Henti jantung… henti nafas… kematian.. Sebagaimana yang banyak kita tau tiga hal tersebut sangat berkaitan erat dan menjadi penyesalan yang amat panjang apabila kita mengetahui keadaan tersebut dan bahkan bila hal tersebut terjadi pada kerabat ataupun kolega kita tanpa kita memberikan usaha/bantuan untuk meminimalisir end point/titik akhir yang terjadi yaitu “kematian”.
Pendidikan yang kita peroleh selama hidup banyak yang bisa kita dapat melalui pendidikan formal ataupun non formal namun terkadang hal tersebut belum membekali kita dengan ilmu sadar/aware/awareness terhadap orang disekitar kita bahwa ada hak yang harus kita berikan kepada orang lain (kewajiban sebagai mahluk sosial) yaitu: peduli/perhatian (care). Kemajuan teknologi yang ada saat ini mungkin mampu mendekatkan diri kita melalui gadget yang kita miliki ke seluruh pelosok dunia dalam genggaman namun terkadang bahkan menjauhkan kita dari peduli dengan orang yang berada di dekat kita bahkan terkadang menjauhkan kita dari keluarga kita sendiri bahkan hanya sekedar dari senyum salam dan sapa.
Henti jantung, henti nafas, bahkan kematian relatif wajar terjadi pada beberapa kasus terkait kondisi kesehatan yang memang kurang baik yang dimiliki oleh seseorang yang bahkan mungkin belum dilahirkan namun apabila hal tersebut terjadi pada seseorang yang sehat tentu akan menjadi suatu hal yang disesalkan terjadi terutama bila seharusnya kematian yang terjadi dapat dihindari dengan memberikan pertolongan seawal mungkin yang dimulai dari peduli/perhatian (care). Memperhatikan kondisi sekarang nilai kepedulian siswa saat ini menunjukkan gejala yang semakin menurun dimana sekedar mengucapkan terimakasih kepada orang memberikan bantuan dan saling meminjamkan peralatan belajar sesama teman serta mengumpulkan dana dan barang untuk korban bencana sangat kurang.
Anak sebagai bagian dari sebuah keluarga tentunya tidak terlepas dari pengaruh dan pendidikan yang diberikan oleh orang terdekat(kedua orangtuanya). Kepedulian bukan identik dengan materi namun kepedulian lebih pada rasa kasih dan sayang dimana pada saat ini mungkin sedikit tergerus/kurang diperoleh karena faktor ekonomi dan pengetahuan yang dimiliki kedua orangtua. Kepedulian terhadap sesama hendaknya semakin ditingkatkan pada pendidikan dasar termasuknya kepedulian dalam mengenal kondisi kegawatan yang terjadi pada seseorang dimana berpotensi pada henti jantung, henti nafas yang memiliki risiko berakhir pada sebuah kematian.
Kurikulum pendidikan dasar sebaiknya memuat pengenalan bantuan hidup dasar yang harus diberikan pada seseorang yang dilihat tidak sadarkan diri pada mata ajaran kepedulian sosial dan secara berkesinambungan melaksanakan simulasi sehingga meningkatkan intensi baik dari guru, staf administrasi/kantor, para siswa, dan dimungkinkan untuk melibatkan orangtua siswa dalam proses dan pada pelaksanaannya dapat bekerjasama dengan fasilitas kesehatan yang terakreditasi dalam hal ini.
Keterlibatan dari berbagai elemen baik masyarakat dan pemerintah (termasuk institusi penyelenggara pelayanan Kesehatan) perlu di inisiasi dan digiatkan guna mendukung keberlanjutan dan paradigma kesehatan yang lebih baik. Informasi dan kontak layanan untuk Pengenalan Bantuan Hidup Dasar (BHD), Pelatihan BHD, Pelatihan BHD awam (non tenaga kesehatan) dapat menghubungi Instalasi Diklat RS Sardjito. Senantiasa Sehat, semangat dan bermanfaat.
Referensi:
Abelairas-Gómez, Cristian, et al. "Knowledge and Attitudes on First Aid and Basic Life Support of Pre-and Elementary School Teachers and Parents." Anales de Pediatría (English Edition) 92.5 (2020): 268-276.
Bollig, Georg, Hans Alvin Wahl, and Martin Veel Svendsen. "Primary School Children are Able to Perform Basic Life-saving First aid Measures." Resuscitation 80.6 (2009): 689-692.
Kitamura, Tetsuhisa, et al. "Compression?only CPR Training in Elementary Schools and Student Attitude Toward CPR." Pediatrics International 58.8 (2016): 698-704.
Kusuma, Rachmat Fajar Noor. Pengaruh Pemberian Pelatihan BLS Selama 150 Menit Terhadap Intensi Memberikan Bantuan Hidup Dasar CPR Pada Korban Henti Jantung. Diss. Universitas Brawijaya, 2018.
Milda Wati. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keterampilan Perawatan dalam Melakukan Tindakan Bantuan Hidup Dasar (BHD) di Ruang Instalasi Gawat Darurat dan Intensive Care Unit (ICU) RSUD Lubuk Sikaping tahun 2017. Diss. STIKes Perintis Padang, 2017.
Saraswati, Ade Juli, Dhi Bramasta, and Karma Iswasta Eka. "Nilai kepedulian sosial siswa sekolah dasar." Jurnal Riset Pendidikan Dasar (JRPD) 1.1 (2020): 1-5.
Suparti, Sri, et al. "Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) Menggunakan Media Komik SITUNGRU dan Simulasi Pada Guru dan Karyawan." Indonesian Journal of Community Dedication 5.2 (2023).
Ulfah, Marissa. Analisis Faktir yang Mempengaruhi Intensi Masyarakat terhadap Bantuan Hidup Dasar (BHD) pada Korban Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Theory of Planned Behavior (TPB). Diss. Universitas Airlangga, 2019.