Persalinan prematur merupakan persalinan terlalu dini yang mana terjadi pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu dan sebelum 37 minggu (American College of Obstetrians and Gynecologist). Secara Global angka kelahiran prematur pada tahun 2000 hingga tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 8,5%. Selain itu berdasarkan data global, sebesar 16% kematian balita disebabkan oleh kelahiran prematur dan menyebabkan kematian bayi baru lahir sebesar 35%. Prematur yaitu riwayat kelahiran prematur, berat badan kurang, obesitas, diabetes, hipertensi, merokok, infeksi, usia ibu, genetika, kehamilan multijanin, jarak kehamilan yang terlalu berdekatan, gangguan plasenta, dan KPD prematur. Dengan memperhatikan faktor-faktor risiko yang menyebabkan persalinan prematur menjadi upaya preventif untuk menurunkan angka kejadian persalinan prematur sehingga diharapkan dapat menurunkan angka mortalitas dan morbiditas pada bayi.
Faktor RIsiko yang Mempengaruhi Persalinan Prematur.
1. Paritas / Jumlah Kehamilan
Ibu bersalin dengan paritas tinggi mengalami kehamilan dan persalinan berulang kali sehingga pada sistem reproduksi terdapat penurunan fungsi dan akan meningkat menjadi risiko tinggi apabila ibu dengan paritas lebih dari 5.
2. Trauma Ibu terhadap Kejadian Persalinan Prematur.
Faktor riwayat prematur sebelumnya merupakan faktor risiko terhadap terjadinya persalinan prematur.
3. Usia
Usia ibu merupakan faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya persalinan prematur. Bahwa penyulit kehamilan remaja lebih tinggi dibandingkan kehamilan usia 20-30 tahun. Keadaan ini disebabkan belum matangnya alat reproduksi untuk hamil, sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin serta kehamilan pada usia ibu >35 tahun berisiko tinggi karena akan menimbulkan komplikasi pada kehamilan dan merugikan perkembangan janin selama periode kandungan. Secara umum hal ini karena adanya kemunduran fungsi fisiologis dari sistem tubuh. Faktor usia ibu bersalin < 16> 35 tahun tahun merupakan faktor terjadinya persalinan prematur pada ibu bersalin. Kehamilan remaja yang berusia di atas 16 tahun, terutama yang secara riwayat ginekologis juga muda (remaja yang mendapatkan haid pertamanya kurang dari 2 tahun sebelum kehamilannya) akan meningkatkan kejadian persalinan prematur pada usia kehamilan kurang dari 33 minggu hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan.
4. Jarak Hamil Terlalu Dekat
Jarak hamil terlalu dekat merupakan faktor risiko terjadinya persalinan prematur. Jarak kehamilan adalah suatu pertimbangan untuk menentukan kehamilan yang pertama dengan kehamilan berikutnya. Proposi kematian terbanyak terjadi pada ibu dengan prioritas 1-3 anak dan jika dilihat menurut jarak kehamilan terjadi kurang dari 2 tahun menunjukan proposi kematian maternal lebih banyak.
5. Anemia
Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi para ibu, baik dalam kehamilan, persalinan maupun dalam nifas dan masa selanjutnya.
Referensi :
Alijahan, R., Hazrati, S., Mirzarahimi, M., Pourfarzi, F., & Hadi, P. A. 2014. Prevalence and Risk Factors Associated with Preterm Birth in Ardabil, Iran.
Amini, A. 2012. Analisis Faktorfaktor yang Berhubungan dengan Persalinan Prematur pada Ibu Bersalin Spontan di Rumah sakit PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta tahun 2010-2012. Universitas Aisyiyah, Yogyakarta.
Ariana, D. N., Saryono, & Kusumawati, E. 2011. Faktor Risiko Kejadian Persalinan Prematur.
Carolin, B. T., & Widiastuti, I. 2019. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Persalinan Preterm di Rumah Sakit Muhammadiyah Taman Puring Kebayoran Baru Jakarta Selatan Periode Januari-Juni Tahun 2017.
Maita, L. 2012. Faktor Ibu yang Mempengaruhi Persalinan Prematur di RSUD Arifin Achmad Pekanbar. Jurnal Kesehatan Komunitas.
Mutiara, V. S., Absari, N., Rahmawati, I., & Putri, A. 2021. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Persalinan Prematur di Ruang Mawar Rsud Dr. M. Yunus Bengkulu.