Jumat, 28 Juni 2024 10:24 WIB

Lebih Dalam Mengenal Kanker Usus Besar (Kolorektal)

Responsive image
517
Dr. dr. Wifanto Saditya Jeo, SpB, Subsp.BD(K) - RSUP dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta

Kanker Usus Besar, Apakah Itu?

Sesuai namanya, kanker usus besar adalah kondisi medis berupa pertumbuhan tidak terkendali dari sel kanker pada organ usus besar. Usus besar merupakan komponen penting dalam sistem pencernaan yang bertanggung jawab memproses makanan dan minuman yang dimakan.

Dalam istilah medis, kanker ini dikenal sebagai kanker kolorektal karena lokasi terjadinya kanker yang dapat ditemukan di kolon (disebut kanker kolon) maupun rektum (disebut kanker rektum). Kedua organ ini merupakan bagian dari usus besar. Kolon merupakan struktur paling panjang dari usus besar, sedangkan rektum adalah bagian paling akhir dari usus besar yang bertanggung jawab menampung kotoran sebelum dikeluarkan dari tubuh.

 

Bagaimana Mekanisme Terjadinya Kanker Usus Besar?

Pertumbuhan kanker usus besar biasanya diawali dengan terbentuknya tumor jinak atau polip. Tumor jinak ini terbentuk akibat paparan terhadap faktor pemicu kanker dalam waktu lama. Faktor pemicu kanker diantaranya paparan sinar radiasi, merokok, dan minuman beralkohol secara terus-menerus. Jika tidak segera ditangani, tumor jinak ini dapat berkembang menjadi kanker usus besar.

 

Siapa Saja yang Berisiko?

Walaupun tidak pasti memiliki kanker, orang dengan risiko berikut berpeluang tinggi mengalami kanker usus besar. Berikut ini beberapa faktor yang memungkinkan seseorang berisiko mengalami kanker usus besar:

  1. Riwayat polip usus sebelumnya
  2. Riwayat penyakit diabetes
  3. Riwayat radang pada usus
  4. Riwayat keluarga dengan kanker usus besar
  5. Usia lebih dari 50 tahun
  6. Kegemukan atau obesitas
  7. Merokok
  8. Sering mengonsumsi daging merah dan daging olahan, seperti sosis, kornet dan daging kalengan, makanan dan minuman dengan gula tambahan, makanan tinggi lemak, seperti gorengan, minum alkohol dalam waktu lama
  9. Kurang mengonsumsi serat, seperti buah-buahan dan sayuran

 

Gejala Kanker Usus Besar yang Perlu Diperhatikan

Di tahap awal, umumnya kanker usus besar tidak memperlihatkan gejala. Seiring berjalannya waktu, tumor jinak di usus akan berkembang dan merusak jaringan sekitar. Keluhan yang muncul berupa perdarahan yang keluar dari anus. Darah dapat berupa merah segar atau gelap. Berikut gejala lain dari kanker usus besar, yaitu:

  1. Perdarahan dari anus
  2. BAB tidak lancar
  3. Feses kecil-kecil seperti kotoran kambing
  4. Perut sering terasa kram, nyeri, kembung, atau terasa tidak nyaman
  5. Penurunan BB tanpa diketahui penyebabnya
  6. Perubahan nafsu makan
  7. Merasa lelah sepanjang waktu

 

Apa Saja Pengobatan untuk Kanker Usus Besar?

Penanganan kanker usus besar dipengaruhi oleh lokasi kanker, ukuran kanker, tingkat keparahan atau stadium, serta kondisi pasien. Umumnya dokter akan menawarkan beberapa jenis tindakan berikut yang dinilai sesuai dengan kondisi pasien.

  1. <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Operasi

    Tindakan operasi atau pembedahan adalah pilihan utama untuk kanker usus besar karena fungsinya untuk mengangkat sel kanker. Selain untuk pengobatan, operasi juga diperlukan untuk menegakkan diagnosis.

  2. Kemoterapi, imunoterapi, atau radioterapi

    Untuk kondisi dimana pembedahan tidak dapat dilakukan, pengobatan lain seperti kemoterapi, imunoterapi, dan radioterapi dapat dijadikan pilihan. Ketiga pengobatan ini melibatkan penyuntikkan obat ke dalam tubuh dengan tujuan mengecilkan ukuran kanker dan membasmi sel-sel kanker.

  3. <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Ablasi

    Tindakan ini bertujuan membunuh sel kanker dengan menggunakan energi panas dari gelombang radio. Tindakan ini cocok untuk tumor berukuran kecil yang sudah menyebar ke organ lain.

