Pingsan, juga dikenal sebagai sinkop, adalah kondisi di mana seseorang tiba-tiba kehilangan kesadaran karena otak tidak mendapat suplai yang cukup. Pingsan ditandai dengan onset yang tiba-tiba, durasi yang pendek, dan pemulihan kesadaran kembali yang spontan. Pingsan dapat disebabkan oleh penyebab ringan, antara lain kepanasan, kekurangan cairan, keringat berlebih, kelelahan, atau terkumpulnya darah di kaki karena perubahan posisi dari duduk/tidur ke berdiri. Tetapi, pingsan juga dapat disebabkan oleh penyebab yang berbahaya, seperti gangguan sistem saraf pusat atau penyakit jantung. Studi yang dipublikasikan pada Scandinavian Cardiovascular Journal oleh Wisten dan kolega, menemukan bahwa pingsan menjadi salah satu gejala dari henti jantung mendadak. Artikel ini akan berfokus dan membahas lebih lanjut mengenai bagaimana penyakit jantung dapat menjadi penyebab pingsan.
Penyebab pingsan pada penyakit jantung
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan pingsan pada penyakit jantung antara lain gangguan irama jantung, penyempitan pembuluh darah, gangguan katup jantung, penyumbatan pembuluh darah jantung, dan kelainan struktural jantung.
1. Gangguan irama jantung (Aritmia)
Aritmia adalah kondisi ketidaknormalan pada detak jantung yang dapat mengganggu aliran darah normal ke seluruh tubuh. Studi yang dipublikasikan pada European Heart Journal oleh Brignole dan kolega mengungkapkan bahwa aritmia jantung dapat menyebabkan pingsan yang seringkali tidak terduga. Beberapa jenis aritmia, seperti fibrilasi atrium atau bradikardia, dapat menyebabkan pingsan. Fibrilasi atrium adalah kondisi ketika serambi jantung berdetak secara tidak teratur dan tidak efisien, sedangkan bradikardia adalah kondisi ketika detak jantung menjadi terlalu lambat. Kondisi ini dapat mengganggu aliran darah yang cukup ke otak dan menyebabkan pingsan.
2. Gangguan katup jantung
Katup jantung berfungsi mengendalikan darah di dalam jantung. Jika terjadi kerusakan pada katup jantung, aliran darah dapat terganggu dan menyebabkan pingsan. Beberapa kelainan katup yang dapat menjadi penyebab pingsan adalah kakunya katup aorta, yaitu katup antara bilik jantung kiri ke seluruh tubuh, atau kakunya katup mitral, yaitu katup antara serambi jantung kiri dan bilik jantung kiri. Kondisi kakunya katup ini dapat mengurangi aliran darah ke otak dan menjadi penyebab pingsan.
3. Penyumbatan pembuluh darah jantung
Penyumbatan pembuluh darah jantung atau pembuluh darah koroner melibatkan penyempitan pembuluh darah yang memasok darah ke jantung. Studi yang dipublikasikan pada American Journal of Emergency Medicine oleh Olde Nordkamp dan kolega menunjukkan bahwa penyakit jantung koroner adalah penyebab pingsan yang signifikan pada populasi usia lanjut. Studi yang dipublikasikan oleh Moya dan kolega pada European Heart Journal menemukan bahwa pingsan yang disebabkan oleh serangan jantung akibat penyumbatan dapat memiliki prognosis lebih buruk dibandingkan pinsgan yang disebabkan oleh penyebab non-jantung.
4. Kelainan struktural jantung
Kelainan struktural jantung, termasuk penyakit jantung bawaan, juga dapat menjadi penyebab pingsan. Kelainan struktural ini dapat mengganggu aliran darah yang normal dan menyebabkan pingsan pada individu yang terkena. Penelitian yang dipublikasikan oleh Khairy dan kolega pada Canadian Journal of Cardiology menunjukkan bahwa pingsan pada anak-anak dengan penyakit jantung bawaan dapat berhubungan dengan penyempitan saluran keluar jantung.
Karakteristik pingsan yang disebabkan kelainan jantung
Pingsan yang disebabkan kelainan pada jantung adalah pingsan yang berbahaya, karena dapat mengancam nyawa. Beberapa karakteristik pingsan yang mengindikasikan kelainan jantung adalah:
Pingsan saat melakukan aktivitas fisik atau saat berbaring
Pingsan yang didahului perasaan berdebar yang tiba-tiba
Riwayat kematian mendadak pada usia muda dengan sebab yang tidak jelas di keluarga
Riwayat memiliki gangguan struktur jantung atau penyakit jantung koroner
Apa yang akan dilakukan oleh dokter?
