Selasa, 11 Juni 2024 10:52 WIB

Konsumsi Minyak Kelapa Menurunkan Resiko Penyakit Jantung

Responsive image
727
dr. Andrian Prasetya Wicaksono - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta

Minyak kelapa adalah minyak yang diekstrak dari daging kelapa. Minyak ini diperoleh melalui proses pengepresan atau ekstraksi dari kopra (daging kelapa yang telah dikeringkan) atau dari daging kelapa segar. Minyak kelapa memiliki berbagai kegunaan dan sifat yang membuatnya populer dalam berbagai bidang, termasuk kuliner, perawatan tubuh, dan industri.

Berikut beberapa informasi mengenai minyak kelapa:

1.      Kandungan Nutrisi: Minyak kelapa mengandung sejumlah nutrisi yang bermanfaat, termasuk asam lemak jenuh (seperti asam laurat, asam kaprat, dan asam miristat), vitamin E, dan antioksidan. Asam lemak jenuh dalam minyak kelapa terutama terdiri dari asam lemak rantai sedang (MCT), yang diklaim dapat memberikan energi cepat.

2.      Kuliner: Minyak kelapa sering digunakan dalam memasak, terutama di beberapa wilayah Asia dan Pasifik. Ini dapat digunakan untuk menggoreng atau sebagai bahan dalam berbagai hidangan. Minyak kelapa memiliki titik leleh yang relatif tinggi, sehingga cocok untuk penggorengan.

3.      Perawatan Tubuh dan Kulit: Minyak kelapa juga digunakan dalam produk-produk perawatan tubuh dan kulit, seperti losion, sabun, dan minyak pijat. Beberapa orang menggunakannya sebagai bahan alami untuk perawatan rambut dan kulit karena kandungan pelembab alaminya.

4.      Manfaat Potensial untuk Kesehatan: Sejumlah penelitian telah menyelidiki potensi manfaat kesehatan minyak kelapa. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi asam lemak rantai sedang dalam minyak kelapa dapat memiliki efek positif pada kesehatan jantung dan metabolisme. Namun, kontroversi masih ada, dan pendapat ilmiah tentang manfaat kesehatannya masih terus berkembang.

5.      Keberlanjutan dan Lingkungan: Produksi minyak kelapa dapat memiliki dampak lingkungan, terutama jika melibatkan deforestasi atau praktik pertanian yang tidak berkelanjutan. Oleh karena itu, ada kekhawatiran terkait dengan keberlanjutan produksi minyak kelapa.

6.      Pilihan Jenis Minyak Kelapa: Terdapat dua jenis minyak kelapa yang umum, yaitu minyak kelapa murni dan minyak kelapa VCO (Virgin Coconut Oil). Minyak kelapa murni dihasilkan melalui proses pengolahan yang melibatkan pemanasan dan pemurnian, sementara VCO diproduksi tanpa proses pemanasan tinggi dan dianggap oleh beberapa orang sebagai opsi yang lebih alami.

Secara umum dikenal berbagai faktor yang berperan penting terhadap timbulnya penyakit jantung koroner yang disebut sebagai faktor risiko penyakit jantung koroner. Menurut American Heart Associations, Faktor risiko penyakit jantung koroner dibagi menjadi faktor risiko yang tidak dapat diubah (Nonmodifiable risk factor), dan yang dapat diubah (Modifiable risk factor). Umur, jenis kelamin, dan keturunan merupakan faktor risiko yang tidak dapat diubah. Sedangkan faktor risiko yang dapat diubah yaitu merokok, dislipidemia, hipertensi, obesitas, dan diabetes. (4) Upaya pencegahan faktor risiko melalui deteksi dini dan upaya pengendaliannya sangat penting dilakukan. Identifikasi faktor risiko Penyakit jantung koroner sangat bermanfaat untuk perencanaan tindakan pencegahan.

Konsumsi minyak kelapa dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap profil lipid. Minyak kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan anggota dari kelompok minyak tropis yang telah digunakan selama ratusan tahun dalam diet tradisional masyarakat daerah tropis, seperti kepulauan Polinesia. Populasi ini mengalami lebih sedikit penyakit jantung dan aterosklerosis yang lazim ditemukan di negara barat, sehingga sebagian orang yakin bahwa minyak-minyak tropis seperti minyak kelapa, terutama dalam bentuk alaminya, dapat merupakan bagian dari diet sehat. Virgin coconut oil dapat mempengaruhi profil lipid dalam tubuh, yaitu mencegah peningkatan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL dan mencegah penurunan HDL.

Profil lipid merujuk pada serangkaian pengukuran yang dilakukan pada sampel darah untuk menilai kadar lemak dalam darah. Informasi dari profil lipid dapat memberikan gambaran tentang risiko penyakit kardiovaskular dan membantu dalam penilaian kesehatan kardiovaskular seseorang. Komponen utama dari profil lipid melibatkan pengukuran kadar berbagai jenis lemak dalam darah, yang umumnya melibatkan:

1.      Kolesterol Total

Ini adalah jumlah total kolesterol dalam darah, yang mencakup kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL).

