Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) merupakan penyakit paru bersifat kronik dan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan sesak napas bagi penderita karena ditandai oleh hambatan aliran udara yang bersifat progresif dan berhubungan dengan respon inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang beracun atau berbahaya. PPOK merupakan salah satu penyakit tidak menular dengan gejala pernapasan yang persisten dan batasan aliran udara yang disebabkan oleh kelainan jalan nafas dan atau alveolar yang biasanya disebabkan oleh paparan partikel-partikel atau gas yang berbahaya. Keterbatasan aktivitas merupakan keluhan utama yang berdampak pada kualitas hidup penderita PPOK. Inflamasi sistemik, penurunan berat badan, peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler, osteoporosis dan depresi merupakan manifestasi sistemik penderita PPOK. Sesak napas dan pola sesak napas yang tidak selaras akan menyebabkan penderita PPOK sering menjadi panik, cemas dan akhirnya frustasi. Keseluruhan dampak tersebut merupakan penyebab utama penderita PPOK mengurangi aktivitas fisiknya untuk menghindari sesak napas.
Penyebab
PPOK disebabkan oleh paparan jangka panjang terhadap iritan atau toksin seperti asap rokok, polusi udara, debu atau zat kimia berbahaya.
Gejala
1. Sesak nafas
2. Batuk dengan produksi sputum / dahak
3. Dada terasa berat / nyeri
4. Wheezing atau mengi
5. Tampak lelah
6. Penurunan berat badan
7. Pembengkakan tungkai
8. Anoreksia adalah gangguan makan dengan gejala penurunan berat badan yang signifikan
Faktor Risiko
1. Pajanan asap rokok pada perokok aktif maupun pasif, paparan polusi.
2. PPOK akan berkembang secara perlahan selama bertahun tahun. Gejala penyakit umumnya muncul pada pengidap yang berusia 35-40 tahun.
3. Jika memiliki anggota yang menghidap PPOK, juga memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena penyakit yang sama.
4. Menderita Asma, TBC, HIV dan penyakit pernafasan lainnya.
Komplikasi
1. Hipoksia adalah kondisi di mana kadar oksigen di dalam jaringan tubuh menurun.
2. Asidosis Respiratori, terjadi karena paru-paru tidak mampu mengeluarkan karbon dioksida dengan optimal.
3. Gagal jantung
4. Infeksi Respiratori, infeksi yang menyerang saluran pernapasan.
Pemeriksaan
1. Tes darah
2. Rontgen
3. Ct Scan Toraks
4. Tes fungsi paru (Spirometri)
5. Tes dahak
6. EKG / USG
Pencegahan
1. Vaksinasi Influenza dan Pneumonia
2. Menjaga kebersihan, menghindari faktor risiko
3. Menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)
4. Istirahat cukup
5. Melakukan olahraga rutin
Referensi :
Ramadhani Satria. 2022. Penerapan Pursed Lip Breathing terhadap Penurunan Sesak Napas pada Pasien Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) di Ruang Paru RSUD Jenderal Ahmad Yani Kota Metro. Akademi Keperawatan Dharma Wacana Metro. Jurnal Cendikia Muda Volume 2 Nomor 2.
Kurniyanti Novia. 2023. Karakteristik Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Program Profesi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia. Fakumi Medical Journal. Jurnal Mahasiswa Kedokteran Volume 3 Nomor 5.