Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Gangguan metabolik yang terjadi pada diabetes ini bersifat kronis dan memerlukan terapi jangka panjang. Dalam penatalaksanaan diabetes, perubahan gaya hidup menuju pola hidup sehat merupakan hal yang penting dilakukan dalam upaya mencapai pengendalian diabetes. Untuk mencapai perubahan gaya hidup menuju pola hidup sehat ini dibutuhkan edukasi yang berjalan terstruktur dan terus menerus bagi pasien diabetes maupun keluarganya. Berdasarkan konsensus PERKENI bahwa 5 pilar penalaksanaan DM meliputi : edukasi, terapi nutrisi medis, latihan jasmani, terapi farmakologi dan pemantauan glukosa darah sendiri. data yang ada. (Perkeni, 2015).
Maka jelas berdasarkan konsensus tersebut bahwa edukasi memiliki peranan yang penting dalam penatalaksaan DM, kenapa edukasi DM di tempatkan pada empat pertama, karena dengan melakukan edukasi mengenai diabetes melitus, maka pilar ke 2 sampai ke 5 akan mudah di pahami dan di praktekkan oleh diabetisi. Edukasi diabetes adalah suatu proses yang dirancang untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan dukungan kepada individu dengan diabetes atau mereka yang berisiko mengembangkan diabetes, agar mereka dapat mengelola kondisi kesehatan mereka dengan lebih baik. Edukasi diabetes melibatkan informasi tentang penyakit diabetes, cara mengukur dan mengontrol kadar gula darah, manajemen diet, aktivitas fisik, pengelolaan stres, serta pemahaman tentang penggunaan obat-obatan atau insulin (jika diperlukan).
Berikut adalah beberapa komponen penting dari edukasi diabetes:
Pemahaman tentang Diabetes: Penjelasan tentang apa itu diabetes, bagaimana kondisi ini memengaruhi tubuh, dan jenis-jenis diabetes.
Pemantauan Kadar Gula Darah: Instruksi tentang cara mengukur dan memantau kadar gula darah secara teratur.
Diet dan Nutrisi : Panduan mengenai diet sehat, penghitungan karbohidrat, pilihan makanan yang tepat, dan cara mengontrol asupan gula.
Aktivitas Fisik : Informasi tentang pentingnya aktivitas fisik dalam pengelolaan diabetes, serta rekomendasi untuk jenis dan tingkat kegiatan yang sesuai.
Manajemen Berat Badan: Tips tentang cara menjaga atau menurunkan berat badan sesuai kebutuhan individu.
Pengelolaan Stres : Edukasi tentang pentingnya mengelola stres dan teknik-teknik relaksasi.
Penggunaan Obat-obatan dan Insulin (Jika Diperlukan): Instruksi mengenai penggunaan obat-obatan, insulin, atau perangkat medis lainnya, serta pemahaman tentang rencana pengobatan yang telah diresepkan oleh dokter.
Pengelolaan Komplikasi dan Pemantauan Kesehatan: Informasi mengenai potensi komplikasi diabetes, tanda-tanda peringatan, dan pentingnya pemeriksaan kesehatan berkala.
Dukungan Psikososial: Mendukung aspek psikologis dan sosial pengelolaan diabetes, termasuk dukungan dari keluarga dan teman-teman.
Pendidikan Kontinu: Kesempatan untuk pembelajaran dan pembaruan secara berkala seiring perkembangan pengetahuan tentang diabetes.
Edukasi diabetes dapat diberikan oleh tim kesehatan,seperti dokter, perawat, ahli gizi, dan edukator diabetes yang bisa dari diabetisi itu sendiri.
Edukasi diabetes atau pendidikan ini dapat diberikan secara individu atau dalam kelompok dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan serta tingkat pemahaman masing-masing individu. Di Indonesia, edukasi secara individu biasanya dilakukan oleh tim kesehatan berupa konsultasi, seperti konsultasi dengan dokter endokrin atau konsultasi gizi dengan ahli gizi. Pemahaman dan keterlibatan aktif individu dengan diabetes dalam pengelolaan kondisi mereka sendiri merupakan kunci keberhasilan dalam mengelola diabetes dengan baik. Sedangkan bila dilakukan secara kelompok biasanya di beberapa puskesmas di bentuk prolanis (program pengelolaan penyakit kronis) diabetes atau hipertensi atau penyakit degenerative lainnya. Sedangkan di beberapa rumah sakit, biasanya dibentuk unit persadia (Persatuan Diabetes Indonesia). PERSADIA adalah organisasi sosial yang awal terbentuknya didasari jumlah penderita di Indonesia semakin meningkat, maka sejak tahun 1972 terbentuklah beberapa perkumpulan diabetes di beberapa kota besar, anggota perkumpulan tersebut terdiri dari dokter, Perawat, Ahli Gizi dan tenaga profesional lainnya, penderita. Pasien diabetes atau lebih dikenal dengan diabetisi, sangat dianjurkan untuk ikut dalam perkumpulan prolanis atau persadia, karena dengan ikut perkumpulan tersebut diabetisi akan mendapatkan banyak manfaat seperti mendapatkan pengetahuan mengenai diabetes yang benar dari ahlinya, sehingga terhindar dari hoax atau mitos yang beredar dimasyarakat mengenai diabetes, selain itu sesama diabetesi bisa saling tukar pengelaman dan pendapat (Sharing) sehingga diabetes secara mental lebih kuat dalam menghadapai masalah tersebut.
Baik prolanis dan persadia memiliki kegiatan rutin terdiri dari senam, pemeriksaan gula darah dan penyuluhan mengenai diabetes. Akan tetapi kegiatan persadia memiliki ruang lingkup yang lebih luas dari prolanis, kegiatan persadia yang rutin dilakukan biasanya setahun 2 kali yaitu 12 Juli dan 14 November. Kegiatannya seperti lomba gerak jalan, lomba menu gizi seimbang bagi diabetes dan lain lian. Maksud lain dari diadakan lomba tersebut selain untuk pertandingan adalah untuk meningkatkan pengetahuan diabetisi di unit unit persadia rumah sakit atau klinik dan mempererat persadaraan antara dibetisi. Sehingga tampa kita sadari tujuan dari edukasi diabetes dapat tercapai.
Referensi :
Asosiasi Diabetes Indonesia (Persadia): Situs web: https://www.persadia.or.id/
Perkeni (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia): Situs web: https://perkeni.or.id/
International Diabetes Federation (IDF): Situs web: https://www.idf.org/
American Diabetes Association (ADA): Situs web: https://www.diabetes.org/
Sumber gambar : Freepik Premium