Rabu, 20 November 2024 14:12 WIB

Pengendalian Vektor Tikus dan Nyamuk

Responsive image
253
Rini Triyaningsih, SKM, MPd - RS Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta

Fogging adalah metode pengendalian vektor penyakit, terutama nyamuk, yang dilakukan dengan menyemprotkan insektisida dalam bentuk aerosol. Teknik ini digunakan secara luas untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, seperti demam berdarah dengue, chikungunya, dan malaria. Proses fogging terdiri dari beberapa langkah penting:

  1. Persiapan: Sebelum melakukan fogging, area yang akan disemprot harus dibersihkan dari barang-barang yang dapat menghalangi penyebaran kabut.
  2. Pemilihan Insektisida: Insektisida yang digunakan harus sesuai dengan standar keamanan dan efektif dalam membunuh vektor.
  3. Penyemprotan : Fogging dilakukan di area yang banyak dihuni nyamuk, seperti pekarangan, saluran air, dan tempat penampungan barang.
  4. Pasca-Fogging : Setelah proses fogging, area tersebut perlu dibiarkan selama beberapa waktu agar insektisida dapat bekerja dengan efektif.

Keunggulan dari fogging adalah sebagai berikut:

  1. Cepat dan Efektif : Fogging dapat membunuh nyamuk dewasa secara cepat, sehingga dapat mengurangi populasi vektor dalam waktu singkat.
  2. Jangkauan Luas : Teknik ini mampu menjangkau area yang sulit dijangkau dengan metode pengendalian lainnya.

Meskipun fogging efektif, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan:

  1. Keamanan Kesehatan: Insektisida yang digunakan harus aman bagi manusia dan hewan peliharaan. Penting untuk mengikuti petunjuk penggunaan dengan benar.
  2. Ketergantungan : Fogging tidak boleh menjadi satu-satunya metode pengendalian. Pengelolaan lingkungan dan pencegahan tempat berkembang biaknya nyamuk tetap diperlukan.

Fogging adalah alat yang berguna dalam upaya pengendalian penyakit menular yang ditularkan oleh nyamuk. Dengan pendekatan yang tepat dan penanganan yang hati-hati, fogging dapat berkontribusi signifikan dalam menjaga kesehatan masyarakat dan mengurangi risiko penyebaran penyakit.

 

Referensi :

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Pedoman Pengendalian Penyakit Dengue. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. (2020). Panduan Fogging untuk Pengendalian Vektor. Bandung: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.

Tim Peneliti Kesehatan Lingkungan. (2019). Evaluasi Efektivitas Fogging dalam Pengendalian Nyamuk Aedes Aegypti. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 14(2), 150-156.

Rachmawati, D. (2021). Implementasi Fogging dalam Mencegah Penyebaran Demam Berdarah. Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Tropis, 12(1), 45-52.

Sari, A. R., & Utami, R. (2022). Fogging dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Masyarakat. Jurnal Ilmu Kesehatan, 10(3), 200-206.

Sumber gambar:

https://asset-2.tstatic.net/jabar/foto/bank/images/contoh-vektor-penyakit_20171031_201155.jpg

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTILScNPVC0aKSNKjvsXIo-5bzHhIy6m4JKAA&s

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTY_hH-T6IJW55jHr_8I6XcNz5-bL8bhzMy0g&s

https://dinkes.jakarta.go.id/assets/upload/image/shutterstock-444646891.jpg