Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan keadaan dimana seseorang menderita ketidak seimbangan asupan gizi (energi dan protein) yang berlangsung menahun. Status Kekurangan Energi Kronis (KEK) sebelum kehamilan dalam jangka panjang dan selama kehamilan akan menyebabkan ibu melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah. Pada waktu hamil gizi sangat penting untuk pertumbuhan janin yang dikandung. Gizi ibu hamil yang baik diperlukan agar pertumbuhan janin berjalan pesat dan tidak mengalami hambatan. Ibu hamil dengan keadaan kurang gizi yang kronis, mempunyai risiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), kematian saat persalinan, perdarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan. Di samping itu, akan mengakibatkan anemia pada bayi baru lahir, mudah terinfeksi, abortus, dan terhambatnya pertumbuhan otak janin. Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indikator dalam mengukur status gizi masyarakat. Jika masukan gizi untuk ibu hamil dari makanan tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi defisiensi zat gizi. Kekurangan zat gizi dan rendahnya derajat kesehatan ibu hamil masih sangat rawan, hal ini ditandai masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) yang disebabkan oleh perdarahan karena anemia dan Kekurangan Energi Kronik (KEK) selama masa kehamilan.
Faktor Penyebab Ibu Hamil Kurang Energi Kronis
1. Faktor Pendapatan Keluarga
Masyarakat makin lama makin tumbuh dan kompleks. Sedikit sekali di antara kita yang menanam makan kita sendiri. Banyak makanan yang harus dibeli dari pasar. Perilaku konsumsi makan merupakan refleksi dariinteraksi antara faktor ekonomi dengan faktor sosial budaya. Faktor ekonomi berhubungan dengan tingkat pendapatan dan melahirkan daya beli seseorang atau sekelompok orang apabila tingkat pendapatan tersebut seimbang dengan jumlah anggota keluarga yang menjadi bebannya. Besarnya suatu keluarga serta komposisi dari suatu keluarga dan tingkat pendapatan keluarga berasosiasi dengan kualitas dan kuantias diet yang berlaku di dalam keluarga.
2. Faktor Pendidikan Ibu
Pemilihan makanan dan kebiasaan diet dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap terhadap makanan dan praktek-praktek pengetahuan tentang nutrisi melandasi pemilihan makanan. Pendidikan formal dari ibu rumah tangga sering kali mempunyai asosiasi yang positif dengan pengembangan pola-pola konsumsi makanan dalam keluarga. Usaha-usaha untuk memilih makanan yang bernilai nutrisi makin meningkat, ibu-ibu rumah tangga yang mempunyai pengetahuan nutrisi akan memilih makanan yang lebih bergizi dari pada yang kurang bergizi.
3. Faktor Umur Ibu
Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua mengakibatkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. Pada ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) dapat terjadi kompetisi makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan. Umur ibu dalam kehamilan yang sekarang diukur dengan umur yang ? 20 tahun, 21-35 tahun, >35 tahun.
4. Faktor Paritis
Paritas adalah berapa kali seorang ibu telah melahirkan. Dalam hal ini ibu dikatakan terlalu banyak melahirkan adalah lebih dari 3 kali. Untuk paritas yang paling baik adalah 2 kali. Jarak melahirkan yang terlalu dekat akan menyebabkan kualitas janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu, ibu tidak memperoleh kesempatan untuk memperbaiki tubuhnya sendiri karena ibu memerlukan energi yang cukup untuk memulihkan keadaan setelah melahirkan anaknya.
5. Faktor Pola Konsumsi Makanan
Upaya mencapai status gizi masyarakat yang baik atau optimal dimulai dengan penyediaan pangan yang cukup. Pola konsumsi ini juga dapat mempengaruhi status kesehatan ibu, dimana pola konsumsi yang kurang baik dapat menimbulkan suatu gangguan kesehatan atau penyakit pada ibu. Jumlah pola konsumsi makanan selama 1 hari dalam makanan diukur dengan baik jika makan dengan porsi 4 sehat 5 sempurna.
