beban stres tidak mempengaruhi kemampuan berpikir, serta kemampuan untuk mengelola emosi diri dengan baik dan dalam berhubungan dengan orang lain. Ketidakmampuan memahami dan mengungkapkan emosi dengan baik menyebabkan prestasi akademis seseorang lebih rendah dibanding potensi akademis menurut tes IQ.

Dalam sebuah penelitian mengungkapkan bahwa istilah kecerdasan emosional untuk menjelaskan kualitas emosional yang penting bagi keberhasilan hidup seseorang. Kualitas-kualitas tersebut adalah sebagai berikut :

1.      Empati (kepedulian)

2.      Kemampuan mengungkapkan dan memahami perasaan.

3.      Kemampuan mengendalikan amarah.

4.      Kemandirian

5.      Kemampuan menyesuaikan diri dan disukai.

6.      Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi.

7.      Ketekunan

8.      Kesetiakawanan

9.      Keramahan dan sikap hormat.

Sejalan dengan hal tersebut sebuah ulasan mengungkapkan bahwa ada 5 parameter kecerdasan emosi, yaitu :

1.      Kesadaran diri

a.      Perbaikan dalam mengenali dan merasakan emosinya sendiri.

b.      Lebih mampu memahami penyebab perasaan yang timbul.

c.      Mengenali perbedaan perasaan dengan tindakan.

2.      Mengelola emosi diri.

a.      Toleransi yang lebih tinggi terhadap frustasi dan pengelolaan amarah.

b.      Berkurangnya ejekan verbal, perkelahian dan gangguan di ruang kelas.

c.      Lebih mampu mengungkapkan amarah dengan tepat, tanpa berkelahi.

d.      Berkurangnya larangan masuk sementara dan skorsing.

3.      Memanfaatkan emosi secara produktif.

a.      Lebih bertanggung jawab.

b.      Lebih mampu memusatkan perhatian pada tugas yang dikerjakan dan menaruh perhatian.

c.      Kurang impulsif, lebih menguasai diri.

d.      Nilai pada tes-tes prestasi meningkat.

4.      Empati (membaca emosi).

a.      Lebih mampu menerima sudut pandang orang lain.

b.      Memperbaiki empati dan kepekaan terhadap perasaan orang lain.

c.      Lebih baik dalam mendengarkan orang lain.

5.      Membina hubungan

a.      Meningkatkan kemampuan menganalisis dan memahami hubungan.

b.      Lebih baik dalam menyelesaiakan pertikaian dan merundingkan persengketaan.

c.      Lebih baik dalam menyelesaikan persoalan yang timbul dalam hubungan.

Keterkaitan kecerdasan emosional dengan prestasi belajar tentunya seimbang, dalam sebuah ulasan mengungkapkan bahwa prestasi belajar adalah nilai-nilai yang merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan guru terkait dengan kemajuan prestasi belajar siswa selama waktu tertentu. Keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran banyak bergantung pada kecerdasan yang ada pada dirinya. Salah satunya yaitu kecerdasan emosional. Siswa dapat mencapai prestasi belajar yang baik jika mereka dapat memiliki kecerdasan emosional yang tinggi seperti dapat mengenali dan mengelola emosi, dapat memotivasi diri, berempati dengan orang lain dan membina hubungan dengan orang lain. Siswa yang dapat mengelola emosi dengan baik dapat mengontrol emosinya agar tidak terlalu meluap-luap ketika ada permasalahan. Siswa juga diharapkan dapat memotivasi dirinya sendiri agar dapat memberi semangat kepada dirinya sendiri untuk menambah semangat belajar. Siswa yang dapat mengelola emosinya, jika terjadi masalah pada dirinya, mereka tidak akan berlarut-larut dalam permasalahannya sehingga prestasi yang dicapai juga akan tetap baik.

Keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran banyak bergantung pada kecerdasan yang ada pada dirinya. Salah satunya yaitu kecerdasan emosional. Siswa dapat mencapai prestasi belajar yang baik jika mereka dapat memiliki kecerdasan emosional yang tinggi seperti dapat mengenali dan mengelola emosi, dapat memotivasi diri, berempati dengan orang lain dan membina hubungan dengan orang lain. Siswa yang dapat mengelola emosi dengan baik dapat mengontrol emosinya agar tidak terlalu meluap-luap ketika ada permasalahan. Siswa juga diharapkan dapat memotivasi dirinya sendiri agar dapat memberi semangat kepada dirinya sendiri untuk menambah semangat belajar. Siswa yang dapat mengelola emosinya, jika terjadi masalah pada dirinya, mereka tidak akan berlarut-larut dalam permasalahannya sehingga prestasi yang dicapai juga akan tetap baik.

Sejalan dengan beberapa ulasan di atas, sebuah studi mengungkapkan bahwa anak-anak umumnya lebih cepat menyerap apa saja yang diajarkan kepada mereka. Oleh karena itu, penting bagi setiap orang tua untuk mulai menumbuhkan kecerdasan emosional anak sejak dini. Memupuk kecerdasan emosional sedini mungkin dapat membantu anak lebih siap menghadapi tantangan dalam hidup. Seiring bertambahnya usia, anak akan mampu mengelola situasi rumit dengan pikiran yang rasional dan tenang, bahkan saat sesuatu tidak berjalan sesuai keinginan mereka. Saat mendapatkan tantangan yang sulit pun, mereka tidak akan mudah menyerah atau meninggalkannya. Misalnya, saat kesulitan mengerjakan pekerjaan rumah, seorang anak yang cerdas secara emosional tidak akan menyerah, berusaha mencari jawaban, dan tetap menyelesaikan tugasnya sehingga mendapatkan hasil yang baik.

Anak-anak yang cerdas secara emosional juga dapat dikenali dengan ciri-ciri berikut ini :

1.      Membangun pertemanan dengan mudah.

2.      Memahami atau mengerti maksud dari suatu pembicaraan dengan cepat.

3.      Mudah beradaptasi dengan lingkungan dan orang baru.

4.      Memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

5.      Mengerti cara meminta bantuan dengan baik ke orang lain

Ada beberapa cara yang bisa diterapkan orang tua untuk meningkatkan kecerdasan emosional anak-anak. Misalnya, mengajak anak belajar mengidentifikasi emosi yang mereka rasakan, mengajarkan anak berempati terhadap emosi teman sebayanya, dan membantu anak mengekspresikan emosi dengan cara yang baik.   

Selain IQ, beberapa studi juga mengaitkan EQ dengan pencapaian yang baik dalam pekerjaan, mampu membangun hubungan baik, dan mengatasi stres. Oleh karena itu, peran sebagai orang tua sangat penting dalam membimbing dan membantu anak untuk mengenali dan meningkatkan kecerdasan emosionalnya.

 

Referensi  :

B. Uno, Hamzah. 2006. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran.  Jakarta : Bumi Aksara.

Purwanto, Ngalim. 2014. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : Rosdakarya.

Suryabrata, Sumadi. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta : CV. Rajawali Pers.

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta : Grasindo.

Yesi Ike, Riswan Jaenudin, Ikbal Barlian, Universitas Sriwijaya. Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Siswa Kelas XI di SMK Negeri 5 Palembang Tahun Pelajaran 2015/2016. 140 Jurnal Profit Volume 3, Nomor 2, November 2016.