Stunting adalah gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kurangnya asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi berulang. Stunting apabila panjang atau tinggi badan menurut umurnya lebih rendah dari standar nasional yang berlaku.
Gejala dan Tanda Stunting
1. Anak berbadan lebih pendek untuk anak seusianya.
2. Proporsi tubuh cenderung normal tetapi anak tampak lebih muda / kecil untuk usianya.
3. Berat badan rendah untuk anak seusianya.
4. Pertumbuhan tulang tertunda.
5. Pertumbuhan melambat
6. Pertumbuhan gigi terlambat.
Penyebab
1. Pola makan
2. Pola asuh
3. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi.
Bagaimana Proses Terjadinya Stunting?
Kondisi anak Indonesia pada umumnya baik pada saat lahir, akan terjadi gagal tumbuh setelah memasuki usia 2-3 bulan. Stunting mulai terjadi dari pra-konsepsi, ketika seorang remaja menjadi ibu yang kurang gizi dan anemia menjadi parah ketika hamil dengan asupan gizi tidak mencukupi kebutuhan dan ibu hidup di lingkungan dengan sanitasi kurang memadai.
Dampak Stunting
1. Jangka Pendek
Terganggunya perkembangan otak, kecerdasan berkurang, gangguan pertumbuhan fisik, gangguan metabolisme dalam tubuh.
2. Jangka Panjang
Menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, risiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, obesitas, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke dan disabilitas pada usia tua.
Mengapa Stunting Harus Dikhawatirkan?
1. Karena anak tidak mendapatkan berbagai gizi penting untuk pertumbuhan.
2. Sistem kekebalan tubuhnya berkurang.
3. Pertumbuhan otaknya menjadi tidak optimal.
4. Stunting berkontribusi terhadap 15-17?ri seluruh kematian anak di dunia.
5. Karena kurang berprestasi di sekolah, saat dewasa menjadi kurang produktif.
6. Penghasilan saat dewasa berkurang, maka akan terus berada dalam garis kemiskinan.
7. Akan menurunkan penghasilan seumur hidup sebanyak 20%.
8. Akhirnya kurang berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi keluarga dan bangsa.
Pencegahan Stunting
1. Memenuhi kebutuhan gizi anak yang sesuai pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak.
2. Pemenuhan kebutuhan asupan nutrisi bagi ibu hamil.
3. Konsumsi protein pada menu harian untuk balita usia di atas 6 bulan dengan kadar protein sesuai dengan usianya.
4. Menjaga kebersihan sanitasi dan memenuhi kebutuhan air bersih.
5. Rutin membawa balita ke Posyandu minimal satu bulan sekali.
Referensi :
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia. 2017. 100 Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting) Ringkasan. Jakarta.
Wahidah, Nurul Jannah dkk. 2021. Buku Saku Cegah Stunting : Generasi Hebat dengan Optimaliasai Golden Period Sehat. Penerbit Rena Cipta Mandiri. Malang.