Selasa, 28 Mei 2024 13:20 WIB

Mengenal Tukak Lambung dan Penanganannya

Responsive image
2236
Promosi Kesehatan, Tim Kerja Hukum dan Humas RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Tukak lambung atau Peptic Ulcer Disease (PUD) merupakan suatu penyakit pada saluran pencernaan yang ditunjukkan dengan terjadinya kerusakan mukosa lambung yang dapat disebabkan oleh sekresi asam lambung berlebih, infeksi Helicobacteria pylori maupun produksi prostaglandin berkurang. Tukak lambung dapat diakibatkan oleh adanya ketidakseimbangan faktor pengiritasi epitel gaster dengan mekanisme pertahanan mukosa lambung. Epitel gaster mengalami infeksi yang dapat diakibatkan oleh dua faktor yaitu faktor perusak endogen dan eksogen. Perusak endogen meliputi asam (HCl), pepsinogen/pepsin, dan garam empedu. Sedangkan faktor perusak eksogen dalah faktor yang berasal dari konsumsi obat-obatan, alkohol, dan bakteri. Infeksi dari bakteri Helicobacter pylori merupakan penyebab utama dari penyakit tukak peptik, selain itu efek samping daripenggunaan obat-obatan seperti NSAID bisa ditandai dengan gejala perut terasa perih, mual dan muntah. Penyakit tukak lambung muncul dengan gejala gastrointestinal yang mirip dengan dispepsia dan sulit dibedakan secara klinis. Penyakit ini dapat berpotensi menjadi komplikasi yang serius seperti pendarahan atau perforasi (terbentuknya lubang pada dinding lambung) dengan resiko kematian yang tinggi.

Faktor Penyebab Tukak Lambung

Penyakit tukak lambung atau ulkus lambung atau tukak dalam istilah kedokteran disebut dyspepsia merupakan luka pada lambung berupa peradangan atau iritasi mukosa lambung atau infiltrasi dinding lambung. Beberapa faktor yang menyebabkan penyakit tukak lambung :

1.    Faktor konstitusi atau pembawaan, yaitu suatu gen yang diturunkan secara autosomal.

2.    Faktor lingkungan, yaitu rangsangan dan kehilangan sel epitel secara terus-menerus oleh zat-zat tajam seperti alkohol, rokok, obat-obatan tertentu yang diminum secara terus-menerus danmakanan yang mengiritasi mukosa lambung. Selain itu dapat juga disebabkan oleh serangan pada mukosa lambung karena sekresi asam hidroklorida yang berlebihan.

3.    Faktor bakteri, yaitu bakteri berbentuk spiral dan tahan hidup di lambung manusia (helicobacter pylori).

4.    Faktor efek samping obat (tasminatun), Pemakaian obat-obatan tertentu dalam jangka panjang beresiko mengakibatkan penyakit tukak lambung karena obat-obat tersebut mengiritasi dinding lambung dan menyebabkan mukosa pelindung lambung menjadi tipis sehingga lebih mudah terluka.

5.    Faktor sosial, yaitu situasi yang penuh stres psikologis. Suatu pengamatan terhadap seorang pasien yang menderita fistula pada lambungnya sehingga perubahan-perubahan pada lambung dapat diamati, ternyata mengalami peningkatan produksi asam lambung saat dihadapkan pada situasi yang menegangkan yang menimbulkan perasaan cemas

Tanda Gejala Klinis

1.    Dispepsia, gejala penyakit pencernaan yang menimbulkan ketidaknyamanan diperut seperti nyeri ulu hati, sendawa, mual, muntah, kembung, nyeri seperti terbakar, serta rasa penuh di ulu hati setelah makan dan cepat merasakan kenyang.

2.    Nyeri, muncul 30-90 menit setelah makan, pada tukak duodenum nyeri muncul 2-3 jam setelah makan.

3.    Nyeri abnormal umumnya digambarkan nyeri serasa terbakar dan merupakan rasa tidak nyaman tidak jelas dan membingungkan, perut merasakan penuh atau kadang muncul gejala kram.

