Kamis, 07 November 2024 11:35 WIB
Kejadian Serangan Jantung pada Usia Muda: Apakah anda termasuk berisiko?
136
dr Achmad Bima Aryaputra - RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta
Selama praktek saya sebagai seorang dokter, beberapa kali saya temukan pasien berusia 30-40 tehun mengeluhkan nyeri dada dengan gambaran khas serangan jantung. Serangan jantung, atau infark miokard, seringkali dikaitkan dengan usia lanjut dan gaya hidup tidak sehat. Namun, peningkatan kasus serangan jantung pada usia muda telah menjadi perhatian serius dalam dunia medis. Sekitar 5-10 ?ri kasus infark miokard akut terjadi pada usia 30-40 tahun. Serangan jantung pada usia muda dapat memiliki dampak yang lebih signifikan terhadap kualitas hidup dan produktivitas seseorang. Kali ini kita akan membahas penyebab, faktor risiko, dan langkah pencegahan yang dapat diambil untuk mengurangi kejadian serangan jantung pada usia muda.
Penyebab Serangan Jantung pada Usia Muda
Penyebab utama serangan jantung pada usia muda tidak jauh berbeda dari yang terjadi pada usia lanjut, namun beberapa faktor tertentu lebih dominan. Beberapa penyebab umum meliputi:
- Aterosklerosis Dini: Aterosklerosis, atau pengerasan pembuluh darah, yang terjadi pada usia muda sering kali disebabkan oleh faktor genetik dan gaya hidup yang tidak sehat sejak dini, seperti pola makan tinggi lemak jenuh dan kurang aktivitas fisik.
- Genetik: Beberapa kondisi genetik, seperti familial hypercholesterolemia, dapat menyebabkan kadar kolesterol tinggi dalam darah sejak usia muda, meningkatkan risiko pembentukan plak pada arteri koroner.
- Konsumsi Rokok dan Alkohol: Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol berlebihan dapat merusak dindingi pembuluh darah arteri dan mempercepat proses pembentukan aterosklerosis, sehingga meningkatkan risiko serangan jantung.
- Penggunaan Narkotika: Penggunaan obat-obatan terlarang, terutama kokain dan amfetamin, dapat menyebabkan vasospasme koroner dan meningkatkan risiko serangan jantung mendadak.
- Stres dan Depresi: Faktor psikologis seperti stress yang kronis dan depresi dapat meningkatkan tekanan darah dan mengganggu fungsi jantung, sehingga meningkatkan risiko serangan jantung.
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan serangan jantung pada usia muda meliputi:
- Riwayat Keluarga: Memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit jantung meningkatkan risiko seseorang mengalami serangan jantung pada usia muda.
- Obesitas dan Pola Makan Tidak Sehat: Diet tinggi lemak jenuh, gula, dan garam, serta kurangnya konsumsi buah dan sayur, dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami berbagai penyakit metabolik, beberapa diantaranya adalah diabetes, hiperkolesterolemia, obesitas, dan pembentukan aterosklerosis.
- Kurang Aktivitas Fisik: Gaya hidup sedenter, atau kurangnya aktivitas fisik, dapat menyebabkan ketidakseimbangan neraca input dan output dari kalori. Kurangnya proses pengeluaran kalori dapat menyebabkan obesitas, tekanan darah tinggi, dan gangguan metabolik lainnya yang meningkatkan risiko serangan jantung.
- Tekanan Darah Tinggi dan Diabetes: Kedua kondisi ini, jika tidak terkontrol, dapat menyebabkan kerusakan dinding arteri dan mempercepat pembentukan plak aterosklerosis. Plak aterosklerosis yang sudah terbentuk juga lebih mudah pecah. Sisa dari pecahan plak tersebut dapat menyumbat arteri yang lebih kecil.
- Kolesterol Tinggi: Kadar kolesterol LDL yang tinggi dalam darah dapat menyebabkan peningkatan pembentukan dan penumpukan plak pada arteri coroner, sehingga dapat lebih mudah pecah dan sebabkan sumbatan pembuluh darah.
Pencegahan
Pencegahan serangan jantung pada usia muda memerlukan pendekatan holistik yang mencakup perubahan gaya hidup dan pemeriksaan medis rutin. Beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil antara lain:
- Pola Makan Sehat: Mengonsumsi makanan tinggi serat, rendah lemak jenuh, dan kaya akan buah, sayur, biji-bijian serat, dan ikan dapat membantu mengontrol kadar kolesterol dan tekanan darah.
