Selasa, 31 Desember 2024 14:21 WIB

Mengenal Penyakit Jantung Bawaan

Responsive image
150
Evianita Ika Maharani, S.Kep., Ners - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Penyakit Jantung Kongenital (PJK) atau biasa disebut dengan penyakit jantung bawaan adalah kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir yang terjadi akibat adanya gangguan atau kegagalan perkembangan struktur jantung pada fase awal perkembangan janin. Kelainan yang terjadi pada struktur jantung tersebut akan mempengaruhi aliran darah dalam tubuh pasien. Aliran darah yang dipompakan oleh jantung ke seluruh tubuh dapat mengalir ke arah yang salah, terhambat, tidak maksimal, atau bahkan benar-benar tersumbat. Perkembangan merupakan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dari hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya. Kualitas perkembangan anak dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, seperti faktor internal, prenatal, persalinan, dan paska persalinan. Gangguan perkembangan dapat berdampak pada kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian. Gangguan perkembangan pada anak dapat dideteksi dini dengan melakukan skrining.

Faktor Risiko

Faktor risiko Penyakit Jantung Kongenital (PJK) ini dibagi menjadi 2 (dua) faktor yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan :

1.   Faktor Genetik biasanya dikarenakan adanya riwayat penyakit keluarga dan karena kelainan kromosom (Trisomy 21, Trisomy 13 dan Trysomi 18).

2.   Faktor lingkungan meliputi : Adanya virus Rubella pada trimester pertama (sering didapatkan kelainan VSD, PDA, Pulmonary Artery Stenosis dan Vulvular Pulmonic Stenosis), penggunaan obat-obatan yang Teratogenik (menyebabkan kerusakan embrio) selama masa kehamilan, konsumsi alkohol yang berlebihan (Maternal Alcohol Abuse).

Tanda dan Gejala

1.   Sesak nafas dan kebiruan pada kulit

2.   Bibir dan kuku jari tangan (sianosis)

3.   Selain itu dapat dilihat dari adanya gangguan pertumbuhan

4.   Berkurangnya toleransi latihan

5.   Kekerapan infeksi saluran napas berulang

6.   Terdengarnya bising jantung merupakan petunjuk awal terdapatnya kelainan jantung pada seorang bayi atau anak

Klasifikasi Penyakit Jantung Kongenital (PJK)

1.  Penyakit Jantung Bawaan / PJB Asianotik merupakan penyakit jantung bawaan yang tidak mempengaruhi kadar oksigen dalam tubuh. Kadar oksigen dalam tubuh tidak menurun sehingga tidak terlihat kebiruan. PJB Asianotik dibagi menjadi 2 yaitu dengan pirau dan tanpa pirau. Maksud dari pirau adalah celah atau lubang.

2.  Penyakit Jantung Bawaan / PJB Sianotik merupakan penyakit jantung bawaan yang mempengaruhi kadar oksigen dalam tubuh, sehingga apabila darah tidak membawa oksigen yang cukup akan mengakibatkan kebiruan pada kulit, bibir serta kuku.

Pemeriksaan

1.   Pemeriksaan fisik oleh dokter yang meliputi pemeriksaan inspeksi, palpasi dan auskultasi.

2.   Pemeriksaan pulse oximetry

3.   Elektrokardiografi (EKG)

4.   Foto rontgen dada

5.   Ekokardiografi

Penanganan

1.   Obat-obatan

Obat-obatan bertujuan untuk memperbaiki perubahan Hemodinamik dan dipandang sebagai terapi sementara sebelum tindakan definitif dilaksanakan.

2.   Katerisasi jantung

Kateterisasi Jantung dapat digunakan untuk memperbaiki lubang di Jantung atau area yang menyempit. Selama kateterisasi jantung prosedur yang dilakukan adalah memasukkan satu atau lebih kateter ke dalam pembuluh darah. Alat kecil dilewatkan melalui kateter ke jantung untuk memperbaiki penyakit.

3.   Operasi

Operasi Jantung merupakan suatu tindakan untuk mengatasi gangguan pada jantung, ketika terapi Medikamentosa dan terapi Supotif tidak dapat mengatasi.

Komplikasi

1.   Sindrom Eisenmenger

Komplikasi ini terjadi pada PJB non Sianotik yang menyebabkan aliran darah ke Paru yang meningkat. Akibatnya lama kelamaan pembuluh kapiler di Paru akan bereaksi dengan meningkatkan resistensinya sehingga tekanan di arteri Pulmonal dan di Ventrikel kanan meningkat.

2.   Serangan Sianotik

Komplikasi ini terjadi pada PJB Sianotik. Pada saat serangan anak menjadi lebih biru dari kondisi sebelumnya, tampak sesak bahkan dapat timbul kejang. Kalau tidak cepat ditangani dapat menimbulkan kematian.

3.   Abses otak

Abses otak biasanya terjadi pada PJB Sianotik. Biasanya Abses otak terjadi pada anak yang berusia di atas 2 tahun. Kelainan ini diakibatkan adanya Hipoksia dan melambatnya aliran darah di otak. Anak biasanya datang dengan kejang dan terdapat defisit Neurologis.

Pencegahan

1.  Pemeriksaan kehamilan secara rutin

2.  Skrining risiko infeksi virus

3.  Hanya konsumsi obat sesuai resep dokter

 

Referensi:

Lestari, D. L. 2023. Penyakit Jantung Bawaan pada AnakScientific Journal2(4), 134-142.

Pratama, A. R., Hamdani, R., & Krevai, C. K. 2020. Rehabilitasi Kardiovaskular pada Anak dengan Penyakit Jantung BawaanJurnal Ilmu Kesehatan Indonesia1(3), 431-437.