Selasa, 30 April 2024 12:09 WIB

Penggunaan Cervical Collar (Penyangga leher) pada Nyeri Leher

Responsive image
3586
Rusmini, Amd.OP - RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

Cervical Collar merupakan alat bantu untuk menangani masalah nyeri leher. Rumah Sakit Sardjito menyediakan fasilitas penunjang berupa cervical collar (penyangga leher) bagi para pasien yang memiliki keluhan terhadap nyeri leher. Cervical collar ada dua jenis yaitu soft cervical collar dan hard cervical collar. Fungsi dari cervical collar sebagai penyangga leher, immobilisasi, mencegah komplikasi dan mempertahankan sirkulasi dan pernapasan.

Nyeri leher sering disebabkan oleh gangguan muskuloskeletal yaitu ketegangan dan peregangan otot dan ligamentum sekitar leher. Gejala – gejala nyeri leher antara lain terasa sakit di daerah leher dan kaku, nyeri otot-otot leher, sakit kepala dan migraine. Nyeri bisa menjalar ke bahu, lengan dan tangan disertai keluhan terasa baal atau seperti ditusuk jarum selain itu nyeri juga bisa menjalar ke kepala menyebabkan rasa sakit kepala.

Faktor penyebab nyeri leher sangat banyak seperti postur tubuh, stress, posisi kerja, gerakan statis yang cukup lama, bisa juga terjadi karena trauma (kecelakaan) dan proses degeneratif pada tulang leher. Aktivitas keseharian seperti bekerja di depan meja dengan posisi membungkuk dalam waktu yang lama, mengangkat, mendorong atau membawa barang dengan postur tubuh yang salah dapat memicu terjadinya nyeri leher. Penggunaan soft cervical collar dapat membantu untuk mengurangi spasme pada otot leher. Fraktur cervical (retak/patah pada tulang leher) adalah terpisahnya kontinuitas tulang pada vertebra cervicalis. Penanganan fraktur cervical adalah dengan cara pemasangan hard cervical collar atau penyangga leher yang berfungsi untuk membatasi gerak cervical untuk immobilisasi, mencegah komplikasi dan mempertahankan sirkulasi dan pernapasan.

Cara pemasangan soft cervical collar : pasangakan sisi cekung soft cervical collar di bawah dagu, tarik kedua sisi ke belakang leher, rekatkan perekat di belakang leher (jangan terlalu kuat ataupun terlalu longgar). Pastikan tidak terlalu ketat sehingga aman untuk sirkulasi dan pernapasan tapi membatasi gerakan menoleh ke kanan dan ke kiri, menunduk dan mendongak.

Cara pemasangan hard cervical collar dilakukan dua orang dengan posisi pasien terlentang segaris anatomi tubuh yaitu:

  1. Salah satu orang angkat kepala pasien, yang lain memasukan collar bagian belakang ke belakang leher dengan cara perlahan hingga melewati leher.
  2. Letakan collar bagian depan dengan lekukan berada pada dagu sedikit di dorong kebelakang. Rekatkan kedua sisi perekat pada cervical collar.
  3. Pemasangan jangan terlalu kuat ataupun terlalu longgar.
  4. Pastikan gerakan menoleh ke kanan dan ke kiri, menunduk dan mendongak terbatasi.
  5. Tidak terlalu ketat sehingga aman untuk sirkulasi dan pernapasan.

Perawatan pada cervical collarsoft cervical collar di cuci lapisan luarnya dan untuk hard cervical collar bisa di lap atau di cuci semua lapisan collarnya. Waktu pemakaian cervical collar digunakan selama 1 minggu secara terus menerus siang dan malam dan diubah secara intermitten pada minggu ke 2 atau saat berkendara. Harus diingat bahwa tujuan immobilisasi ini bersifat sementara dan harus dihindari akibatnya yaitu diantaranya berupa atrofi otot serta kontraktur. Jangka waktu 1-2 minggu untuk mengatasi nyeri  cervical non spesifik ( kaku dan nyeri otot-otot bagian leher). Apabila disertai iritasi radiks saraf (nyeri menjalar ke bahu, lengan dan tangan disertai baal atau seperti ditusuk jarum juga sakit kepala ) diperlukan waktu 2-3 bulan.

 

Referensi :

Apriyani, dkk. (2022). Pengaruh Pemasangan Cervical Collar Terhadap Pertolongan Pertama Pada Pasien Kecelakaan dengan FrakturServikal,10,587.https://jmm.ikestmp.ac.id10.52523/maskermedika.v10i1.474

Kudsi,AF. (2015). Factors That Influence Neck Pain Incidence of Computer Operators,2,257.juke.kedokteran.unila.ac.id