- Aktivitas Fisik Rutin: Berolahraga secara teratur, minimal 150 menit per minggu, dapat membantu menjaga berat badan ideal, mengontrol tekanan darah, dan meningkatkan kesehatan jantung.
- Berhenti Merokok: Menghentikan kebiasaan merokok dapat mengurangi risiko aterosklerosis dan meningkatkan kesehatan pembuluh darah.
- Mengelola Stres: Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, dan kegiatan hobi dapat membantu mengurangi stres dan menjaga kesehatan jantung.
- “Know your numbers” dengan pemeriksaan rutin: Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk memonitor tekanan darah, kadar kolesterol, dan gula darah dapat membantu mendeteksi dini faktor risiko dan mengambil tindakan pencegahan yang tepat. Setiap dari kita harus mengetahui nilai-nilai penting dari hasil pemeriksaan fisik, seperti tekanan darah, kadar kolesterol total, kadar LDL, kadar gula darah puasa. Dengan mengetahui nilai-nilai tersebut, anda dapat berkomunikasi dengan lebih mudah oleh tenaga Kesehatan dan anda dapat mengetahui perkembangan kondisi tubuh anda.
- Edukasi dan Kesadaran: Meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan jantung melalui edukasi dan kampanye kesehatan dapat membantu mendorong perubahan gaya hidup yang positif.
Kejadian serangan jantung pada usia muda merupakan fenomena yang mengkhawatirkan dan memerlukan perhatian serius. Penyebab utama termasuk aterosklerosis dini, faktor genetik, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol, serta stres. Faktor risiko seperti riwayat keluarga, obesitas, kurang aktivitas fisik, tekanan darah tinggi, diabetes, dan kolesterol tinggi perlu dikelola dengan baik melalui perubahan gaya hidup dan pemeriksaan kesehatan rutin. Dengan pendekatan pencegahan yang tepat, kejadian serangan jantung pada usia muda dapat dikurangi, sehingga generasi muda dapat menjalani hidup yang lebih sehat dan produktif.
Referensi:
Khan, S. U., Yedlapati, S. H., Lone, A. N., Khan, M. Z., Khan, M. S., Kaluski, E., ... & Michos, E. D. (2021). Attitudes and Perceptions of Shared Decision-Making for Secondary Prevention of Cardiovascular Disease: The Patient and Provider Viewpoint. Journal of the American Heart Association, 10(22), e022972. doi:10.1161/JAHA.121.022972
Lawton, J. S., Tamis-Holland, J. E., Bangalore, S., Bates, E. R., Beckie, T. M., Bischoff, J. M., ... & Patel, M. R. (2021). 2021 ACC/AHA/SCAI Guideline for Coronary Artery Revascularization: Executive Summary: A Report of the American College of Cardiology/American Heart Association Joint Committee on Clinical Practice Guidelines. Journal of the American College of Cardiology, 78(8), 921-927. doi:10.1016/j.jacc.2021.07.003
Nowbar, A. N., Gitto, M., Howard, J. P., Francis, D. P., & Al-Lamee, R. (2019). Mortality from ischemic heart disease. Circulation: Cardiovascular Quality and Outcomes, 12(6), e005375. doi:10.1161/CIRCOUTCOMES.118.005375
UpToDate. (2023). Coronary artery disease and myocardial infarction in young people. https://www.uptodate.com/contents/coronary-artery-disease-and-myocardial-infarction-in-young-people
Virani, S. S., Alonso, A., Benjamin, E. J., Bittencourt, M. S., Callaway, C. W., Carson, A. P., ... & American Heart Association Council on Epidemiology and Prevention Statistics Committee and Stroke Statistics Subcommittee. (2020). Heart Disease and Stroke Statistics—2020 Update: A Report From the American Heart Association. Circulation, 141(9), e139-e596. doi:10.1161/CIR.0000000000000757
Vogel, B., Claessen, B. E., Arnold, S. V., Chan, D., Cohen, D. J., Giannitsis, E., ... & Mehran, R. (2019). ST-segment elevation myocardial infarction. Nature Reviews Disease Primers, 5(1), 1-20. doi:10.1038/s41572-019-0060-3
Sumber gambar: canva.com