Saat ini beken di kalangan anak dan remaja istilah “mager” atau malas gerak. Sehari-hari anak memilih menghabiskan waktu senggang dengan berbaring atau duduk-duduk sambil memainkan gawainya. Padahal mager atau disebut juga pola hidup sedenter ini bisa mendatangkan banyak efek negatif bila keterusan, apalagi ditambah paparan screen time (gawai atau TV) yang berlebihan. Anak dengan pola hidup sedenter akan mudah lelah saat beraktivitas, memiliki kebugaran dan daya tahan yang kurang. Sedangkan paparan screen time yang berlebihan akan mengganggu kemampuan konsentrasi, performa akademik, bahkan mengganggu kemampuan mengelola emosi.
Sebagai orang tua, kita harus jeli untuk mengarahkan anak-anak kita agar memiliki pola hidup yang aktif. Dimulai sejak awal kelahiran melalui aktivitas bermain dan dipertahankan selama masa perkembangan anak menuju dewasa. Bermain memiliki banyak manfaat untuk anak, diantaranya:
Bermain harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan dan kemampuan anak. Misalnya pada anak usia 8 bulan yang baru belajar merangkak, orang tua bisa mengajak anak bermain dengan meletakkan boneka di tempat yang agak jauh, lalu berlomba untuk meraih boneka tersebut. Aktivitas bermain ini, selain penting untuk membangun bonding antara orang tua dan anak, juga merupakan bentuk stimulasi untuk mengoptimalkan perkembangan motorik dan komunikasi.
Bermain bisa dilakukan kapan saja saat si kecil siap, tidak harus menggunakan mainan khusus atau alat yang mahal. Kita bisa menggunakan benda-benda di sekitar kita untuk mengajak anak bermain dan bereksplorasi. Pada anak yang lebih besar, usia 2-3 tahun, bermain diluar rumah bisa menjadi pilihan aktivitas yang menyenangkan. Anak bisa belajar mengayuh sepeda, bermain petak umpet atau lempar tangkap bola. Beragam aktivitas outdoor ini selain melatih kemampuan motorik, juga mengajarkan anak untuk berinteraksi dengan orang-orang diluar keluarga. Anak akan belajar beradaptasi dengan lingkungan baru, memahami aturan sosial, dan belajar sabar untuk antri saat menunggu giliran.
Pada anak yang lebih besar atau remaja, bermain bisa dengan aktivitas yang terstruktur atau berolahraga. Tentu kita semua tau banyak sekali manfaat yang didapatkan jika olahraga ini dilakukan dengan rutin. Jadi, yuuk jangan ditunda lagi. Segera ajak anak-anak kita bermain dan stop mager.
Referensi:
Panduan Aktivitas Fisik untuk Anak dan Remaja: Buku Saku untuk Kader Kesehatan dan Masyarakat Umum. Divisi Alergi Imunologi Anak, FKKMK Universitas Gadjah Mada. 2022.
Bermain yang Seru dan Asyik; Stimulai Sensori Integrasi. Luh Karunia Wahyuni. CV Read Octopus. 2019.