Telinga manusia merupakan organ pendengaran yang menangkap dan merubah bunyi berupa energi mekanis menjadi energi elektris secara efisien dan diteruskan ke otak untuk disadari serta dimengerti. Serumen (ear wax) merupakan secret normal dari kelenjar seruminous dan kelenjar yang berfungsi untuk melindungi dan membersihkan dan melumasi kulit liang telinga. Membersihkan telingadapat mengganggu proses pembersihan lami di liang telinga. Berbagai macam benda seperti cotton bud, bulu, ear candle, dan benda lainnya yang digunakan untuk membersihkan kotoran telinga justru dapat mendorong serumen lebih ke arah dalam menuju membrane timpani/ gendang telinga. Beberapa penelitian juga menemukan bahwa kurangnya menjaga kebersihan telinga dapat meningkatkan terjadinya masalah kesehatan tertentu, seperti infeksi telinga, telinga berdenging, hingga gangguan pendengaran, atau bahkan tuli mendadak. Berikut penjelasannya:
1. Infeksi telinga
Infeksi telinga adalah infeksi akibat bakteri, virus, atau jamur yang bisa terjadi di saluran telinga luar (otitis eksterna), telinga tengah (otitis media), maupun telinga dalam (otitit interna). Infeksi telinga dapat menimbulkan gejala berupa sakit di telinga, telinga berair, hingga gangguan pendengaran. Infeksi telinga merupakan masalah kesehatan yang umum terjadi pada berbagai kelompok usia, terutama anak-anak. Meskipun seringkali tidak serius, infeksi telinga dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan dan memerlukan perhatian medis. Tanda dan gejala infeksi telinga dapat bervariasi tergantung pada jenisnya, namun beberapa gejala umum meliputi: nyeri telinga yang tajam atau terus-menerus, demam, gangguan pendengarana atau rasa penuh di telinga, keluarnya cairan atau nanah dari telinga, gatal atau kemerahan di sekitar telinga, gangguan keseimbangan. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi telinga:
a. Jaga kebersihan telinga
b. Hindari kelembaban berlebihan
c. Vaksinasi
d. Kontrol infeksi saluran pernapasan
e. Hindari merokok.
2. Telinga berdenging
Telinga berdenging atau tinnitus adalah sensasi suara berdenging, mendesis, berkicau, bersiul, atau bunyi lainnya di telinga. Orang yang mengalami tinnitus parah dapat mengalami kondisi sulit tidur atau berkonsentrasi. Seiring berjalannya waktu, kondisi ini bisa menyebabkan depresi apabila tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat. Telinga berdenging merupakan gejala gangguan kesehatan tertentu sehingga tidak dapat dilakukan pencegahan. Namun, ada beberapa cara mengurangi resiko yaitu:
a. Menggunakan pelindung telinga ketika terkena paparan suara keras
b. Hindari mendengarkan music terlalu keras dalam jangka panjang
c. Menjaga Kesehatan jantung, seperti rajin berolahraga dan pola makan teratur
d. Batasi atau hindari konsumsi alkohol, kafein, dan nikotin
3. Gangguan pendengaran
Gangguan pendengaran merupakan gangguan dalam proses pendengaran normal. Hal ini mengacu pada segala jenis gangguan yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk mendengar dengan jelas atau bahkan tidak dapat mendengar sama sekali. Gangguan pendengaran bisa disebabkan oleh suara bising dalam waktu yang lama dan gangguan pada sistem saraf pendengaran. Beberapa jenis gangguan pendengaran memang tidak dapat dicegah, misalnya karean perubahan atau kerusakan struktur telinga akibat faktur usia atau cacat telinga yang bawaan. Namun ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah gangguan pendengaran:
a. Hindari terus menerus terpapar suara keras
b. Jaga kebersihan telinga untuk cegah infeki
c. Hindari melakukan aktivitas yang beresiko menyebabkan cedera atau trauma pada telinga seperti tekanan kuat saat terbang dalam pesawat atau melakukan diving.
