Menopause adalah suatu proses transisi dari masa reproduksi menuju fase non-produktif yang terjadi secara bertahap, yang dipengaruhi oleh penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron seiring dengan bertambahnya usia. Beberapa faktor yang mempengaruhi usia menopause antara lain : usia saat pertama kali menstruasi (menarche). Penelitian menunjukkan adanya kaitan antara usia menarche dan usia memasuki menopause, semakin muda seseorang mendapat haid pertama, semakin tua usia menopause-nya, kondisi psikologis dan pekerjaan. Penelitian juga menemukan bahwa perempuan yang belum menikah dan bekerja cenderung mengalami menopause lebih muda dibandingkan perempuan yang sudah menikah dan bekerja, jumlah anak yang dilahirkan. Semakin banyak anak yang dilahirkan, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai menopause, penggunaan kontrasepsi. Pil KB diketahui dapat menekan fungsi ovarium, sehingga perempuan yang menggunakan pil KB cenderung memasuki menopause lebih lama, kebiasaan merokok. Perempuan yang merokok cenderung memasuki menopause lebih awal dibandingkan dengan yang tidak merokok, cuaca dan ketinggian tempat tinggal. Perempuan yang tinggal di daerah dengan ketinggian lebih dari 2000-3000meter di atas permukaan laut biasanya mengalami menopause 1-2 tahun lebih cepat dibandingkan yang tinggal di bawah 1000meter, status sosial ekonomi. Menopause juga dipengaruhi oleh status sosial ekonomi, termasuk pendidikan dan pekerjaan suami. Selain itu, faktor seperti tinggi badan dan berat badan perempuan juga berhubungan dengan kondisi sosial ekonomi tersebut.
Gejala dan Keluhan yang Terjadi Akibat Penurunan Produksi Hormonal
Menopause terjadi selama masa klimakterium, yaitu periode peralihan dari fase reproduktif ke fase non-reproduktif. Proses perubahan ini umumnya berlangsung antara dua hingga lima tahun dan biasanya terjadi pada wanita usia 45 hingga 55 tahun. Periode perubahan ini sering disebut sebagai climacteric, yang mencakup berbagai gejala dan keluhan yang dapat membuat perempuan merasa cemas dan tertekan akibat perubahan besar dalam sistem hormonal, yang menyebabkan ketidaknyamanan. Gejala-gejala ini menjadi bagian dari fase menopause itu sendiri.
1. Keluhan yang paling sering muncul dan dominan pada perempuan meliputi masalah pada jantung, alat kelamin, fungsi motorik, fungsi sensorik, fungsi hormonal, dan sistem tulang.
2. Keluhan yang terkait dengan masalah jantung dan pembuluh darah dapat memengaruhi kondisi kulit, yang menjadi kering, keriput, dan kendur. Selain itu, tubuh dan wajah terasa panas, dan terjadi perubahan dalam sirkulasi darah yang menyebabkan wajah memerah, bahkan bisa menyebar ke tengkuk, disertai dengan gejala hot flushes. Perasaan panas ini umumnya muncul ketika siklus menstruasi mulai berkurang dan berlangsung hingga menstruasi berhenti sepenuhnya. Hot flashes sering dimulai di area dada, leher, atau wajah, kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Selain itu, keluhan lain yang sering muncul adalah jantung yang berdebar-debar, serta tekanan darah tinggi yang dapat berkembang menjadi gangguan jantung koroner.
3. Keluhan pada area kelamin dapat meliputi rasa kering pada liang senggama, kesulitan dalam merespons rangsangan karena penurunan sensitivitas, penipisan epitel pada liang senggama dan sekitarnya yang membuatnya lebih rentan terhadap infeksi, serta terjadinya dispareunia selama hubungan seksual. Selain itu, elastisitas area tersebut juga menurun, menyebabkan rasa longgar. Kondisi ini membuat hubungan seksual menjadi menyakitkan dan tidak nyaman.
4. Keluhan pada fungsi motorik meliputi melemahnya otot-otot motorik, koordinasi gerakan yang mulai kurang tepat, pegangan yang sering terlepas, tubuh yang sering gemetar, serta gangguan pada artikulasi suara yang menyebabkan kesulitan saat berbicara. Sedangkan pada fungsi sensoris, penurunan sistem saraf sensoris dapat mengganggu sirkulasi darah, yang pada gilirannya menimbulkan keluhan klinis dan gangguan pada kemampuan perabaan.
5. Keluhan pada sistem hormonal merujuk pada kondisi di mana sistem hormonal mengalami penurunan fungsi, yang berdampak pada menurunnya metabolisme tubuh. Salah satu masalah metabolisme yang sering muncul pada masa menopause adalah kecenderungan untuk cepat mengalami penambahan berat badan.
