Selasa, 31 Desember 2024 11:03 WIB

Aspek Promotif, Preventif, dan Kuratif pada Gigi Anak Terlambat Tumbuh

Responsive image
56
drg. Emmy Hasuti, M.Kes - RSUP Fatmawati Jakarta

Gigi anak yang terlambat tumbuh merupakan masalah yang cukup umum terjadi, terutama pada masa pertumbuhan balita. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetika, nutrisi yang kurang, atau gangguan kesehatan lainnya. Dalam penanganannya, pendekatan promotif, preventif, dan kuratif perlu diterapkan secara holistik untuk memastikan kesehatan gigi dan pertumbuhan yang optimal. Artikel ini membahas ketiga pendekatan ini dengan merujuk pada penelitian dari Singapura, Malaysia, dan Indonesia.

Aspek Promotif

Aspek promotif bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya memperhatikan pertumbuhan gigi anak sejak dini. Penelitian di Singapura oleh Lee et al. (2021) menunjukkan bahwa kampanye edukasi di klinik ibu dan anak mengenai nutrisi yang mendukung pertumbuhan gigi efektif dalam meningkatkan kesadaran orang tua. Nutrisi seperti kalsium, fosfor, vitamin D, dan protein diketahui berperan penting dalam pembentukan dan erupsi gigi yang sehat.

Di Malaysia, program promosi kesehatan gigi berbasis masyarakat telah dijalankan di beberapa klinik kesehatan dan sekolah. Menurut penelitian oleh Aziz et al. (2020), edukasi mengenai tanda-tanda keterlambatan tumbuhnya gigi serta pentingnya konsultasi dengan profesional kesehatan membantu deteksi dini kondisi ini. Di Indonesia, promosi kesehatan gigi anak dilakukan melalui Posyandu dan Puskesmas, yang memberikan informasi terkait faktor-faktor penting yang memengaruhi tumbuhnya gigi, seperti pola makan dan kebersihan mulut anak (Sulastri et al., 2020).

 Aspek Preventif

Pendekatan preventif dilakukan untuk mengurangi kemungkinan keterlambatan gigi tumbuh menjadi masalah yang lebih serius. Pencegahan dimulai dengan pemantauan pola makan dan pemberian nutrisi yang cukup. Di Singapura, penelitian oleh Wong dan Tan (2022) menyebutkan bahwa program pemeriksaan nutrisi untuk anak-anak usia dini dapat membantu mencegah masalah keterlambatan gigi tumbuh.

Malaysia menerapkan pendekatan preventif melalui pemeriksaan rutin di pusat-pusat kesehatan ibu dan anak. Penelitian oleh Kamaluddin et al. (2019) menunjukkan bahwa kunjungan rutin ke dokter gigi untuk memantau pertumbuhan gigi anak dan memberikan saran nutrisi efektif dalam mengurangi prevalensi keterlambatan erupsi gigi. Di Indonesia, program pemerintah seperti kunjungan gigi berkala di Puskesmas juga membantu dalam deteksi dini dan pencegahan komplikasi pada anak yang mengalami keterlambatan tumbuhnya gigi (Prasetyo et al., 2019).

 Aspek Kuratif

Jika keterlambatan tumbuhnya gigi sudah terjadi, diperlukan langkah kuratif untuk menangani masalah tersebut. Di Singapura, tindakan kuratif yang dilakukan meliputi pemeriksaan lanjutan dengan dokter gigi spesialis dan intervensi bila diperlukan, seperti pemberian suplementasi atau terapi ortodonti dini (Ng et al., 2021). 

Di Malaysia, klinik kesehatan gigi umum memberikan layanan kuratif berupa evaluasi radiografi untuk memantau kondisi pertumbuhan gigi anak yang terlambat. Menurut studi oleh Hassan et al. (2020), intervensi yang cepat dapat mencegah komplikasi lanjutan seperti maloklusi atau gangguan pertumbuhan rahang. Di Indonesia, pendekatan kuratif dilakukan di Puskesmas dan rumah sakit melalui pemeriksaan menyeluruh dan penanganan, termasuk perawatan jika terdapat gangguan atau kelainan yang menghambat pertumbuhan gigi (Rahmawati et al., 2019).

Keterlambatan tumbuhnya gigi pada anak memerlukan pendekatan yang komprehensif meliputi promosi, pencegahan, dan penanganan kuratif. Kolaborasi antara orang tua, petugas kesehatan, dan pemerintah sangat penting untuk memastikan anak-anak mendapatkan penanganan yang tepat dan pertumbuhan gigi yang optimal.

 

 Referensi :

Lee, C. et al. (2021). "Nutritional Influence on Delayed Tooth Eruption in Singaporean Children." *Journal of Pediatric Dentistry Singapore*.  

Aziz, R. et al. (2020). "Community-Based Dental Health Promotion in Malaysia." *Malaysian Dental Journal*.  

Sulastri, A. et al. (2020). "Role of Posyandu in Promoting Dental Health in Indonesia." *Indonesian Journal of Public Health Dentistry*.  

Wong, J., & Tan, S. (2022). "Preventive Nutritional Approaches to Delayed Tooth Eruption." *Singapore Journal of Oral Health*.  

Kamaluddin, M. et al. (2019). "Routine Dental Checkups and Delayed Tooth Eruption in Malaysia." *Journal of Malaysian Oral Care*.  

Ng, L. et al. (2021). "Orthodontic Interventions for Delayed Tooth Growth." *Journal of Clinical Dentistry Singapore*.  

Hassan, F. et al. (2020). "Radiographic Evaluation of Delayed Tooth Eruption in Malaysian Children." *Malaysian Dental Research Journal*.  

Prasetyo, H. et al. (2019). "Preventive Approaches in Managing Delayed Tooth Eruption in Indonesian Children." *Journal of Indonesian Dental Health*.  

Rahmawati, L. et al. (2019). "Curative Dental Care for Children with Delayed Tooth Eruption." *Indonesian Journal of Dental Practice*.

Sumber gambar :

Freepik (Close-up kid with open mouth) https://www.freepik.com/free-photo/close-up-kid-with-open-mouth_12688716.htm#fromView=search&page=1&position=2&uuid=1a0c22b1-e14b-48fe-9801-0ec4ff3c20be&new_detail=true