4. Tuli mendadak
Tuli mendadak atau Sudden Sensorineural Hearing Loss (SSHL) adalah gangguan pendengaran yang disebabkan oleh kerusakan pada sel rambut telinga bagian dalam atau jalur saraf yang mengarah dari telinga bagian dalam ke otak. Menurut laman WHO, seseorang yang tidak mampu mendengar normal dengan ambang pendengaran 20 dB pada kedua telinga dikatakan mengalami gangguan pendengaran. Sedangkan orang yang tuli kebanyakan mengalami gangguan pendengaran yang lebih parah (sangat sedikit/tidak bisa mendengar sama sekali). Faktoryang dapat menyebabkan seseorang tuli: genetika, infeksi rubella, berat badan lahir yang rendah, infeksi telinga saat masa anak-anak, meningitis dan infeksi lainnya. Untuk penanganan telinga tuli, dapat dilakukan cara-cara sebagai berikut:
a. Mengangkat kotoran telinga
b. Implant koklea
c. Alat bantu dengar
Untuk mencegah timbulnya berbagai kesehatan pada telinga tersebut kita harus menjaga kebersihan dan kesehatan telinga, berikut berbagai cara yang bisa dilakukan:
1. Hentikan kebiasaan mengorek telinga
Di dalam liang telinga, adanya kotoran telinga dalam jumlah sedikit sebetulnya adalah hal yang normal untuk melindungi liang telinga dari kotoran dan debu. Namun bisa terjadi penumpukan kotoran telinga yang membuat telinga terasa gatal/tersumbat maka banyak orang menggunakan cotton bud, penjepit kertas, atau bahkan jepit rambut untuk membersihkan kotoran telinga yang bisa melukai telinga dan membuat kotoran telinga masuk lebih dalam. Sebaiknya kunjungi dokter THT untuk melakukan pemeriksaan dan pembersihan telinga dengan cara yang aman.
2. Jauhkan telinga dari suara yang terlalu keras
3. Hindari penggunaan ear candle
Dokter yang tidak menyarankan penggunaan ear candle, karena metode ini tidak terbukti efektif untuk membersihkan telinga dan cenderung berbahaya karena bisa menyebabkan cedera pada telinga, seperti terbakar dan tersumbatnya saluran telinga.
4. Menjaga telinga agar tetap kering
Kondisi telinga yang sering basah atau terlalu lembap memungkinkan bakteri dan jamur berkembang biak di dalam telinga memicu iritasi dan infeksi pada telinga. Adapun yang dapat dilakukan saat renang yaitu:
5. Melakukan pemeriksaan telinga secara rutin
Pemeriksaan telinga ke dokter THT secara rutin juga penting dilakukan untuk menjaga kesehatan telinga dan mendeteksi bila ada gangguan pada telinga. Pada pemeriksaan ini, dokter akan mengevaluasi kondisi kesehatan telinga dan fungsi pendengaran Anda dengan melakukan pemeriksaan fisik pada telinga serta tes pendengaran.
Jika Anda menyayangi pendengaran Anda, jagalah senantiasa kesehatan telinga dengan baik melalui cara-cara di atas. Jika tidak terdapat keluhan pada telinga atau pendengaran, Anda dapat memeriksakan kesehatan telinga ke dokter THT setiap 3-5 tahun.
Namun jika terdapat keluhan pada telinga, seperti nyeri telinga, keluar cairan atau darah dari telinga, atau pendengaran mendadak terganggu, jangan tunda untuk segera memeriksakan diri ke dokter THT agar dapat segera diberikan pengobatan.
Referensi:
dr. Handika & Dr. dr Musyassaroh, 2022, Cara Menjaga Kesehatan Telinga, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Adriana Tjitria & Agung Sulistyanto, 2022, Perilaku Masyarakat terhadap Kebersihan Telinga di Desa Muktiharjo Lor, Genuk Semarang, http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/abdimasku
Aisyah, Andi, Ahmad, Zulfiyah, 2023, Hubungan Kebiasaan Membersihkan Telinga terhadap Otitis Eksterna di RS Ibnu Sina Tahun 2019-2022, Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran