Glaukoma adalah penyakit yang ditandai oleh peningkatan tekanan di dalam bola mata (tekanan intraokular) melebihi 21 mmHg. Hal ini mengakibatkan kerusakan progresif pada saraf optik, yang ditandai dengan penggaungan atau ekskavasi pada diskus optikus, menyebabkan atrofi papil glaukomatosa (N II) dan defek luas dalam lapangan pandang. Glaukoma dibagi berdasarkan penyebabnya menjadi primer (karena penyebabnya tidak diketahui) dan sekunder (karena penyebabnya sudah diketahui). Berdasarkan perkembangannya, glaukoma dapat bersifat akut atau kronis. Berdasarkan sudut bilik mata depan, glaukoma dibagi menjadi sudut terbuka dan sudut tertutup. Glaukoma sudut tertutup dikelompokkan lebih lanjut menjadi primer (tanpa penyebab yang jelas) dan sekunder (disebabkan oleh kondisi lain). Glaukoma sudut tertutup primer dibagi lagi menjadi akut dan kronis berdasarkan lamanya gejala. Glaukoma sudut terbuka meliputi glaukoma primer sudut terbuka, glaukoma sekunder sudut terbuka, dan glaukoma tegangan normal. Glaukoma merupakan penyebab utama kebutaan yang irreversible, dengan perkiraan 57,5 juta orang di dunia menderita glaukoma, terutama jenis glaukoma primer sudut terbuka yang memiliki prevalensi global sekitar 2,2%. Prevelensi glaukoma meningkat seiring bertambahnya usia dan dengan demikian dapat dikaitkan dengan penyakit terkait usia seperti degenerasi makula dan penyakit lainya. Pada pasien dengan tekanan darah tinggi, glaukoma dapat terjadi karena kerusakan pada saraf optik akibat penurunan perfusi. Proses irigasi aliran darah ke mata yang memadai kritis untuk mencegah kerusakan saraf optik dapat terganggu oleh perubahan dalam produksi endotelin-1 pada pasien hipertensi, yang mengacaukan regulasi vaskular dan menghambat proses autoregulasi. Hipertensi juga menyebabkan penyempitan arteri retina sentral, yang mengganggu aliran ke mata, terutama ke kepala saraf okular dan lamina cribrosa, yang dapat memicu glaucoma.
Gejala Glaukoma
1. Glaukoma umumnya mengganggu penglihatan di bagian tepi terlebih dahulu. Seiring berjalannya waktu, area kehilangan penglihatan ini dapat membesar dan menyebabkan penglihatan menjadi kabur atau terganggu.
2. Pada tahap lanjut, penglihatan orang dengan glaukoma bisa terasa seperti melihat melalui terowongan atau tabung. Daerah pandang pusat menjadi semakin sempit atau menyempit.
3. Orang yang mengalami glaukoma mungkin menghadapi tantangan dalam melihat dengan jelas ketika berada di lingkungan dengan pencahayaan yang rendah atau gelap.
4. Beberapa kali, glaukoma dapat mengakibatkan mata memerah, rasa tidak nyaman, atau kabur yang menetap.
5. Glaukoma sudut tertutup akut, di mana tekanan di dalam bola mata naik secara mendadak, bisa menyebabkan gejala seperti mual atau muntah, sakit kepala, dan rasa tidak nyaman yang parah.
Penyebab Glaukoma
1. Penyebab utama dari glaukoma adalah peningkatan tekanan di dalam bola mata, yang terjadi karena ketidakseimbangan antara produksi dan pembuangan cairan mata. Tekanan yang tinggi di dalam bola mata ini dapat secara perlahan merusak saraf optik.
2. Jika aliran cairan di dalam mata terhambat, tekanan di dalam bola mata bisa naik. Ini bisa terjadi karena ada halangan pada saluran tempat cairan mata mengalir keluar (seperti pada glaukoma sudut tertutup) atau karena ada masalah dengan jaringan yang bertanggung jawab untuk mengalirkan cairan mata (seperti pada glaukoma sudut terbuka primer).
3. Bukti menunjukkan bahwa faktor genetik dapat mempengaruhi glaukoma. Jika ada riwayat keluarga yang menderita glaukoma, kemungkinan Anda memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi tersebut.
4. Glaukoma lebih sering terjadi pada orang yang lebih tua. Bertambahnya usia menjadi faktor yang sangat penting dalam timbulnya glaukoma.
5. Beberapa masalah kesehatan seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan masalah tiroid dapat meningkatkan kemungkinan seseorang untuk mengembangkan glaukoma.
6. Penggunaan steroid dalam jangka waktu yang lama, terutama jika diberikan melalui tetes mata, dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya glaukoma.
Upaya Pengobatan Glaukoma
1. Obat tetes mata adalah metode pengobatan utama yang umum digunakan untuk mengatasi glaukoma. Mekanisme kerjanya melibatkan pengurangan produksi cairan mata atau peningkatan aliran keluar cairan mata, yang bertujuan untuk mengontrol tekanan di dalam bola mata. Penting untuk menggunakan obat tetes mata sesuai dengan arahan dokter spesialis mata, dan konsistensi dalam penggunaan secara teratur sangatlah krusial.
2. Prosedur laser seperti trabekuloplasti atau iridotomi dapat dilakukan untuk meningkatkan aliran cairan mata atau membuka sudut drainase mata. Ini membantu mengurangi tekanan di dalam mata dan dipilih oleh dokter mata berdasarkan jenis glaukoma yang Anda miliki.
3. Jika penggunaan tetes mata dan prosedur laser tidak memberikan hasil yang memadai dalam mengatur tekanan dalam mata, dokter mungkin menyarankan untuk melakukan operasi bedah. Dalam operasi glaukoma ini, dapat dilakukan pembuatan saluran baru untuk meningkatkan aliran keluar cairan mata atau pemasangan stent untuk memfasilitasi aliran keluar cairan mata.
4. Teknologi terbaru seperti terapi laser yang mikroinvasif dan prosedur bedah mikroinvasif telah dikembangkan untuk mengobati glaukoma dengan sedikit invasi dan mempercepat proses pemulihan. Ini membantu menurunkan tekanan di dalam mata dan memperbaiki aliran cairan mata.
5. Kadang-kadang, perlu menggabungkan beberapa jenis pengobatan, seperti menggunakan obat tetes mata bersama dengan prosedur laser atau operasi bedah, untuk mengatasi glaukoma yang lebih rumit.
Referensi :
Smeltzer SC. 2013. Keperawatan Medikal Bedah, Brunner & Suddarth. Edisi 12. Jakarta : EGC.
Karmila, M. 2012. Kualitas Hidup Penderita Glaukoma di RSUP H. Adam Malik dan RSUP Pirngadi Medan Tahun 2012. Medan.
Budiono S, Saleh TT, Moestijab, Eddyanto. 2013. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Mata. Surabaya : Airlangga University Press.
Prayitnaningsih S, Rohman MS, Sujuti H, Abdullah AAH, Vierlia WV. 2021. Pengaruh Hipertensi terhadap Glaukoma. Universitas Brawijaya Press.