Kamis, 12 Desember 2024 12:57 WIB

Pola Makan Sehat dapat Mencegah Penyakit Akibat Makanan

Responsive image
303
Purtiantini, S.Gz, MM - RS Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso Surakarta

WHO menyatakan lebih dari 200 penyakit yang berpotensi dapat menular melalui makanan. Penyakit yang ditularkan melalui makanan atau WHO menyebutnya dengan penyakit bawaan pangan (Food Borne Diseases) merupakan penyakit yang menular atau keracunan yang disebabkan oleh mikroba atau agen yang masuk ke dalam badan melalui makanan yang dikonsumsi. Secara garis besar ada 3 kelompok bahaya pada pangan yakni, bahaya biologi, bahaya kimia, dan bahaya fisik. Makanan yang terlihat menarik, nilai gizinya sudah tercukupi, namun jika dalam pengelolaannya terjadi pencemaran baik fisik, biologi ataupun kimia maka makanan yang enak dan nikmat pun menjadi tidak aman bahkan tidak layak dikonsumsi. Untuk mencegah terjadinya keracunan pangan, Kemenkes menerbitkan peraturan yang mengatur hygiene sanitasi pangan pada tempat pengelolaan makanan (TPM) yang mencakup jasaboga, rumah makan/restoran, depot air minum, pangan di rumah tangga termasuk penyelenggaraan makanan di rumah sakit.

Gangguan kesehatan atau penyakit pada tubuh banyak sekali penyebabnya, bahkan makanan yang dikonsumsi juga memiliki potensi menyebabkan penyakit pada tubuh. Penyakit menular akibat makanan merupakan infeksi yang datang dari makanan yang telah terkontaminasi mikroorganisme seperti bakteri, virus ataupun parasit. Tak hanya itu, penyakit dari makanan juga dapat datang dari makanan yang telah kadaluarsa hingga terkontaminasi zat kimia tertencu ataupun racun. Saat seseorang mengonsumsi suatu makanan ataupun minuman yang telah terkontaminasi, maka mikroorganisme yang terkandung dalam makanan tersebut akan ikut tertelan hingga menginfeksi tubuh. Bila mikroorganisme sudah masuk melalui saluran pencernaan, maka gejala-gejala yang akan timbul pun berkaitan dengan masalah pencernaan, seperti diare, muntah-muntah bahkan sakit perut yang parah. Sehingga penyakit menular yang disebabkan oleh makanan termasuk dalam kondisi yang lebih mengacu pada keracunan makanan.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penyebab penyakit ini adalah makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi mikroorganisme. Tipe mikroorganisme yang menjadi pemicu penularan penyakit ini pun berbeda-beda. Oleh karena itu, jenis penyakit yang timbul pun tentu bervariasi. Kebanyakan penyebab munculnya penyakit menular akibat makanan adalah infeksi bakteri, virus, serta parasit.

Berikut makanan yang paling sering menjadi sarana penularan penyakit.

  • Produk ternak yang masih mentah, seperti daging sapi, ayam, telur, serta susu murni
  • Sayur dan buah yang sudah terkontaminasi kotoran hewan dengan mikroorganisme di dalamnya atau terpapar air yang kurang bersih.
  • Makanan yang disentuh oleh seseorang yang sakit, terutama dengan gejala muntah dan diare

Faktor-faktor risiko:

Semua orang bisa terkena penyakit menular akibat makanan atau minuman yang telah terkontaminasi mikroorganisme. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit ini sebagai berikut.

1      Usia lanjut: seiring bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh semakin kesulitan melawan infeksi dari kuman berbahaya.

2      Bayi dan anak-anak: sistem imun tubuhnya belum terbentuk dengan sempurna.

3      Orang dengan penyakit kronis: pengidap diabetes, AIDS, atau kanker lebih rentan terkena penyakit akibat makanan.

4      Ibu hamil: kehamilan memengaruhi kemampuan sistem imun tubuh untuk melawan infeksi penyakit.

 

Cara mencegah penyakit akibat makanan:

1. Cuci tangan 

Mencuci tangan merupakan salah satu kebiasaan yang sangat penting serta cara paling sederhana untuk mencegah penyakit akibat makanan.Tangan merupakan anggota tubuh yang paling rentan terpapar kuman karena seharian Anda akan beraktivitas dengan tangan menyentuh berbagai macam barang. Oleh karena itu, mencuci tangan sangat penting dilakukan sebelum dan sesudah makan.

Cucilah tangan Anda dengan sabun antiseptik dan air mengalir selama 20 detik. Gosoklah telapak tangan dan sela-sela jari untuk memastikan semua area tangan Anda benar-benar bersih.

Cuci tangan harus dilakukan terutama pada saat sebelum dan sesudah makan, setelah menggunakan kamar mandi, setelah membersihkan kotoran hewan, serta setelah membuang sampah.

2. Membersihkan peralatan dapur

Usai mempersiapkan bahan makanan, terutama daging mentah dan telur, usahakan untuk selalu membersihkan peralatan dapur. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan bakteri pada bahan makanan yang menempel di meja dapur. 

Bila tak ingin bakteri ini masuk ke dalam tubuh, maka bersihkan peralatan dapur dengan air hangat dan kain bersih. Cara ini bisa mencegah terkena penyakit akibat makanan.

3. Menggunakan alat-alat memasak yang bersih

Usahakan untuk selalu menggunakan peralatan masak yang sudah dibersihkan, baik pisau, talenan sendok, atau spatula. Penggunaan talenan juga sebaiknya dibedakan untuk daging mentah dengan sayuran atau makanan siap santap lainnya. Hal ini merupakan cara efektif untuk mencegah keracunan makanan akibat kontaminasi silang diantara makanan.

Bila menggunakan alat yang sama, bakteri pada talenan yang baru saja digunakan untuk memotong makanan mentah bisa saja berpindah pada makanan matang yang akan dipotong setelahnya.

Selain itu, menjaga kebersihan spons cuci piring pun sangat dianjurkan, mengingat spons bertugas untuk menyeka bakteri pada alat masak dan makan yang kotor.

Usahakan mengganti spons seminggu sekali atau merendamnya di dalam air desinfektan untuk mematikan bakteri. 

4. Menyimpan bahan makanan mentah terpisah

Selain menggunakan talenan yang berbeda, perlu memisahkan letak penyimpanan bahan makanan mentah dengan makanan siap santap lainnya sebagai upaya pencegahan keracunan makanan. 

Ini dia beberapa tips menyimpan bahan makanan mentah, seperti daging dan telur mentah. 

  • Simpan daging dan ayam mentah di dalam wadah yang bersih dan tertutup.
  • Letakkan di rak kulkas yang paling bawah.
  • Perhatikan instruksi penyimpanan dan jangan memasak makanan mentah yang sudah kedaluwarsa

5. Memasak hingga mencapai suhu yang benar

Pada saat memasak, pastikan makanan diolah sampai benar-benar matang. Terutama bila memasak daging, ayam, atau sosis. Lihatlah warna daging yang sedang DImasak. Bila daging sudah tidak berwarna pink, maka artinya makanan sudah matang.

Bila perlu, masaklah makanan pada temperatur yang sesuai. Hal ini perlu diperhatikan supaya bakteri yang ada di dalam makanan mati.

Misalnya, daging sapi segar harus dimasak dengan suhu internal 65° C, sedangkan daging ayam harus dimasak dengan suhu internal 73° C. Untuk mengetahuinya, Anda bisa menggunakan termometer khusus makanan.

6. Menjaga suhu kulkas

Tidak hanya memastikan bahan makanan tidak mengandung bakteri, tetapi juga dapat mencegah keracunan makanan dengan cara menjaga suhu kulkas.

Jika suhu kulkas tidak diatur dengan benar, bakteri dapat berkembang biak dengan cepat. Usahakan mengatur suhu kulkas di bawah 5° C. 

Sebaiknya, jangan mengisi kulkas terlalu penuh agar sirkulasi udara di dalam kulkas tetap baik dan tidak memengaruhi suhu kulkas. 

7. Berhati-hati saat berbelanja bahan makanan

Cara selanjutnya yang tak kalah penting untuk bantu menghindari dari risiko timbulnya penyakit akibat makanan yaitu berhati-hati saat memilih makanan yang akan dibeli.

Pastikan memeriksa kembali tanggal kadaluwarsa produk makanan. Makanan kedaluwarsa termasuk penyebab keracunan makanan. Itu sebabnya, memeriksa tanggal kedaluwarsa harus dilakukan, termasuk sebelum mulai mengolah makanan.

Sekalipun tampilan dan aromanya tidak berubah dan tampak normal, hindari makan bahan makanan yang kedaluwarsa. 

Selain itu, beberapa jenis makanan tertentu juga dapat menyebabkan penyakit, terutama untuk orang-orang yang lebih rentan seperti ibu hamil dan lansia. Maka dari itu, sebaiknya hindari membeli susu atau keju yang belum dipasteurisasi.

Sebenarnya, cara utama untuk mencegah penyakit akibat makanan adalah dengan menjaga kebersihan. Baik itu kebersihan bahan makanan, dapur, dan diri sendiri.

Cara menjaga kesehatan tubuh agar terhindar dari penyakit

Mengubah pola hidup menjadi lebih sehat merupakan cara menjaga kesehatan tubuh agar terhindar dari penyakit

1.    Konsumsi makanan sehat

Untuk  terhindar dari penyakit terutama penyakit akibat makanan disarankan mengonsumsi makanan sehat setiap hari, termasuk makanan yang mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Sebagai sumber protein, dapat mengonsumsi daging tanpa lemak, susu, produk olahan susu, telur, aneka jenis ikan laut, dan ikan air tawar. Sementara untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, dapat memperolehnya dari nasi merah, oatquinoa, dan roti gandum.

Konsumsilah aneka jenis sayuran, seperti asparagus, brokoli, wortel, kembang kol, kale, mentimun, kubis, lobak, jamur, labu, terong, aneka jenis kacang-kacangan, serta paprika. Sayuran mengandung berbagai macam vitamin dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Selain sayuran, aneka jenis buah juga sangat baik untuk kesehatan, seperti apel, alpukat, pisang, blueberry, jeruk, strawberry, kiwi, mangga, lemon, nanas, pir dan anggur. Buah-buahan ini juga sangat baik bagi Anda yang sedang menjalani diet.

2. Olahraga secara rutin

Cara menjaga kesehatan tubuh berikutnya adalah tetap aktif bergerak dan rutin berolahraga. Olahraga tak hanya baik untuk kesehatan, tetapi juga mampu mencegah dan mengelola masalah kesehatan yang diderita, seperti stroke, diabetes, depresi, tekanan darah tinggi, osteoporosis, radang sendi, hingga kanker.

Untuk mendapatkan berbagai macam manfaat olahraga tersebut, disarankan untuk berolahraga selama 150 menit dalam seminggu. Atau luangkan waktu selama 20-30 menit setiap harinya untuk berolahraga.

3. Jaga berat badan ideal 

Kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko berbagai jenis penyakit. Penyakit seperti tekanan darah tinggi, kolesterol, diabetes tipe 2, penyakit jantung, stroke, dan kanker, rentan untuk diderita penderita obesitas atau kelebihan berat badan.  Untuk mengontrol berat badan, Anda dapat melakukan pengecekan indeks masa tubuh (IMT).

4. Berhenti merokok

Bagi perokok, disarankan untuk menghentikan kebiasaan merokok sedini mungkin. Rokok dapat membahayakan kesehatan . Selain kebiasaan merokok, hentikan pula kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol demi kesehatan tubuh.

5. Suplementasi bagi orang yang memiliki high-risk disease

Jika sudah memiliki high risk-disease, seperti diabetes, penyakit jantung, atau penyakit paru kronis, konsumsi suplemen tertentu dapat memperbaiki kondisi kesehatan dan memperkuat sistem imun, mencegah komplikasi, serta melindungi dari penyakit infeksi.

Penerapan Pola Makan Sehat

Pola makan sehat adalah makan makanan bernutrisi tinggi dan seimbang dari semua kelompok makanan utama dalam porsi yang tepat. Kelompok makanan ini, termasuk protein, buah-buahan, sayuran, biji-bijian, produk susu, dan lemak sehat. Komposisi yang tepat dari pola makan yang beragam, seimbang, dan sehat dapat bervariasi tergantung pada karakteristik setiap orang (termasuk usia, jenis kelamin, gaya hidup, dan tingkat aktivitas fisik), makanan yang tersedia secara lokal, konteks budaya, dan kebiasaan makan. Namun, prinsip dasar dari pola makan yang sehat tetap sama. Menerapkan makan sehat sebaiknya sesuai anjuran dari ahli gizi yang berkompeten dan bersertifikat. Hal ini untuk membantu memilih makan yang bergizi dan seimbang sesuai dengan kondisi tubuh

Pola Makan Sehat Bergizi dan Seimbang biasanya mencakup makanan padat nutrisi dari semua kelompok makanan utama, seperti protein tanpa lemak, biji-bijian, lemak sehat, dan buah-buahan dan sayuran. Makan yang sehat juga berarti mengganti makanan yang mengandung lemak trans, garam, dan gula dengan pilihan yang lebih bergizi. 

