Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI) merupakan metode yang penting dalam mendiagnosis Guyon Tunnel Syndrom (GTS), yaitu suatu kondisi yang disebabkan oleh kompresi saraf ulnaris saat melewati Guyon Tunnel di pergelangan tangan. MRI memberikan gambaran terperinci tentang jaringan lunak, yang memungkinkan visualisasi saraf ulnaris dan struktur di sekitarnya.
Guyon Tunnel Syndrom, yang juga dikenal sebagai sindrom terowongan ulnaris, merupakan neuropati langka pada saraf ulnaris yang disebabkan oleh kompresi pada tingkat pergelangan tangan. Kondisi ini dapat menyebabkan disfungsi motorik atau sensorik pada jari ke-4 dan ke-5 serta area hipotenar. Guyon Tunnel Syndrom sering dikaitkan dengan aktivitas olahraga, khususnya bersepeda, yang dikenal sebagai "handlebar palsy" karena tekanan dan getaran berulang pada pergelangan tangan dan tangan.
Anatomi and Patofisiologi Guyon's Tunnel
a. Anatomi
Guyon Tunnel, juga dikenal sebagai kanal ulnaris, adalah terowongan fibro-tulang yang terletak di sisi medial pergelangan tangan. Tulang ini merupakan tempat berkumpulnya saraf dan arteri ulnaris saat berjalan dari lengan bawah ke tangan.
Untuk lebih jelas bisa dilihat pada gambar dibawah ini:
Batasan terowongan Guyon adalah:
1) Atap ( Roof): Ligamen karpal volar (fleksor retinakulum)
2) Lantai ( Floor) : Ligamen karpal transversal dan otot hipotenar
3) Batas ulnaris ( border): Tulang pisiform dan ligamen pisohamate
4) Batas radial (border) : Kait hamate
Saraf ulnaris dalam Guyon tunnel terbagi menjadi dua cabang:
1) Cabang superfisial: Terutama sensorik, memberikan sensasi ke permukaan palmar jari kelingking dan separuh medial jari manis.
2) Cabang dalam: terutama motorik, mensuplai otot-otot di tangan yang terlibat dalam abduksi dan adduksi jari, serta oposisi ibu jari.
b. Patofisiologi
Guyon Tunnel Syndrom terjadi ketika saraf ulnaris tertekan di dalam Guyon Tunnel. Kompresi ini dapat menimbulkan berbagai gejala, tergantung pada lokasi kompresi.
Penyebab umum kompresi meliputi :
1) Trauma: Fraktur tulang hamate atau cedera pergelangan tangan lainnya dapat merusak Guyon Tunnel atau saraf itu sendiri.
2) Kista ganglion: Kantung berisi cairan ini dapat berkembang di dekat pergelangan tangan dan menekan saraf.
3) Cedera akibat penggunaan berulang: Aktivitas yang melibatkan fleksi dan ekstensi pergelangan tangan berulang, seperti bersepeda atau menggunakan alat yang bergetar, dapat mengiritasi saraf.
4) Bahaya pekerjaan: Pekerjaan tertentu, seperti pekerjaan yang melibatkan pengangkatan berat atau penggunaan alat getar dalam jangka waktu lama, dapat meningkatkan risiko timbulnya Guyon Tunnel Syndrom.
Lokasi kompresi dalam Guyon Tunnel menentukan gejala spesifik:
1) Kompresi proksimal: Mempengaruhi cabang sensorik dan motorik saraf ulnaris, yang mengakibatkan mati rasa, kesemutan, dan kelemahan pada jari kelingking dan jari manis, serta kesulitan dengan tugas motorik halus.
2) Kompresi distal: Terutama memengaruhi cabang motorik, menyebabkan kelemahan pada otot-otot tangan intrinsik, sehingga mengakibatkan kesulitan dalam adduksi jari, abduksi, dan oposisi ibu jari.
3. Magnetic Resonansi Image
Pencitraan MRI, terutama dengan penggunaan koil khusus pergelangan tangan dan posisi yang tepat, digunakan untuk mengevaluasi Guyon Tunnel. Batasan anatomi saluran bervariasi, tetapi batas dorsal cenderung konsisten. Saraf ulnaris dapat dengan jelas terlihat, meskipun cabang dalam cepat terhalang oleh otot di sekitarnya. Picasso (2023) merekomendasikan agar pasien ditempatkan dalam posisi "Superman" dengan tangan di pusat isosenter, menghadap ke bawah
a) Teknik MRI Utama untuk Guyon Tunnel Syndrom
1) Citra T1-weighted: Citra ini memberikan detail anatomi yang sangat baik dan berguna untuk mengidentifikasi saraf ulnaris dan cabang-cabangnya di dalam Guyon Tunnel. Citra ini juga dapat membantu memvisualisasikan kelainan apa pun, seperti penebalan atau kompresi saraf.