6. Diperburuk dengan kebiasaan makan yang sembarangan dan kurang memperhatikan keseimbangan gizi. Gangguan pada fungsi saraf terjadi akibat degenerasi sel saraf yang mengakibatkan penurunan fungsi dan masalah pada pancaindera. Sementara itu, gangguan pada tulang disebabkan oleh proses penuaan yang dapat mengurangi kadar kalsium, yang akhirnya menyebabkan pengeroposan tulang dan menyebabkan rasa nyeri pada sendi.
7. Akibat jangka panjang yang perlu diperhatikan pada wanita yang mengalami menopause antara lain osteoporosis (tulang rapuh), penyakit jantung koroner, stroke, dan gangguan memori. Jika kondisi-kondisi ini tidak ditangani, dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup wanita.
8. Keluhan psikologis yang umum muncul saat menopause meliputi perubahan sikap seperti mudah marah, suasana hati yang fluktuatif, sering lupa, kecemasan, kesulitan tidur, perasaan tertekan, kegugupan, kesepian, ketidaksabaran, ketegangan, stres, dan depresi. Beberapa wanita lansia juga merasakan penurunan harga diri akibat berkurangnya daya tarik fisik dan seksual, merasa tidak dibutuhkan oleh pasangan atau anak-anak, serta merasakan hilangnya identitas feminin akibat fungsi reproduksi yang sudah tidak berfungsi.
9. Gejala mudah tersinggung seringkali lebih tampak dibandingkan dengan kecemasan. Wanita cenderung lebih cepat merasa tersinggung atau marah terhadap hal-hal yang sebelumnya tidak dianggap mengganggu. Dalam kondisi ini, wanita menjadi lebih peka terhadap proses yang sedang berlangsung dalam dirinya. Perasaan mereka menjadi sangat sensitif terhadap sikap dan tindakan orang-orang di sekitar, terutama jika sikap dan tindakan tersebut dianggap sebagai sesuatu yang mengganggu proses penerimaan diri yang sedang terjadi.
10. Selama masa menopause, tidak ada seorang pun yang benar-benar bisa terbebas dari perasaan khawatir atau cemas, termasuk mereka yang memasuki usia lanjut. Ketegangan emosional atau stres senantiasa hadir dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pekerjaan, interaksi sosial, kehidupan keluarga, bahkan hingga mengganggu kualitas tidur.
11. Perempuan yang sedang mengalami menopause sering kali merasakan kesedihan, karena merasa kehilangan kemampuan untuk melahirkan, kesempatan untuk memiliki anak, serta merasa kehilangan daya tarik fisik. Mereka juga dapat merasa tertekan akibat merasa kehilangan peran mereka sebagai perempuan dan harus menghadapi kenyataan masa tua.
12. Perubahan psikologis yang dialami oleh perempuan menopause memiliki dampak signifikan terhadap kehidupan sosial mereka, khususnya dalam hubungan dengan suami, anak-anak, dan anggota keluarga lainnya.
13. Kondisi emosional yang tidak stabil ini disebabkan oleh perubahan hormon dalam tubuh atau faktor-faktor yang sangat bersifat pribadi. Selain itu, masa menopause sering kali bertepatan dengan tekanan hidup lainnya yang dihadapi perempuan, seperti merawat orang tua yang sudah lanjut usia, memasuki masa pensiun, melihat anak-anak tumbuh dewasa dan meninggalkan rumah, serta penyesuaian lainnya yang terjadi pada tahap kehidupan setengah baya.
Gejala yang menandai menopause yang disebut fase preliminer, yaitu :
1. Menstruasi yang tidak teratur atau tidak lancar, datang lebih cepat atau terlambat.
2. Jumlah darah haid yang keluar sangat banyak atau justru sangat sedikit.
3. Gangguan vasomotor, yang melibatkan penyempitan atau pelebaran pembuluh darah.
4. Merasa pusing disertai dengan sakit kepala yang terus-menerus.
5. Berkeringat berlebihan, yaitu keringat yang keluar tanpa henti.
6. Neuralgia, yaitu rasa sakit atau gangguan pada saraf, dan sebagainya.
Referensi :
Cross, Susan E., Gore J.s., & Morris, M.L. 2023. The Relational Interdependent Self-Construal, Self Concept Consistency & Well Being. Journal of Personality & Social Psychological.
Palupi, Sri. 2016. Islam dan Menopause : Urgensitas Bimbingan dan Konseling Islam Bagi Persoalan Psikologis Perempuan Menopause. Disampaikan pada Annual Conference Kajian Islam.
Prawasti, D. 2017. Hubungan antara Gejala-gejala Menopause dan Kepuasan Perkawinan pada Perempuan. Skripsi. Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Retnowati, S. 2001. Tetap Bergairah Memasuki Usia Menopause : Sebuah Tinjauan Psikologis. Disampaikan pada Seminar Ilmiah Populer dalam Rangka Milad ke 78 RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta.