Makanan cepat saji, yang sering disebut junk food, sudah menjadi bagian dari gaya hidup manusia pada masa kini. Makanan cepat saji sangat digemari masyarakat karena dikemas dan diiklankan secara menarik. Selain itu, makanan ini juga mudah didapat, praktis, dan rasanya enak. Junk food tersedia dalam berbagai jenis produk makanan dan minuman, seperti makanan ringan, minuman bersoda, gorengan, makanan instan, dan pada sebagian besar makanan barat lainnya - pizza, pasta, dan lain-lain. Junk food banyak mengandung gula, garam, lemak jenuh, dan asam lemak trans sehingga kalorinya berlebihan, tetapi nutrisi dan serat makanannya sangat sedikit. Gizi minim yang dimaksud yaitu kurang dari 5% perporsi untuk memenuhi delapan nutrisi utama, diantaranya zat besi, kalori, lemak total, lemak jenuh, kalsium, protein, vitamin A, dan vitamin C. Istilah junk food tidak hanya merujuk pada makanan yang dijual di restoran cepat saji, melainkan segala makanan yang mengandung gizi minim seperti makanan kaleng dan frozen food (ikan kaleng, sosis, nugget), dan masakan yang diolah sendiri serta mengandung lemak tinggi seperti ayam goreng dan kentang goreng Kandungan gizi yang tidak seimbang dalam junk food dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan, yaitu munculnya penyakit yang tidak menular seperti obesitas, hipertensi, hiperlipidemia, asma, gangguan kesehatan mental, dan masih banyak lagi.
Jenis Junk Food
Junk Food dapat dibagi dalam tiga kategori, seperti :
1. Pertama, yang memiliki dampak buruk karena banyak kandungan garam, lemak, dan gula yang tinggi.
2. Kedua, yang tidak memiliki dampak baik ataupun buruk.
3. Ketiga, kategori yang baik dikonsumsi sebagaisumber energi dan kesehatan tubuh.
Dampak Junk Food
Dampak negatif yang bisa ditimbulkan bila seseorang sering mengkonsumsi burger, ayam goreng tepung, dan kentang goreng untuk kesehatan dan mengganggu perkembangan tubuh terutama bagi anak atau remaja. Seperti :
1. Obesitas (Kegemukan)
2. Penyakit Jantung
3. Kanker
4. Kurang Gizi
5. Stroke
6. Menggangu Fokus dan Energi
7. Kecanduan Junk Food
8. Melemahkan Sistem Kekebalan Tubuh
9. Mengalami Penurunan Akademik
10. Diabetes
Pencegahan
Ada banyak cara yang dapat dilakukan masyarakat agar terhindar dari berbagai masalah kesehatan tersebut. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi konsumsi junk food dan memperbanyak konsumsi buah dan sayuran. Mengonsumsi buah dan sayuran sebagai camilan pengganti makanan ringan dapat mengurangi risiko terjadinya gangguan metabolisme karena kalorinya yang cenderung rendah. Di samping itu, konsumsi buah dan sayur dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh karena mengandung banyak vitamin, mineral, antioksidan, dan serat makanan.
1. Memasak Makanan Sehat
Efektif untuk mengurangi konsumsi junk food adalah dengan memasak makanan sehat di rumah. Makanan yang dimasak sendiri merupakan pilihan terbaik dibandingkaan dengan membeli junk food yang dijual di gerai makanan atau restoran siap saji. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa junk food mengandung banyak zat kimia yang akan memberikan dampak negatif bagi tubuh. Dengan memasak di rumah, kita dapat mengontrol bahan masakan agar lebih terjamin dan mengandung gizi yang baik. Dari segi biaya pun, memasak sendiri tentu lebih hemat dan ekonomis dibandingkan dengan membeli junk food yang dijual di gerai makanan atau restoran siap saji. Sehingga memasak makanan di rumah dapat dijadikan salah satu alternatif untuk mengurangi frekuensi anak dalam mengonsumsi junk food.
2. Konsumsi Sayuran dan Buah
Membiasakan anak untuk mengonsumsi sayuran dan buah-buahan guna menjaga kesehatan tubuh Anak-anak atau remaja yang rutin mengonsumsi sayuran dan buah – buahan dalam porsi sedang perharinya bahkan terbukti memiliki minat yang lebih kecil untuk mengonsumsi junk food dibandingkan dengan anak yang tidak mengonsumsi sayur dan buah sama sekali. sayuran dan buah memiliki kandungan vitamin, mineral, antioksidan, dan serat yang dibutuhkan. Kandungan-kandungan tersebut sangat baik untuk menjaga tubuh tetap prima dan menghindari penyakit-penyakit yang menyerang. Karenanya sangat penting untuk membiasakan anak mengosumsi sayuran serta buah-buahan sejak dini.
3. Konsumsi Cukup Air Putih
Memperhatikan asupan cairan yaitu air putih dan membatasi minuman-minuman manis yang dijual dipasaran. Anak dari ketiga partisipan mengonsumsi cukup air putih yakni sekitar 5 - 6 gelas perhari. Dalam keadaan sehat, manusia harus mengonsumsi air putih sekitar 8 - 10 gelas atau dua liter perhari untuk mencukupi cairan didalam tubuh. Air putih juga membantu kelancaran fungsi kognitif seseorang, seperti meningkatkan konsentrasi dan daya ingat. Sehingga upaya ini sangat penting untuk dilakukan agar mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh junk food.
4. Beraktivitas Fisik
Aktivitas fisik sangat penting untuk mengurangi risiko penyakit-penyakit kronis. Penyakit kronis yang dimaksud seperti hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung koroner, kolesterol, stroke, obesitas serta gizi lebih. Aktivitas fisik yang rutin dilakukan akan menjaga tekanan darah tetap stabil, menurunkan berat badan berlebih, menguatkan otot yang digunakan untuk beraktivitas, dan meningkatkan imunitas atau daya tahan tubuh.
5. Membatasi Konsumsi Junk Food
Pengonsumian junk food harus dibatasi dan tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan agar tidak mengalami hambatan pada kesehatan dikemudian hari. Junk food dapat menyebabkan berbagai hambatan kesehatan terlebih apabila dikonsumsi lebih dari dua kali dalam satu minggu secara rutin. Karena seperti yang sudah kita ketahui bahwa junk food yang dikonsumsi secara berlebihan akan menyebabkan berbagai dampak buruk bagi kesehatan.
Referensi:
Sodik, M. A. Fast Food, Junk Food, dan Dampaknya Bagi Kesehatan.
Brata, T. Y. (2015). Perancangan Film Animasi Pendek 3D tentang Dampak Buruk Junk Food (Doctoral Dissertation, Institut Seni Indonesia Yogyakarta).
Saras, T. (2023). Menggali Dampak Junk Food : Membedah Realitas dan Mencari Solusi. Tiram Media.