2) Citra T2 -weighted: Citra ini sensitif terhadap kandungan air dan membantu mendeteksi edema (akumulasi cairan) di dalam saraf atau jaringan di sekitarnya. Ini bisa menjadi tanda peradangan atau cedera saraf.
3) Gambar T2- weighted Fat Saturation: Gambar ini menekan sinyal dari lemak, membuatnya lebih mudah untuk memvisualisasikan saraf ulnaris dan kelainan jaringan lunak di sekitarnya.
b) Protokol Sekuen Parameter yang digunakan Picasso (2023)
Protokol yang dirancang untuk memberikan gambaran yang jelas dan detail tentang struktur dan kondisi saraf ulnar serta cabang-cabangnya.
c) Prosedur Pemeriksaan di RS Ortopedi Prof dr. R Soeharso Surakarta
1) Persiapan pemeriksaan ( Rahmatika , 2024)
Rumah Sakit Ortopedi Prof DR R Soeharso Surakarta menggunakan modalitas MRI 1.5 Tesla. MRI tidak menggunakan Radiasi pengion, namun menggunakan medan magnet yang sanggat kuat, sehingga sebelum pemeriksaan MRI harus dilakukan screening dilakukan sebagai upaya keselamatan pasien beserta petugas dan keamanan modalitas sehingga pemeriksaan MRI dapat dilaksanakan dengan lancar.
2) Pasien harus dipastikan tidak ada benda mengandung logam yang dibawa atau tertanam pada tubuh pasien
3) Pasien tidak boleh membawa alat atau benda yang mudah terpengaruh medan magnet
a) Pasien diharapkan tidak memiliki claustrophobia
b) Pasien dijelaskan tentang tata laksana pemeriksaan MRI yang akan dilakukan
c) Pasien dijelaskan tentang lama waktu pemeriksaan
d) Pasien diharapkan bisa kooperatif dan bisa dalam keadaan tenang selama pemeriksaan MRI berlangsung
4) Koil dan Protokol Pemeriksaan
Pemeriksaan wrist joint MRI menggunakan receiver coil MRI yang didedikasikan untuk hand/wrist joint dimana memiliki gradient field yang kuat untuk memperoleh citra yang dibutuhkan dikarenakan objek pemeriksaan yang kecil. Rumah Sakit Ortopedi memiliki receiver coil MRI hand wrist 16 dedicated coil.
Dengan penggunaan RF coil dedicated untuk wrist joint, pasien dapat diposisikan pada posisi netral dengan berbaring prone, selain itu juga dalam posisi yang stabil sehingga mengurangi adanya pergerakan pada saat akuisisi citra. Pada posisi superman mungkin akan menempatkan wrist joint benar-benar dalam center lapangan magnetic pada gantry,
Penggunaan beberapa sekuen dan potongan orthogonal yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah sebagai berikut:
a) Potongan Koronal
b) Potongan Axial<!--[if gte vml 1]>
c) Potongan Sagital
2) Hasil Ekspertise
3) Kesimpulan
a) Keuntungan MRI untuk Guyon Tunnel Syndrom
b) Keterbatasan MRI untuk Guyon Tunnel Syndrom
Referensi :
Picasso, Riccardo, High-resolution ultrasound and magnetic resonance imaging of ulnar nerve neuropathy in the distal Guyon tunnel, . Insights into Imaging ,Italy, 2023, https://insightsimaging.springeropen.com/articles/10.1186/s13244-023-01545-z
Zeiss, Jacob, The Ulnar Tunnel at the Wrist (Guyon’s Tunnel): Normal MR anatomy and Variants, AJR 158, 1992, https://www.ajronline.org/doi/pdf/10.2214/ajr.158.5.1566671?download=true
https://teachmeanatomy.info/upper-limb/areas/ulnar-canal/
https://mrimaster.com/plan-wrist/
Rahmatika, 2024 https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3451/dedicated-hand-wrist-16-rf-coil-pada-pemeriksaan-magnetic-resonance-imaging-wrist-joint
https://mrimaster.com/plan-wrist/
https://teachmeanatomy.info/upper-limb/areas/ulnar-canal/
Sumber gambar : Dokumentasi Humas RSO