Jumat, 31 Januari 2025 16:09 WIB

Kenali Penyebab dan Penanganan Hipospadia

Responsive image
43
Ns. Krisna Prihandika, S.Kep - RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

Setiap orang tua  mengharapkan buah hatinya sehat. Faktanya terdapat anak yang memiliki kelainan bawaan sejak lahir.  Kelainan pada anak tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang memungkinkan menjadi penyebab kondisi kelainan bawaan anak sejak lahir.  Salah satu kelainan yang dialami anak sejak lahir yakni hipospadia. 

Hipospadia merupakan kelainan bawaan lahir yang terjadi pada anak laki-laki karena letak lubang kencing terletak di bagian sisi ventral penis (tidak terletak pada ujung penis).  Dimana anak saat berada di kandungan dengan usia kehamilan 8 sampai 14 minggu uretra tidak terbentuk secara normal. 

Jenis Hispopadia

Jenis hipospadia pada anak laki-laki bergantung pada lokasi letak meatus uretra:

1.      Subcoronal/distal: lubang kencing terletak di dekat kepala penis

2.      Midshaft/peniana : lubang kencing terletak di sepanjang batang penis

Penoscrotal/proximal : lubang kencing terletak di antara pertemuan penis dan skrotum

Penyebab dan Faktor Resiko Hipospadia

Penyebab hispopadia pada sebagian besar bayi belum diketahui.  Namun dari temuan berbagai kasus hispopadia, diduga disebabkan kombinasi genetik dengan  faktor lain seperti lingkungan ibu, konsumsi makanan maupun minuman ibu maupun obat-obatan tertentu  seperti asam valproat, loperamide, peroxetin, ibuprofen, dan kortikosteroid yang dikonsumsi ibu selama kehamilan. Beberapa faktor yang mempengaruhi resiko memiliki anak laki-laki dengan hipospadia diantaranya:

1.      Usia dan Berat Badan

Ibu dengan usia 35 tahun ke atas dan memiliki berat badan berlebih (obesitas).

2.      Perawatan Kesuburan

Wanita yang menggunakan bantuan teknologi tertentu dalam membantu proses kehamilan.

3.      Hormon Tertentu

Wanita yang menjalani terapi hormon tertentu sebelum atau selama kehamilan.

4.      Terlahir secara premature cenderung berisiko mengalami hipospadia.

Pengobatan Hipospadia

Kasus anak dengan hipospadia sebagian besar perawatannya adalah dengan proses pembedahan untuk memperbaiki kecacatannya.  Pembedahan dapat dilakukan saat anak berusia 3 sampai 18 bulan.  Dalam beberapa kasus, pembedahan akan dilakukan secara bertahap.  Beberapa perbaikan yang dilakukan selama operasi di antaranya dapat meliputi menempatkan lubang uretra pada tempat yang tepat, memperbaiki lengkungan penis, dan memperbaiki kulit di sekitar lubang uretra. 

Komplikasi

Penanganan anak dengan hipospadia penting dilakukan, beberapa dampak jika tidak ditangani di antaranya:

1.      Aliran urin tidak normal (ke bawah atau mungkin menyemprot ke berbagai arah).

2.      Penis melengkung memungkinkan menjadi penyebab masalah seksual di kemudian hari.

3.      Infertilitas (jika lubang uretra lebih dekat dengan skrotum, hal ini dapat menyebabkan masalah kesuburan di kemudian hari).

 

Referensi:

<!--[if supportFields]> BIBLIOGRAPHY <![endif]-->CDC. (2023, June 28). Centers For Disease Control and Prevention. Retrieved from CDC.gov: https://www.cdc.gov/ncbddd/birthdefects/hypospadias.html

Siregar, S. S. (2022). The Role of Maternal and Environmental Factors During Pregnancy on the Risk of Hypospadias Occurrence. Global pediatric health, 9. doi:https://doi.org/10.1177/2333794X221105254

Stanfordchildrens. Stanford Medicine Children's Health. Retrieved from stanfordchildrens.org: https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=hypospadias-in-children-90-P02373