Kamis, 21 Juli 2022 06:44 WIB

Ayo, Hidup dengan Lebih Aktif Bergerak !

Responsive image
415
dr. Herleni Kartika, SpPD - RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang

Pernahkan anda mendengar istilah mager? Yup, istilah yang kerap kita dengar di kalangan anak muda ini mempunyai kepanjangan yaitu malas gerak. Jika diajak beraktifitas maka jawabnya adalah,” Maaf, saya lagi mager…mau tarmut aja alias tarik selimut ,,,hehe.” Kondisi ini apabila dibiarkan berlarut larut dapat masuk ke dalam pola pikir dan menjadi perilaku gaya hidup yang bersifat sedentary atau kurang bergerak.

Gaya hidup sedentary digambarkan sebagai gaya hidup dengan aktivitas fisik yang minimal atau bahkan tanpa aktivitas fisik. Dan fenomena ini sudah banyak terjadi di lingkungan sekitar kita, dengan banyak melakukan aktivitas dalam posisi duduk dan berbaring saja meskipun tidak istirahat, misalnya saat menonton televisi, menggunakan gawai elektronik misalnya telepon genggam, computer, bermain game online, membaca yang dilakukan hampir sepanjang hari dan terkadang disertai juga dengan mengkonsumsi cemilan/makanan ringan tinggi karbohidrat, garam dan lemak. Saat berada di kantor kebanyakan lebih memilih menggunakan eskalator atau fasilitas lift daripada naik/turun dengan tangga. Gaya hidup minim gerak seperti ini sangat berisiko untuk menimbulkan obesitas atau kegemukan, yang dapat menyebabkan berbagai kondisi penyakit antara lain: sindrom metabolic, menderita tekanan darah tinggi/hipertensi, kencing manis/diabetes mellitus, hiperkolesterol, penyakit jantung, stroke, dan risiko terjadinya osteoporosis atau tulang keropos.

Kondisi pandemi saat ini menyebabkan sebagian besar aktivitas yang biasanya dilakukan di luar rumah sekarang dilakukan dari rumah yang kita kenal dengan istilah work from home, school from home. Tidak jarang kita dengar bahwa berat badan bertambah seiring dengan kondisi yang banyak dirumah/stay at home. Bagaimana menyiasatinya? Pada kelompok masyarakat yang masih melakukan WFH/SFH, masih ada tips agar tetap bisa aktif bergerak yaitu dengan cara :
- Berjalan jalan di lingkungan sekitar rumah
- Tetap melakukan olahraga sekurangnya selama 30 menit per hari. Olahraga dapat dilakukan juga dengan panduan video olahraga melalui TV atau internet.
- Mengerjakan hobi misalnya berkebun, atau melakukan pekerjaan rumah tangga lainnya
- Berdiri dan melakukan gerakan senam ringan setiap 1 jam imobilisasi misal saat duduk bekerja didepan laptop/komputer anda.

Pencegahan
Memulai aktivitas bergerak atau hidup yang lebih aktif sebaiknya dimulai sedini mungkin dan dilakukan secara bertahap. Semakin sering dilakukan maka akan semakin baik dan menjadi perilaku yang melekat di keseharian. Banyak jenis olahraga yang bisa dipilih misalnya jogging, lari, senam, bersepeda, berenang, dan sebagainya. Apapun jenis olahraganya, adalah lebih baik daripada tidak berolahraga sama sekali, namun yang perlu kita perhatikan adalah kita harus menyesuaikan jenis olahraga dengan usia dan kondisi kesehatan kita masing masing.

Mengenalkan kegiatan olahraga sedini mungkin,
melalui kegiatan bersepeda bersama keluarga

Para pekerja kantoran yang banyak menghabiskan waktu berjam jam duduk bekerja di depan komputernya juga harus mensiasati kurangnya aktifitas dengan beberapa cara antara lain dengan melakukan stretching atau peregangan tiap 1-2 jam, berjalan jalan atau berolahraga di sekitar kantor saat jam istirahat, memilih menggunakan tangga daripada lift untuk naik turun dalam jarak dekat, membiasakan diri dalam posisi berdiri saat berbicara di telepon. Membiasakan diri dengan gaya hidup yang lebih aktif juga sesuai dengan Germas yaitu Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dari Depkes RI sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup.

 

Referensi:
1. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Yuk, Mengenal Kehidupan Sedentari. http://p2ptm.kemkes.go.id

2. Septi VK, Toto S, lely L. Physical Activity and Sedentary Lifestyle towards Teenagers Overweight/Obesity Status. International Journal of Community Medicine and Public Health. 2016; 3(3):630-635.

DOC,PROMKES, RSMH