Selasa, 14 Mei 2024 12:05 WIB

Ketahui apa itu Baby Blues, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Responsive image
371
Promosi Kesehatan Tim Kerja Hukum dan Humas RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Baby blues atau dikenal dengan nama lain postpartum blues atau maternity blues terjadi sekitar hari ke-3 setelah lahir sampai sekitar akhir minggu pertama biasanya kembali normal, dan lebih dari 50% wanita mengalami reaksi emosional. Ibu yang melahirkan pertama kali atau primipara cenderung lebih banyak mengalami masalah psikologis masa nifas, antara lain baby blues dikarenakan ibu belum memiliki pengalaman mengasuh anak, hamil dan melahirkan. Perubahan peran menjadi orang tua memiliki pengaruh besar pada ibu yang melahirkan pertama kali sehingga membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Ibu yang mengalami gangguan mental saat postpartum cenderung berinteraksi lebih sedikit dengan bayi mereka, kurang menyusui, kurang bermain dan membaca untuk bayi mereka, akibatnya dampak buruk bisa mempengaruhi pertumbuhan kognitif anak-anak dengan ibu yang mengalami baby blues. Baby blues merupakan situasi psikologis pasca persalinan yang bersifat sementara kerap dialami para ibu baru dengan gejala yang muncul seperti sedih maupaun depresi dihari ketiga atau keempat serta akan segera menghilang dalam 2 mingggu pasca persalinan. Tingkat depresi ringan terdapat kemungkinan muncul gangguan lebih berat akibat adanya perubahan tingkat hormon, serta tanggungjawab baru atas kelahiran bayi dan pengasuhan terhadap bayi.

Ciri-ciri Baby Blues

1.  Perubahan suasana hati ibu seperti menangis, rasa lelah, mudah tersinggung, kebingungan ringan, mudah lupa secara bergantian sukar ditebak keadaan dan suasana hati ibu yang bergantian dan sulit diprediksi.

2.    Pola tidur tidak teratur karena kebutuhan bayi, rasa tidak nyaman atas kelahiran anak, perasaan asing atas lingkungan tempat bersalin.

3.    Kesepian, jauh dari keluarga, terus menyalahkan diri sendiri karenaperubahan suasana hati yang signifikan.

4.    Hilangnya kontrol atas kehidupan akibat ketergantungan dari bayinya.

Faktor yang Mempengaruhi Baby Blues

1.    Biologis, yakni secara fisik terdapat tekanan akibat menurunnya hormon tertentu dalam jumlah banyak dan tiba-tiba, kekurangan cairan, kehilangan sejumlah darah, serta faktor fisik lainnya yang menurunkan stamina ibu.

2.    Psikologis, yakni konflik atas kemampuan seorang perempuan menjadi ibu, kebingungan atas penerimaan serta penolakan terhadap peran baru, masalah komunikasi dengan bayi maupun pasangan.

3.    Sosial, yakni keadaan sosial pada saat bayi dilahirkan, terlebih ketika bayi memerlukan emosional serta finansial lebih.

Pencegahan

1.   Selalu berpikir positif, contohnya saja dengan menanamkan mindset bahwa hamil, melahirkan, dan memiliki seorang anak merupakan karunia dari Tuhan yang harus dijaga. Bahwa realitanya tidak semua perempuan dapat dengan mudah diberikan sebuah kepercayaan oleh Tuhan untuk memiliki anak.

2.    Memperkuat ibadah dengan Tuhan agar mendapatkan ketenangan dalam diri.

3.    Meningkatkan komunikasi baik itu dengan suami ataupun dengan orang-orang terdekatd.

4.  Tanamkan dalam diri bahwa janganlah kekeh untuk berkeinginan menjadi orang tua yang sempurna, karena ketika tidak dapat melakukan segalanya dengan benar maka yang terjadi adalah merasa bersalah. Sehingga sangat diperlukan untuk berpikir dan berharap secara realistis.

5.    Menyempatkan diri untuk berolahraga ringan dengan memfokuskan untuk memperlancar aliran darah bukan untuk membakar kalori hingga mengencangkan otot perut.

6.    Memperbanyak asupan  makanan  yang  mengandung  omega  3,  sebagaimana  sesuai dengan sejumlah penelitian yang telah membuktikan bahwa dengan mengonsumsi asam lemak omega 3 (EPA dan DHA) nyatanya dapat menekan risiko kelahiran prematur dan mencegah terjadinya baby blues pada ibu baru.

7.    Membagi tugas dengan suami dal berbagai hal mengurus anak sehingga dapat dijalankan dengan nyaman dan tidak ada yang merasa keberatan.

8.    Mencari informasi terkait perawatan bayi dan parenting.

 

Referensi       :

Verda, N. K., & Nuraidha, A. 2022. Strategi Coping pada Ibu Pasca Persalinan untuk Mengantisipasi Terjadinya Baby Blues. Jurnal Sudut Pandang, 2(12), 98-103.

Sasmita, I., Santy, I., Abdullah, F., Fujiko, M., & Azis, U. 2024. Narrative Review : Karakteristik dan Prevelensi Baby Blues Syndrome. Jurnal Pendidikan Tambusai, 8(1), 11038-11057.

Harianti, T. D., Syauki, S., Aman, A., Isra, N., & Ananda, F. 2024. Angka Kejadian dan Karakteristik Baby Blues. Jurnal Pendidikan Tambusai, 8(1), 10931-10946.

Rahayu, D. E. 2020. Efektifitas Terapi Musik Terhadap Pencegahan Postpartum Blues pada Ibu PrimiparaJournal for Quality in Women's Health3(2), 253-257.

Januarsih, J., Kirana, R., & Rizani, A. 2023. Senam Nifas sebagai Upaya Preventif Terjadinya Baby Blues di Wilayah Puskesmas Hantakan. J-ABDI : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 3(6), 1205-1212.