Keteraturan pola tidur, pola makan dan pola BAB(Buang Air Besar) pada bayi sangat penting. Pada teori perkembangan awal, jika pola-pola tersebut belum teratur secara optimal, biasanya akan terselesaikan di usia 6 bulan pertama. Fase ini merupakan fase yang kritis, dimana jika seorang bayi berhasil melewatinya merupakan bekal untuk berhasil beradaptasi terhadap lingkungan pada fase tumbuh kembang berikutnya. Bayi yang menunjukkan gangguan pada siklus tidur, siklus makan, dan sering rewel tampak lebih jelas pada usia balita dan anak anak. Pada tahap selanjutnya anak akan mengalami gangguan atensi/perhatian, kesulitan memproses sensori, sulit beradaptasi pada perubahan, sering rewel tanpa sebab yang jelas, dan anak menjadi sensitif yang biasanya berujung pada keadaan anak sangat mudah cemas.
Pola tidur yang teratur atau seimbang pada siklus waktu kapan saat mengantuk, bangun tidur, merasa lapar, merasa kenyang merupakan salah satu indikator bagusnya perkembangan sensorik bayi. Bayi mampu menguasai cara “merasakan” tubuhnya. Sehingga bayi paham bagaimana cara menenangkan diri ( tidak mudah rewel), cara merespon emosi yang tampaknya akan lebih nyata pada anak tertarik pada apapun benda untuk dijadikan mainan, mudah tertarik pada hal hal yang terjadi di lingkungan sekitar, tidak cuek. Bayi tau cara membaca sinyal yang berupa gerak tubuh ataupun suara (jawa : di liling).
Mekanisme kemampuan mengatur diri pada bayi akan bertumbuh dan berkembang optimal sampai usia 2 tahun pertama. Sehingga sangat penting sekali di momen ini untuk membangun kedekatan emosi dan kemelekatan/bonding melalui komunikasi suara ataupun sentuhan. Jika fase ini di sadari lalu di istimewakan , orang tua dan pengasuh akan menghindari “screen time”sepenuhnya dan lebih memilih untuk meluangkan banyak-banyak waktu untuk berinteraksi pada bayi dan anak. Interaksi akan memperkaya pengalaman anak untuk mengenal sensorik (rasa) dan koordinasi gerak yang sederhana. Misalnya gerakan dan sentuhan tersebut bisa di kenalkan saat aktifitas mandi dan pakai baju, sekaligus stimulasi pendengaran dan penglihatan. Bayi juga belajar menenangkan diri ketika aktifitas menyusu, memegang jari orang tua atau mendengarkan suara yang menyenangkan.
Ada beberapa hal yang bisa di terapkan untuk membantu mengatasi anak dengan gangguan pola tidur yang bisa dilakukan orang tua atau pengasuh
Referensi:
Domenici M. Romero et all.2023. Sleep Disorders in Low-Risk Preterm Infants and Toddlers. Journal of Personalized Medicine. https://doi.org/10.3390/jpm13071091
Daphna Yasopha et all. 2017. Sleep Disturbances in Newborns. MDPI Children Journal. doi: 10.3390/children4100090
Michael O Ogundele. Chinnainaiah Yemula. 2022. Management of Sleep Disorders among Children and Adolescents with Neurodevelopmental Disorders: A Practical Guide for Clinicians. National Library of Medicine. DOI: 10.5409/wjcp.v11.i3.239
Abdullah Al-Shamrani and Adel S. Alharbi. 2020. Diagnosis and Management of Childhood Sleep-disordered Breathing. Saudi Medicine Journal. doi: 10.15537/smj.2020.9.25262