Lupus eritematosus sistemik (SLE) adalah penyakit autoimun kronis yang dapat mempengaruhi berbagai organ dalam tubuh. Salah satu komplikasi serius yang dapat terjadi pada pasien SLE adalah penyakit jantung. Penelitian telah menunjukkan bahwa pasien dengan SLE memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami penyakit kardiovaskular (CVD) dan kematian dibandingkan dengan populasi umum.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa faktor risiko tradisional seperti merokok, hipertensi, diabetes, dan dislipidemia tidak sepenuhnya dapat menjelaskan peningkatan risiko aterosklerosis pada pasien dengan SLE. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Esdaile dan rekan-rekan pada tahun 2001 menemukan bahwa faktor risiko tradisional hanya dapat menjelaskan sebagian kecil dari aterosklerosis yang terjadi pada pasien SLE.
Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa peradangan kronis yang terjadi pada SLE juga berperan dalam mempercepat risiko penyakit kardiovaskular. Ross (1999) dan Willerson dan Ridker (2004) menunjukkan bahwa aterosklerosis adalah penyakit inflamasi, di mana peradangan memainkan peran penting dalam perkembangan dan progresinya.
Endotel pembuluh darah adalah lapisan sel yang melapisi dinding dalam pembuluh darah. Fungsi endotel yang sehat sangat penting untuk menjaga kesehatan pembuluh darah dan mencegah pengendapan plak aterosklerosis. Namun, peradangan kronis yang terjadi pada SLE dapat merusak fungsi endotel dan meningkatkan risiko aterosklerosis.
Penelitian telah menunjukkan bahwa pasien dengan SLE memiliki disfungsi endotel yang lebih buruk dibandingkan dengan individu yang tidak memiliki SLE. Lima dan rekan-rekannya (2002) menemukan bahwa fungsi endotel brakial yang merupakan indikator disfungsi endotel secara umum, terganggu pada pasien dengan SLE. Selain itu, penelitian lain juga menunjukkan bahwa pasien dengan SLE memiliki tingkat antibodi dan marka biokimia yang menunjukkan adanya disfungsi endotel.
Selain peradangan, antibodi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh juga dapat berperan dalam perkembangan aterosklerosis pada pasien dengan SLE. Beberapa jenis antibodi seperti antibodi terhadap protein panas syok, antibodi antifosfolipid, dan antibodi terhadap LDL oksidatif telah dikaitkan dengan risiko aterosklerosis yang lebih tinggi pada pasien dengan SLE.
Penelitian telah menunjukkan bahwa pasien dengan SLE memiliki tingkat antibodi terhadap protein panas syok yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang tidak memiliki SLE. Antibodi terhadap protein panas syok dapat merusak sel endotel dan memicu respon inflamasi yang dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah. Selain itu, antibodi antifosfolipid juga telah dikaitkan dengan aterosklerosis pada pasien dengan SLE. Antibodi ini dapat mempengaruhi koagulasi darah dan menginduksi peradangan yang dapat merusak pembuluh darah.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penting untuk melakukan penilaian risiko yang komprehensif pada pasien dengan SLE untuk mengidentifikasi mereka yang berisiko lebih tinggi mengalami penyakit kardiovaskular. Selain mempertimbangkan faktor risiko tradisional, seperti merokok, hipertensi, dan dislipidemia, perlu juga memperhatikan faktor-faktor spesifik SLE, seperti aktivitas penyakit, kerusakan organ, dan keberadaan sindrom antifosfolipid.
Pengelolaan pasien dengan SLE juga harus melibatkan pencegahan dan pengobatan penyakit kardiovaskular. Hal ini meliputi pengendalian faktor risiko tradisional, penggunaan terapi antiinflamasi, dan pengobatan yang tepat untuk mengendalikan peradangan dan kerusakan organ. Selain itu, penting juga untuk melakukan pemantauan rutin terhadap fungsi kardiovaskular dan risiko aterosklerosis melalui pemeriksaan medis dan pemantauan klinis yang tepat.
Dalam kesimpulan, pasien dengan SLE memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami penyakit kardiovaskular dan kematian dibandingkan dengan populasi umum. Faktor risiko tradisional dan peradangan kronis yang terjadi pada SLE dapat mempengaruhi perkembangan aterosklerosis dan kerusakan pembuluh darah. Oleh karena itu, penting untuk melakukan penilaian risiko yang komprehensif dan pengelolaan yang tepat pada pasien dengan SLE guna mencegah terjadinya penyakit kardiovaskular yang serius dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Referensi:
Zeller CB, Appenzeller S. Cardiovascular disease in systemic lupus erythematosus: the role of traditional and lupus related risk factors. Curr Cardiol Rev. 2008 May;4(2):116-22. doi: 10.2174/157340308784245775. PMID: 19936286; PMCID: PMC2779351.
Ajeganova S, Hafström I, Frostegård JPatients with SLE have higher risk of cardiovascular events and mortality in comparison with controls with the same levels of traditional risk factors and intima-media measures, which is related to accumulated disease damage and antiphospholipid syndrome: a case–control study over 10 yearsLupus Science & Medicine 2021;8:e000454. doi: 10.1136/lupus-2020-000454<!--[if supportFields]><![endif]-->
Sumber gambar: canva.com