Berikut ini cara menerapkan pola makan sehat: 

1.    Protein

Protein adalah makronutrien penting yang berfungsi untuk setiap sel dalam tubuh. Nutrisi ini membantu dalam membangun dan memperbaiki sel dan jaringan tubuh, termasuk kulit, rambut, otot, dan tulang. Protein juga penting untuk pembekuan darah, respons sistem kekebalan tubuh, hormon, dan enzim. Ada banyak makanan kaya protein yang juga mengandung mineral tinggi, termasuk zat besi, magnesium, dan seng.Protein terkandung dalam makanan hewani dan nabati, termasuk daging, ikan, telur, kacang-kacangan, biji-bijian, dan kedelai, merupakan pilihan protein bagi mereka yang menjalani pola makan vegan atau vegetarian. Asupan protein berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG) adalah 50 gram protein per hari dengan diet 2.000 kalori. Namun, kebutuhan protein setiap individu akan bervariasi, tergantung pada tingkat aktivitas dan berat badan.

2.    Buah dan Sayuran

Makan buah-buahan dan sayuran dapat membantu tubuh memenuhi nutrisi, karena memiliki banyak vitamin, mineral, dan serat. Memilih berbagai macam buah dan sayuran berwarna adalah cara terbaik untuk mendapatkan semua vitamin dan mineral yang tubuh butuhkan. Sebaiknya tambahkan buah atau sayuran setiap makan. Guna mendapatkan banyak manfaat kesehatan, pastikan memeriksa setiap label produk dan menghindari makanan kalengan, beku, atau kering dengan kandungan tinggi garam atau gula tambahan. Diet tinggi buah dan sayuran bisa membantu menjaga berat badan tetap sehat. Makan buah dan sayuran juga dapat mengurangi banyak risiko masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung, stroke, lonjakan gula darah, tekanan darah tinggi (hipertensi), dan beberapa jenis kanker.

3.    Karbohidrat Kompleks

Karbohidrat kompleks mengandung lebih banyak nutrisi daripada karbohidrat sederhana (makanan yang dicerna lebih cepat). Jenis karbohidrat kompleks lebih tinggi serat dan mencerna lebih lambat, sehingga membantu merasa kenyang lebih lama. Hal ini bisa menjadi pilihan yang baik untuk mengontrol berat badan. Makanan dari karbohidrat kompleks juga ideal bagi penderita diabetes tipe 2, karena membantu mengelola lonjakan gula darah setelah makan. Serat dan pati adalah dua jenis karbohidrat kompleks. Serat adalah zat gizi sangat penting karena bisa meningkatkan keteraturan usus dan membantu mengontrol kolesterol. Sumber utama serat makanan, termasuk buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, kacang polong, dan biji-bijian. Pati juga terdapat dalam beberapa makanan yang sama seperti serat. Bedanya, makanan tertentu lebih bertepung daripada berserat, seperti kentang, roti gandum, sereal, jagung, gandum, kacang polong, dan nasi.

4.    Lemak

Lemak juga bagian penting dari pola makan yang sehat, karena dibutuhkan untuk fungsi sistem saraf, penyerapan vitamin tertentu, energi, dan untuk kesehatan kulit, rambut, dan persendian. Kandungan lemak terdapat dalam makanan hewani maupun nabati, dan memiliki beberapa jenis lemak utama, dan beberapa lebih menyehatkan. Jenis lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda adalah lemak sehat yang meningkatkan kesehatan jantung. Beberapa makanan sebagai sumber lemak sehat, termasuk alpukat, ikan, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Sedangkan lemak jenuh dan lemak trans dapat meningkatkan kolesterol total dan low-density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Lemak jenuh biasanya terdapat dalam produk hewani, antara lain krim, daging berlemak, dan gorengan. Berdasarkan AKG harian, setiap orang harus mendapatkan 78 gram lemak per hari dalam diet 2.000 kalori. Orang harus berusaha mendapatkan kurang dari 10% kalori harian dari lemak jenuh.

5.    Biji-bijian Utuh Berserat Tinggi

Produk yang terbuat dari biji-bijian utuh, termasuk germ (embrio yang kaya nutrisi) dan dedak (lapisan luar yang bergizi). Sebaliknya, biji-bijian olahan hanya mengandung sebagian biji-bijian. Mengonsumsi gandum utuh sebagai pola makan sehat bergizi dan seimbang akan mendapatkan manfaat kesehatan yang sangat baik bagi tubuh. Asupan tinggi biji-bijian dapat membantu mengurangi risiko banyak masalah kesehatan, seperti penyakit jantung, penyakit kardiovaskular, kanker, dan mengurangi semua penyebab kematian. Makanan dari biji-bijian utuh mengandung tinggi serat, sumber vitamin B, dan mineral yang baik, seperti zat besi, seng, dan magnesium. Namun, biji-bijian akan kehilangan banyak khasiatnya jika telah melalui proses pemurnian. Beberapa contoh biji-bijian adalah roti gandum, pasta gandum utuh, sereal gandum utuh (oatmeal), dan jagung.