4.    Nyeri epigastrium seperti rasa digerogoti, panas terbakar, atau pegal, bertambah berat pada malam hari dan 1 hingga 3 jam sesudah makan. Terjadi gejala nausea, vomitus, kembung, sering bersendawa dan penurunan berat badan, komplikasinya meliputi anemia, pendarahan, perforasi, dan obstruksi.

Diagnosis Penyakit

Penyakit tukak lambung dapat didiagnosa menggunakan endoskopi atau dengan contrast radiographyun barium untuk melihat lubang ulkus. Bila pasien dengan usia muda terdiagnosis tukak lambung dan tidak ditemukan gejala yang mengkhawatirkan, dapat dipastikan penyebabnya ialah infeksi Helicobacter pylori, tetapi untuk pasien diatas usia 50 tahun endoskopi sangat berguna untuk menentukan penyebab ulkus lambung. Tanda-tanda yang mengarah ke keganasan penyakit atau komplikasi usus yakni Hb turun, status nutrisi jelek, muntah darah dan berak darah. Selain dengan endokopi infeksi Helicobacter pylori dapat didiagnosis dengan deteksi urease, breath urease test dan stool test untuk mendeteksi antigen yang spesifik. Tes hematokrit, hemaglobin dan feses guaiac dilakukan untuk mendeteksi ketika terjadi pendarahan. Untuk diagnosis infeksi Helicobacter pylori dapat melakukan tes endoskopi atau non endoskopi (urea breath test), deteksi antibodi serologis dan antigen tinja.

Penanganan

1.    Farmakologis

Pada pasien yang positif Helicobacter pylori dan tukak yang aktif, pengobatan bertujuan untuk memberantas penyebab dan menyembuhkan penyakit. Melakukan pemantauan pada pasien dengan gejala sakit tukak, efek samping obat yang potensial dan timbulnya interaksi obat. Rasa sakit tukak biasanya hilang dalam beberapa hari ketika penggunaan NSAID dihentikan, lalu terapi anti tukak dimulai. Pasien dengan tukak peptik tanpa komplikasi biasanya tidak ada gejala setelah diberikan terapi anti tukak yang direkomendasikan dari regimen.

2.    Non farmakologi

Pasien tukak peptik harus menghindari cemas, stress, merokok serta konsumsi obat NSAID yang berkepanjangan diantaranya aspirin. Meskipun tidak perlu melakukan diet khusus tetapi pasien wajib mencegah makanan dan minuman yang mengakibatkan dispepsia atau bisa memperburuk gejala tukak (contoh makanan pedas, mengandung kafein, dan alkohol). Operasi elektif (tindakan bedah dilakukan pada pasien apabila kondisinya baik, bukan pasien gawat dan darurat) ini jarang dilakukan tetapi operasi darurat dapat dilakukan jika terjadi pendarahan, perforasi atau obstruksi.

 

Referensi :

Subekti, T., & Utami, M. S. 2011. Metode Relaksasi untuk Menurunkan Stres dan Keluhan Tukak Lambung pada Penderita Tukak Lambung Kronis. Jurnal Psikologi, 38(2), 147-163.

Samiasih, A. 2023. Proses Terjadinya Tukak Lambung dan Pencegahannya.

Parhan, P., & Gulo, A. Y. 2019. Pengaruh Kecepatan Pembentukan Tukak Lambung Terhadap Pemberian Berbagai Golongan Nsaid pada Tikus Jantan. Jurnal Farmasimed (JFM), 1(2), 8-17.

Mawartika, Y. E. B. 2021. Implementasi Metode Case Based R easoning untuk Mendiagnosa Penyakit Lambung. Jurnal Ilmiah Binary STMIK Bina Nusantara Jaya Lubuklinggau, 3(2), 39-46.