Stres adalah reaksi fisik dan mental yang wajar terhadap berbagai pengalaman hidup. Setiap orang mengalaminya dari waktu ke waktu, baik itu disebabkan oleh hal-hal sehari-hari seperti pekerjaan dan keluarga, maupun peristiwa besar seperti diagnosis penyakit serius, peperangan, atau kehilangan orang yang kita cintai. Dalam jangka pendek, stres bisa memberikan manfaat bagi kesehatan, karena membantu seseorang menghadapi situasi yang menantang. Saat stres terjadi, tubuh akan melepaskan hormon yang meningkatkan detak jantung, pernapasan, dan mempersiapkan otot untuk bertindak. Namun, jika respons stres pada tubuh manusia terus-menerus aktif, dan tingkat stres tersebut bertahan jauh lebih lama daripada yang dibutuhkan untuk bertahan hidup, kondisi ini dapat membahayakan kesehatan. Stres dan rasa sakit adalah dua faktor utama yang memicu pelepasan endorfin. Endorfin bekerja dengan mengikat reseptor opiat di otak, yang membantu mengurangi persepsi rasa sakit dan memiliki efek yang mirip dengan obat-obatan seperti morfin dan kodein. Namun, berbeda dengan obat opiat, aktivasi reseptor opiat oleh endorfin alami tubuh tidak menimbulkan kecanduan atau ketergantungan. Stres dan rasa sakit adalah dua faktor utama yang memicu pelepasan endorfin. Endorfin bekerja dengan mengikat reseptor opiat di otak, yang membantu mengurangi persepsi rasa sakit dan memiliki efek yang mirip dengan obat-obatan seperti morfin dan kodein. Namun, berbeda dengan obat opiat, aktivasi reseptor opiat oleh endorfin alami tubuh tidak menimbulkan kecanduan atau ketergantungan. Selain mengurangi rasa sakit, sekresi endorfin dapat menimbulkan perasaan euforia, mengatur nafsu makan, merangsang pelepasan hormon seks, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Dengan kadar endorfin yang tinggi, kita akan merasakan lebih sedikit rasa sakit dan mengurangi dampak negatif dari stres. Endorfin sering dikaitkan dengan fenomena "high runner" yang dialami oleh atlet setelah melakukan latihan intensif dalam waktu lama. Meskipun peran endorfin dan senyawa lainnya sebagai pemicu euforia ini masih menjadi perdebatan di kalangan dokter dan ilmuwan, yang pasti adalah tubuh memang memproduksi endorfin sebagai respons terhadap latihan yang berkelanjutan.
Humor dan tertawa menguntungkan bagi kesehatan fisik karena beberapa hal berikut :
1. Tertawa dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh.
2. Tertawa dapat menurunkan kadar hormon stres, seperti epinefrin, kortisol, dan dopamin, serta dapat meningkatkan produksi hormon pertumbuhan.
3. Tertawa dapat membantu memperlancar aliran darah di dalam tubuh.
4. Tertawa dapat berfungsi sebagai analgesik karena dapat merangsang pelepasan endorfin dan membantu mengurangi ketegangan otot.
Pelepasan endorfin dapat berbeda-beda antara individu. Artinya, dua orang yang berolahraga dengan intensitas yang sama atau merasakan tingkat rasa sakit yang serupa belum tentu menghasilkan jumlah endorfin yang setara. Beberapa jenis makanan, seperti cokelat atau cabai, juga dapat merangsang peningkatan sekresi endorfin. Pada cabai, semakin pedas rasa lada, semakin banyak endorfin yang diproduksi. Pelepasan endorfin setelah mengonsumsi cokelat mungkin menjelaskan perasaan nyaman yang sering dikaitkan dengan makanan tersebut dan dorongan untuk makan cokelat ketika merasa stres. Limfosit memiliki reseptor permukaan yang dapat mengenali endorfin dan enkephalin. Selain itu, endorfin dan enkephalin dapat mempengaruhi berbagai fungsi imun, seperti sintesis antibodi, proliferasi limfosit, dan aktivitas sitotoksik sel pembunuh alami. Hal ini menunjukkan kemungkinan bahwa reseptor tersebut memiliki peran fungsional tertentu. Berdasarkan temuan ini, beberapa hipotesis diajukan. Endorfin dan enkephalin berfungsi sebagai pengatur fisiologis dalam respon imun dan bertindak sebagai mediator humoral yang menghubungkan sistem saraf pusat dengan sistem kekebalan tubuh. Mereka juga mungkin terlibat dalam proses patologis pada berbagai penyakit yang melibatkan gangguan imunologis primer atau sekunder. Secara keseluruhan, enkephalin dan endorfin dapat dianggap sebagai imunomodulator yang mempengaruhi respon biologis dan berpotensi menjadi alat dalam pengembangan imunoterapi. "Opioid berfungsi mengatur mekanisme respons stres tubuh, sehingga ketika kadar endorfin rendah, indikator stres tubuh akan meningkat.
Referensi :
Dunbar, R. I. M., Baron, R., Frangou, A., Pearce, E., van Leeuwen, E. J. C., Stow, J. van Vugt, M. 2012. Social Laughter is Correlated with an Elevated Pain Threshold. Proceedings of The Royal Society B : Biological Sciences.
Manninen, S., Tuominen, L., Dunbar, R. I., Karjalainen, T., Hirvonen, J., Arponen, E., Nummenmaa, L. 2017. Social Laughter Triggers Endogenous Opioid Release in Humans. The Journal of Neuroscience?: The Official Journal of the Society for Neuroscience.
Microbiologica, A., & Hungarica, I. 2015. The Immuno-Endocrine System?: Hormones, Receptors and Endocrine Function of Immune Cells. The Packed-Transport Theory. (May).