6.    Produk Susu Berkalsium Tinggi

Minuman dan makanan dari susu bisa menjadi sumber kalsium yang sangat baik bagi tubuh. Mengonsumsi makanan yang kaya kalsium bisa membantu meningkatkan kesehatan tulang dan gigi. Beberapa kelompok makanan olahan susu yang mengandung kalsium, adalah produk susu cair, yoghurt dan keju, susu kedelai yang diperkaya kalsium, atau minuman kedelai. Sedangkan makanan berbahan dasar susu yang tidak mempertahankan kandungan kalsium, seperti krim, krim keju, dan mentega. Ahli gizi mungkin menganjurkan untuk mengonsumsi produk dari susu sebanyak 2-3 cangkir per hari. Namun, sebaiknya pilih jenis produk susu yang rendah lemak atau bebas lemak, seperti susu dan yoghurt, untuk mendapatkan manfaat bagi kesehatan jantung.

7.    Hindari Makanan yang Tidak Sehat

Dengan mengikuti pola makan sehat, secara alami akan mengurangi asupan makanan tidak sehat. Tidak ada makanan yang perlu Anda hindari sepanjang hidup, tetapi harus membatasi beberapa makanan tertentu. Beberapa makanan yang harus Anda hindari, termasuk:  Makanan dengan kandungan tinggi gula. Makanan yang mengandung tinggi gula, terutama minuman manis, dapat berisiko meningkatkan obesitas dan diabetes tipe 2. Lemak trans. Ini juga sebagai lemak terhidrogenasi parsial, lemak trans mungkin dapat menyebabkan penyakit serius, seperti penyakit jantung. Karbohidrat olahan. Makanan yang mengandung tinggi karbohidrat olahan, termasuk roti putih, terkait dengan makan berlebihan, obesitas, dan penyakit metabolisme.

Minyak nabati, meskipun tidak sedikit yang percaya ini sehat, tetapi minyak nabati dapat mengganggu keseimbangan omega 6 dan 3 dalam tubuh tubuh, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan. Produk olahan rendah lemak. Sering tersamarkan sebagai alternatif makanan sehat, produk rendah lemak biasanya mengandung banyak gula agar rasanya lebih enak.

 

REFERENSI:

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20180926/3528017/lebih-200-penyakit-dapat-menular-melalui-makanan-keamanan-pangan-harus-diperhatikan/

https://hellosehat.com/infeksi/infeksi-melalui-makanan/penyakit-menular-akibat-makanan/

https://www.alodokter.com/cara-menjaga-kesehatan-tubuh-agar-terhindar-dari-penyakit

https://doktersehat.com/gaya-hidup/gizi-dan-nutrisi/pola-makan-sehat/

https://telemed.ihc.id/artikel-detail-843-Penyakit-Menular-Akibat-Makanan,-Apakah-Bisa.html

Irianto, D. P. (2017). Pedoman Gizi Lengkap. Yogyakarta: Andi Offset.

Iswandiari, Y. (2018). Daftar Makanan Sehat Tinggi Flavonoid, Antioksidan Penangkal Berbagai Macam Penyakit. Tersedia dalam https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/beragam-manfaat-flavonoid/. Diakses tanggal 2 Juli 2018

Kementerian Kesehatan RI. (2014). Pedoman Gizi Seimbang.

Khomsan, Ali. (2008). Sehat Itu Mudah. Jakarta: Hikmah.

Winarti, S. (2010). Makanan Fungsional (Pertama). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Winarto, W. P., & Lentera, T. (2004). Memanfaatkan Tanaman Sayur Untuk Mengatasi Aneka Penyakit. Tangerang: PT. AgroMedia Pustaka.

Sumber gambar:

https://asset-2.tstatic.net/health/foto/bank/images/makanan-sehat-26.jpg

https://img2.beritasatu.com/cache/beritasatu/910x580-2/07102011163219.JPG

https://www.ruparupa.com/blog/wp-content/uploads/2016/09/10865-Stoneline-13tlg-Set_freisteller_02_600x600.jpg

https://aquaelektronik.com/upload_files/1/9188cd1aaf-memasak.jpg

https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2020/01/29/2245f371-6d91-4dfc-9c75-1291ffa0f345.jpeg?w=600&q=90