2.      LDL (Low-Density Lipoprotein

LDL dikenal sebagai kolesterol jahat karena memiliki kecenderungan menumpuk pada dinding arteri dan membentuk plak ateroma. Tingginya kadar LDL dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih tinggi.

3.      HDL (High-Density Lipoprotein) Kolesterol

HDL dikenal sebagai kolesterol baik karena membantu mengangkut kolesterol dari jaringan tubuh kembali ke hati untuk diuraikan atau diekskresikan. Tingginya kadar HDL dapat membantu melindungi terhadap penyakit kardiovaskular.

4.      Trigliserida

Trigliserida adalah bentuk utama lemak yang disimpan dalam tubuh dan juga berasal dari makanan. Tingginya kadar trigliserida dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, terutama jika terkait dengan kadar kolesterol yang tinggi.

Profil lipid sering kali diukur setelah puasa selama 9-12 jam, karena keadaan puasa memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kadar lemak dalam darah. Faktor yang paling berperan dalam mencegah dan menurunkan resiko penyakit jantung adalah profil lipid HDL.

High-Density Lipoprotein (HDL) adalah salah satu jenis lipoprotein dalam tubuh yang memiliki peran penting dalam metabolisme lemak dan kesehatan kardiovaskular. HDL sering disebut sebagai "kolesterol baik" karena memiliki fungsi-fungsi positif yang membantu melindungi tubuh dari penyakit kardiovaskular. Berikut adalah beberapa fungsi utama lemak HDL:

1.      Pengangkutan Kolesterol dari Jaringan ke Hati:

HDL bekerja untuk mengangkut kelebihan kolesterol dari jaringan tubuh, termasuk dari dinding arteri, kembali ke hati. Di hati, kolesterol ini dapat diubah menjadi garam empedu atau dikeluarkan dari tubuh melalui empedu.

2.      Proses Pengangkutan Kolesterol Terbalik:

Proses mengangkut kolesterol dari jaringan ke hati oleh HDL disebut "transportasi kolesterol terbalik" (reverse cholesterol transport). Ini merupakan mekanisme penting dalam menjaga keseimbangan kolesterol dan mencegah penumpukan plak ateroma (plak lemak) di dalam arteri.

3.      Perlindungan terhadap Aterosklerosis:

HDL dapat membantu mencegah aterosklerosis, yaitu penumpukan plak lemak di dinding arteri. Dengan mengangkut kolesterol berlebih dari tempat-tempat di dalam arteri, HDL membantu mengurangi risiko pembentukan plak dan penyempitan arteri.

4.      Antiinflamasi dan Antioksidan:

HDL memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan. Ini berarti HDL dapat membantu meredakan peradangan dan melawan stres oksidatif, yang keduanya dapat berperan dalam perkembangan penyakit kardiovaskular.

5.      Stabilisasi Plak Ateroma:

HDL dapat membantu memperbaiki plak ateroma yang mungkin sudah ada di dinding arteri. Ini dapat membantu mencegah plak tersebut pecah dan membentuk gumpalan yang dapat menyumbat aliran darah.

6.      Peningkatan Fungsi Endotel:

HDL dapat meningkatkan fungsi endotel, yaitu lapisan dalam pembuluh darah, yang dapat membantu menjaga kesehatan pembuluh darah dan mencegah perkembangan penyakit kardiovaskular.

Oleh karena itu, tingginya kadar HDL dalam darah sering dianggap sebagai faktor perlindungan terhadap penyakit kardiovaskular. Meningkatkan kadar HDL dapat menjadi target dalam perencanaan pencegahan dan manajemen penyakit jantung, terutama untuk individu dengan risiko kardiovaskular yang tinggi.

 

Referensi:

Fife B. (2004). Coconut Oil Miracle. Manila: Penguin Group Inc.

Ghani, L., Susilawati, M. D., & Novriani, H. (2016). Faktor risiko dominan penyakit jantung koroner di Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan, 44(3), 153-164.

Kusuma M.A., Putri N.A. (2020). Review: Asam Lemak Virgin Coconut Oil (VCO) dan Manfaatnya untuk Kesehatan. Jurnal AGRINIKA. Maret-2020. 4(1): 93-107.

Prior IA, Davidson F, Salmond CE, Czochanska Z. (1981). Cholesterol, coco-nuts, and diet on Polynesian atolls: a natural experiment: the Pukapuka and Tokelau Island studies. Am J Clin Nutr. 1981;34:1552-61.

Venty A., Aman I.G.M., Pangkahila W. (2016). Efek Pemberian Virgin Coconut Oil (Cocos nucifera) Terhadap Dislipidemia pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Wistar yang Diberi Diet Tinggi Kolesterol.

Sumber gambar: canva.com