  4. Embolisasi

    Metode ini bertujuan menghentikan suplai darah ke sel kanker dengan menyuntikkan suatu zat penghalang yang dapat menyumbat pembuluh darah di sekitar kanker. 

 

Operasi sebagai Pengobatan Utama Kanker Usus Besar

Operasi atau pembedahan adalah pengobatan utama untuk kanker usus besar. Berbagai teknik pembedahan tersedia tergantung lokasi ditemukannya kanker.

  • Reseksi lokal, yaitu pengangkatan jaringan kanker hanya di area yang terkena. Teknik-teknik berikut ini terbukti aman dan efektif mengangkat jaringan kanker, yaitu:
  1. Polipektomi, yaitu pengangkatan polip atau tumor jinak pada usus besar.
  2. Kolektomi, yaitu pengangkatan bagian dari usus besar (kolon), dapat berupa pengangkatan sebagian (kolektomi subtotal) atau seluruhnya (kolektomi total).

  • Reseksi radikal, yaitu pengangkatan jaringan kanker yang sudah mengenai hampir seluruh bagian dari usus besar. Berikut beberapa teknik yang biasa dilakukan untuk reseksi radikal:

  1. Total mesocolic excision (TME): reseksi total dari kolon atau usus besar beserta jaringan sekitarnya.

  2. Low anterior resection (LAR): reseksi seluruh bagian bawah dari anus.

  3. Low anterior resection (LAR): reseksi seluruh bagian bawah dari anus.

Dalam melakukan pembedahan tersebut, dokter dapat melakukannya secara langsung (operasi terbuka) atau secara tidak langsung dengan bantuan alat (disebut sebagai laparoskopi). Tindakan laparoskopi lebih banyak dipilih karena berkaitan dengan bekas operasi yang lebih kecil, nyeri luka operasi yang lebih rendah, dan durasi rawat inap lebih pendek.

Selama pembedahan, dokter mungkin akan melakukan beberapa hal berikut sebagai tindakan tambahan, yaitu:

  1. <!--[if !supportLists]--><!--[endif]-->Pembuatan ostomi atau lubang di kulit. Ostomi adalah tindakan pembuatan lubang pembuangan dari usus melalui dinding perut. Tindakan ini biasa dilakukan pada pasien yang tidak dapat mempertahankan jalur pembuangan feses melalui anus. Beberapa jenis ostomi, yaitu kolostomi (lubang dari usus besar) dan ileostomi (lubang dari usus kecil).

  2. Pemasangan stent atau ring, yaitu memasukkan silinder kecil dari logam ke dalam usus untuk membuka jalan di dalam usus yang terhalang oleh jaringan usus yang rusak.

Bagaimana Mencegah Kanker Usus Besar?

Pencegahan kanker usus besar yang paling utama ialah dengan mengubah gaya hidup. Sangat penting untuk mulai rajin mengonsumsi makanan kaya serat serta mengurangi konsumsi daging olahan, daging merah, dan makanan berlemak. Bagi penderita obesitas, penting untuk menjaga berat badan. Selain itu, orang dengan riwayat keluarga mengalami kanker usus besar perlu melakukan deteksi dini, seperti melakukan pemeriksaan kolonoskopi, yaitu pemeriksaan bagian dalam usus dengan alat menyerupai teropong yang dimasukkan melalui anus.

 

Sumber Referensi:

<!--[if !supportLists]-->American Cancer Society. (2024, March 9). Colorectal Cancer. Retrieved May 30, 2024, from https://www.cancer.org/cancer/types/colon-rectal-cancer/

<!--[if !supportLists]-->Harvard Health. (2023, July 20). They found colon polyps: Now what? Retrieved May 30, 2024, from https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/they-found-colon-polyps-now-what

<!--[if !supportLists]-->DeVita, V. T., Rosenberg, S. A., & Lawrence, T. S. (2022, September 21). DeVita, Hellman, and Rosenberg’s Cancer (12th ed.). Lippincott Williams & Wilkins

Beck, R. J., Bitharas, I., Hand, D. P., Maisey, T., Moore, A. J., Shires, M., Thomson, R. R., West, N. P., Jayne, D. G., & Shephard, J. D. (2020, November 20). Dynamics of picosecond laser ablation for surgical treatment of colorectal cancer. Scientific Reports, 10(1). https://doi.org/10.1038/s41598-020-73349-w

Brenner, H., & Chen, C. (2018, October). The colorectal cancer epidemic: challenges and opportunities for primary, secondary and tertiary prevention. British Journal of Cancer, 119(7), 785–792. https://doi.org/10.1038/s41416-018-0264-x