Selasa, 19 November 2024 09:18 WIB

Nutrisi pada Penderita Kanker Paru

Responsive image
213
Promosi Kesehatan, Tim Kerja Hukum dan Humas - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Kanker paru mencakup semua jenis penyakit ganas di paru-paru, termasuk yang berasal dari paru-paru itu sendiri (kanker primer). Dalam konteks klinis, kanker paru primer merujuk pada tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus, yang dikenal sebagai karsinoma bronkus atau bronchogenic carcinoma. Masalah gizi yang dialami oleh penderita kanker paru adalah kesulitan dalam mengonsumsi makanan. Kehadiran kanker dan efek dari terapi pengobatan menyebabkan penderita mengalami berbagai masalah nutrisi yang jika tidak segera diatasi, dapat memperburuk keadaan kesehatan mereka. Asupan nutrisi yang seimbang sangat penting untuk mencegah kemungkinan tersebut. Penurunan berat badan dan infeksi yang lebih lanjut dapat terjadi pada penderita kanker. Meskipun tingkat kesembuhan untuk kanker masih sangat rendah, terapi nutrisi yang tepat dan lingkungan yang mendukung diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan pengobatan bagi penderita kanker paru. Gejala kanker paru yang umum meliputi batuk persisten. Batuk ini bisa bersifat produktif atau berdahak, terutama jika terjadi obstruksi yang menyebabkan infeksi berulang.

Tujuan dan Syarat Diet pada Penderita Kanker Paru

Tujuan dari diet untuk kanker adalah mencapai dan menjaga kondisi gizi yang ideal melalui cara-cara tertentu :

1.    Memberikan makanan yang seimbang sesuai dengan kondisi penyakit dan kemampuan pasien untuk menerimanya.

2.    Menghindari penurunan berat badan yang terlalu drastis.

3.    Membantu meredakan mual, muntah, dan diare.

4.    Berusaha untuk mengubah sikap dan perilaku yang lebih sehat terhadap makanan.

Selain itu, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk kebutuhan diet pasien kanker paru, yaitu :

1.    Kebutuhan energi yang tinggi adalah 36 kkal/kgBB untuk pria dan 32 kkal/kgBB untuk wanita. Namun, jika pasien mengalami kekurangan gizi, kebutuhan energinya meningkat menjadi 40 kkal/kgBB untuk pria dan 36 kkal/kgBB untuk wanita.

2.    Tinggi protein, yaitu antara 1 hingga 1,5 gram per kilogram berat badan.

3.    Lemak sedang berkisar antara 15 hingga 25 persen dari total kebutuhan energi.

4.    Karbohidrat yang cukup adalah jumlah yang tersisa setelah memenuhi kebutuhan energi total.

5.    Rendahnya kadar iodium saat menjalani pengobatan dengan radioaktif internal.

6.    Pastikan asupan vitamin dan mineral mencukupi, terutama vitamin A, B kompleks, C, dan E. Jika diperlukan, dapat ditambahkan dengan suplemen.

7.    Pemberian natrium dibatasi pada pasien dengan hipertensi, edema, dan asites, yaitu antara 1-3 gram, kecuali jika pasien sedang menerima obat antihipertensi dan diuretik.

8.    Ketika imunitas menurun (leukosit < 10>

9.    Porsi makanan disajikan dalam jumlah kecil dan secara teratur.

10.  Bentuk makanan disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien.

Nutrisi pada Penderita Kanker Paru

Pemulihan setelah pengobatan kanker memerlukan perhatian khusus pada pemeliharaan massa otot dan status gizi. Ini penting untuk mendukung kesehatan yang optimal dan kualitas hidup, serta memungkinkan pasien kembali beraktivitas seperti biasa. Sekitar 50% penderita kanker paru dapat mengalami penurunan berat badan yang tidak disengaja, dan penurunan bahkan sebesar 5?pat berdampak pada hasil kesehatan. Kehilangan massa otot dapat menyebabkan kelelahan, kurangnya energi untuk aktivitas harian, kesulitan bergerak dengan aman, serta penurunan kemampuan untuk batuk dan membersihkan lendir dari paru-paru.

1.    Kalori dan Protein

Pemulihan setelah pengobatan kanker memerlukan perhatian khusus pada pemeliharaan massa otot dan status gizi. Ini penting untuk mendukung kesehatan yang optimal dan kualitas hidup, serta memungkinkan pasien kembali beraktivitas seperti biasa.

2.    Karbohidrat

Banyak orang mengikuti diet diabetes yang membatasi asupan karbohidrat. Namun, selama pengobatan kanker, diet ini sering dilonggarkan untuk memungkinkan lebih banyak karbohidrat, terutama saat nafsu makan menurun dan porsi makanan berkurang. Jika seseorang makan sedikit, makanan yang mengandung karbohidrat biasa bisa dipilih. Namun, jika asupan mendekati porsi dan frekuensi normal, versi rendah karbohidrat sebaiknya digunakan. Misalnya, untuk yogurt : pilih yogurt berkarbohidrat penuh jika itu satu-satunya makanan yang dimakan saat makan siang, tetapi pilih yogurt rendah gula jika dimakan setelah sandwich dan semangkuk sup.

3.    Lemak

Setiap sendok teh minyak, mentega, atau margarin mengandung antara 45 hingga 50 kalori. Dengan menambahkan satu sendok teh lemak ke setiap makanan dan camilan, asupan kalori dapat meningkat sekitar 250 kalori per hari tanpa perlu meningkatkan jumlah makanan yang dikonsumsi. Alternatif lainnya adalah menambahkan satu sendok makan heavy cream ke setiap makanan atau minuman berbasis susu, yang dapat menambah sekitar 50 kalori. Penambahan ini hampir tidak terasa bagi mereka yang berusaha meningkatkan asupan kalori.

4.    Hidrat dan Keseimbangan Cairan

Beberapa pasien kanker, terutama yang menjalani kemoterapi atau radiasi, rentan mengalami dehidrasi. Mereka yang menjalani kemoterapi sering mengalami gejala seperti mual, muntah, dan diare. Pasien yang menerima nutrisi enteral juga berisiko mengalami kekurangan cairan jika asupan cairan tidak mencukupi. Sebaliknya, pasien yang mendapatkan nutrisi parenteral atau cairan suplemen secara oral dapat mengalami kelebihan cairan. Selain itu, nutrisi yang tinggi kalori biasanya memiliki kandungan cairan yang rendah, sehingga pasien perlu mendapatkan asupan cairan yang cukup jika menggunakan formula tersebut.

5.    Suplemen Vitamin dan Mineral

Komponen yang memberikan efek perlindungan pada sistem kekebalan tubuh, yang sangat rentan terhadap radikal oksigen reaktif (ROS), meliputi ß-karoten, vitamin C dan E, selenium, serta seng. Vitamin A memiliki peran penting dalam pematangan dan diferensiasi sel-sel sistem imun. Salah satu fungsi vitamin C adalah berpartisipasi dalam respon imun terhadap kerusakan jaringan, yang mempengaruhi proses mitosis dan migrasi monosit ke area yang terluka, serta transisi makrofag selama fase inflamasi.

 

 

 

Referensi :

Kasprzyk A. 2021 The Role of Nutritional Support in Malnourished Patients With Lung Cancer. In Vivo.

Vieira AR, Abar L, Vingeliene S, Chan DS, Aune D, et al. 2016. Fruits, Vegetables and Lung Cancer Risk : a Systematic Review and Meta-Analysis.

Turcott J. 2019. Nutritional Support of the Lung Cancer Patient. Journal of Thoracic Oncology.