6. Faktor Riwayat Penyakit Insfeksi Sebeum Hamil
Riwayat Penyakit sebelum hamil dapat bertindak sebagai pemula terjadinya kurang gizi sebagai akibat menurunnya nafsu makan, adanya gangguan penyerapan dalam saluran pencernaan atau peningkatan kebutuhan zat gizi oleh adanya penyakit. Kaitan penyakit dengan keadaan gizi kurang merupakan hubungan timbal balik, yaitu hubungan sebab akibat. Penyakit dapat memperburuk keadaan gizi dan keadaan gizi yang jelek dapat mempermudah penyakit yang umumnya terkait dengan masalah gizi antara lain diare, tuberculosis, lambung, tipes dan DM.
Penyebab
Kekurangan energi kronis pada ibu hamil dapat berakibat pada ibu maupun janin yang di kandungnya. Pada ibu menyebabkan risiko terjadinya anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, terkena penyakit infeksi, dan menjadi penyebab tidak langsung kematian ibu, sedangkan pengaruh kekurangan energi kronis terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), serta pendarahan. Terhadap janin dapat menimbulkan keguguran atau abotus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Penyebab ibu hamil mengalami kekurangan energi kronis karena akibat dari ketidak seimbangan antara asupan untuk pemenuhan kebutuhan dan pengeluaran energi. Ibu hamil mengalami kekurangan energi kronis dapat terganggu kesehatannya dan juga dapat berpengaruh pada kondisi janinnya. Beberapa faktor penyebab terjadinya kekurangan energi kronis karena kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang gizi, jumlah asupan energi, beban kerja ibu hamil, status ekonomi dan penyakit atu infeksi.
Penanganan
Penanganan kekurangan energi kronis dapat dilakukan dengan cara pemberian pengetahuan seperti melalui media audio visual dan booklet yang bertujuan untuk memberikan penngetahuan terhadap ibu hamil tentang gizi seimbang. Media audio visual dan booklet dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dalam pencegahan kekurangan energi kronis sehingga mendapatkan pengetahuan yang baik. Melalui media audio visual dan booklet bertujuan untuk memberikan informasi dengan menggunakan unsur suara, gambar dan juga mengandung bacaan yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, film, slide dan lain-lain. Kemampuan media audio visual dan booklet dianggap lebih baik dan menarik karena mengandung kedua unsur jenis media yang menggunakan dua panca indra yaitu melihat dan mendengar. Ada beberapa manfaat yang terdapat pada media pembelajaran, yaitu memudahkan seseorang mengingat Media visual memiliki hubungan antara visualisasi gambar dengan fikiran, penggunaan gambar juga dapat membuat seseorang lebih fokus, karena gambar dapat memusatkan perhatian dan dambar dapat mempengaruhi gairah dan emosional pembaca, selain itu juga menambah kreatifitas. Maka dari pada itu, media audiovisual dan booklet sangat berpengaruh terhadap pengetahuan ibu hamil.
Referensi :
Suryani, S., Nurti, T., Heryani, N., & Rihadatul‘Aisy, R. 2022. Efektivitas Media Audiovisual dan Booklet Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil tentang Gizi dalam Pencegahan Kekurangan Energi Kronis. Nursing Care and Health Technology Journal (NCHAT), 2(1), 48-54.
Paramata, Y., & Sandalayuk, M. 2019. Kurang Energi Kronis pada Wanita Usia Subur di Wilayah Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Gorontalo Journal of Public Health, 2(1), 120-125.
Fitrianingtyas, I., Pertiwi, F. D., & Rachmania, W. 2018. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di Puskesmas Warung Jambu Kota Bogor. HEARTY : Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6 (2).
Muliawati, S. 2013. Faktor Penyebab Ibu Hamil Kurang Energi Kronis di Puskesmas Sambi Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali Tahun 2012. Infokes : Jurnal Ilmiah Rekam Medis dan Informatika Kesehatan, 3(3).