Bila Anda dicurigai mengalami pingsan akibat jantung, maka dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan. Selain wawancara untuk mengetahui karakteristik pingsan serta riwayat penyakit Anda sebelumnya, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan tambahan, seperti elektrokardiografi (EKG) atau rekam jantung, Ekokardiografi atau ultrasonografi (USG) jantung, dan pada beberapa kasus mungkin diperlukan studi kelistrikan jantung atau pemasangan perekam listrik implan
Pengobatan dan Pencegahan
Pengobatan dan pencegahan pingsan akibat penyakit jantung bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Setelah dilakukan evaluasi menyeluruh oleh tenaga medis, pengobatan yang disesuaikan dengan kondisi pasien dapat direkomendasikan. Beberapa metode pengobatan yang mungkin dilakukan antara lain:
Penggunaan obat-obatan: Dokter dapat meresepkan obat-obatan untuk mengatasi masalah jantung yang menyebabkan pingsan.
Perubahan gaya hidup: Mengadopsi gaya hidup sehat, seperti menjaga pola makan seimbang dan rutin berolahraga, dapat membantu menjaga kesehatan jantung.
Intervensi bedah: Pada beberapa kasus, intervensi bedah mungkin diperlukan untuk memperbaiki kelainan pada jantung yang menyebabkan pingsan.
Selain pengobatan medis, pencegahan pingsan akibat penyakit jantung juga penting. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terjadinya pingsan antara lain:
Menghindari kekurangan cairan: Pastikan diri Anda cukup minum untuk mencegah dehidrasi yang dapat menyebabkan penurunan tekanan darah.
Mengonsumsi makanan sehat: Menjaga pola makan yang seimbang dan kaya nutrisi dapat mendukung kesehatan jantung Anda.
Mengelola stres: Teknik manajemen stres, seperti meditasi atau yoga, dapat membantu menjaga detak jantung tetap stabil dan mencegah pingsan.
Mematuhi pengobatan: Jika Anda diresepkan obat-obatan untuk masalah jantung, penting untuk mengonsumsi obat sesuai petunjuk dokter.
Pingsan adalah kondisi kehilangan kesadaran yang sementara akibat penurunan aliran darah ke otak. Penyakit jantung dapat menjadi salah satu penyebab pingsan, seperti aritmia, gangguan katup jantung, penyumbatan pembuluh darah jantung, atau kelainan struktural jantung. Pingsan akibat penyakit jantung memiliki karakteristik tertentu yang membedakannya dari pingsan yang disebabkan oleh faktor lain. Pengobatan dan pencegahan pingsan akibat penyakit jantung dapat dilakukan melalui penggunaan obat-obatan, perubahan gaya hidup, dan intervensi bedah. Menghindari kekurangan cairan, mengonsumsi makanan sehat, mengelola stres, dan mematuhi pengobatan juga dapat membantu mencegah terjadinya pingsan. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan evaluasi dan penanganan yang tepat jika Anda mengalami pingsan yang berhubungan dengan penyakit jantung.
Referensi:
Brignole, M., Moya, A., de Lange, F. J., Deharo, J. C., Elliott, P. M., Fanciulli, A., et al (2018). 2018 ESC Guidelines for the diagnosis and management of syncope. European Heart Journal, 39(21), 1883-1948.
Khairy, P., Van Hare, G. F., Balaji, S., Berul, C. I., Cecchin, F., Cohen, M. I., et al. (2014). PACES/HRS expert consensus statement on the recognition and management of arrhythmias in adult congenital heart disease: developed in partnership between the Pediatric and Congenital Electrophysiology Society (PACES) and the Heart Rhythm Society. European Heart Journal, 30(10), 1-63
Moya, A., Sutton, R., Ammirati, F., Blanc, J. J., Brignole, M., Dahm, J. B., et al. G. (2019). Guidelines for the diagnosis and management of syncope (version 2009). European heart journal, 30(21), 2631-2671.
Olde Nordkamp, L. R., van Dijk, N., Ganzeboom, K. S., Reitsma, J. B., Luitse, J. S., Dekker, L. R.,et al. (2018). Syncope prevalence in the ED compared to general practice and population: a strong selection process. American Journal of Emergency Medicine, 36(9), 1642-1646.
Sumber gambar: canva.com