Senin, 03 Februari 2025 16:09 WIB

Mengenal Infeksi Ginjal (Pielonefritis)

Responsive image
100
Hanifah Alimul Ul, A.Md.Kep. - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Infeksi Ginjal (Pielonefritis) adalah infeksi bakteri yang menyebabkan peradangan ginjal dan merupakan salah satu penyakit ginjal yang paling umum. Pielonefritis umumnya terjadi sebagai komplikasi dari Infeksi Saluran Kemih (ISK) yang menyebar dari kandung kemih ke bagian atas ginjal, meskipun infeksi tersebut juga dapat menyebar secara hematogen. Infeksi ginjal lebih berisiko kepada wanita dibanding pria. Kelainan saluran kemih yang sudah ada sebelumnya membuat seseorang lebih rentan terkena infeksi ginjal.

Penyebab

1.   Bakteri dapat mencapai ginjal melalui dua cara : penyebaran hematogen atau melalui infeksi yang menjalar dari saluran kemih bagian bawah. Penyebaran hematogen jarang terjadi dan biasanya terjadi pada pasien yang lemah, mengalami gangguan kekebalan tubuh, atau mengalami penyumbatan ureter. Akses bakteri ke ginjal dapat melalui aliran darah melalui bakteremia. 

2.   Sebagian besar pasien akan mengalami Pielonefritis akut melalui infeksi Asenden. Setelah kontaminasi area Pielonefritis dengan patogen dari rektum, bakteri akan menempel pada sel epitel mukosa uretra dan akhirnya berpindah ke kandung kemih. Dari sana, bakteri harus mengatasi pertahanan alami tubuh dan berkembang biak cukup cepat untuk memungkinkan perkembangan ke atas ureter hingga ke ginjal.  Infeksi saluran kemih lebih sering terjadi pada wanita karena uretra yang lebih pendek, perubahan hormonal, dan kedekatan uretra dengan anus. 

3.   Setiap penyumbatan aliran urin dapat menyebabkan pengosongan kandung kemih yang tidak tuntas dan stasis urin, yang memungkinkan bakteri berkembang biak tanpa dikeluarkan. Penyumbatan saluran kemih yang disebabkan oleh batu ginjal juga dapat menyebabkan bentuk Pielonefritis akut yang berpotensi mematikan dan berbahaya yang dikenal sebagai Pielonefritis Obstruktif atau Pionefrosis. 

4.   Penyebab Pielonefriti akut yang kurang umum adalah Refluks Vesikoureteral (VUR), yang merupakan kondisi bawaan dimana urin mengalir balik dari kandung kemih ke ginjal saat buang air kecil. Hingga 40% anak yang didiagnosis dengan ISK juga akan didiagnosis dengan Refluks Vesikoureteral. Selain itu, 10% anak dengan VUR akan menunjukkan jaringan parut ginjal, yang dapat menyebabkan gangguan ginjal jangka panjang. 

5.   Pasien transplantasi ginjal sangat berisiko mengalami Pielonefritis karena kombinasi imunosupresi dan anatomi ginjal transplantasi yang tidak normal, terutama dalam 6 bulan pertama pascatransplantasi. Satu penelitian menunjukkan bahwa satu episode Pielonefritis dikaitkan dengan risiko kehilangan dan kematian akibat transplantasi sebesar 45%.

Gejala

Gejala yang biasanya muncul adalah demam, nyeri pinggang, menggigil, mual, muntah, anoreksia, rasa terbakar saat buang air kecil, peningkatan frekuensi, dan urgensi. Gejala Pielonefritis akut yang paling umum biasanya berupa demam dan nyeri pinggang.

Jenis

1.  Pielonefritis akut dapat dibagi menjadi tipe rumit dan tidak rumit. Pielonefriti rumit meliputi pasien hamil, pasien dengan diabetes yang tidak terkontrol, transplantasi ginjal, kelainan anatomi saluran kemih, gagal ginjal akut atau kronis, serta pasien dengan gangguan kekebalan tubuh, dan mereka yang mengalami infeksi bakteri yang didapat di rumah sakit. Penting untuk membedakan antara Pielonefritis rumit dan tidak rumit, karena penanganan dan penanganan pasien bergantung padanya.

2.  Pielonefritis kronis mengacu pada proses penyakit berupa jaringan parut piogenik dan perubahan inflamasi jangka panjang akibat infeksi ginjal yang terus-menerus atau berulang, biasanya terkait dengan Refluks Vesikoureteral atau kelainan anatomi urologi signifikan lainnya pada anak-anak. Pada orang dewasa, kondisi ini dapat menggambarkan kondisi infeksi ginjal yang berkelanjutan atau sulit diatasi yang terkait dengan anomali anatomi utama pada saluran kemih, batu, atau Respons Inflamasi Abnormal, seperti pada Pielonefritis Xantogranulomatosa.

Faktor Risiko

1.    Jenis kelamin

Uretra pada wanita lebih pendek dibandingkan pada pria, hal tersebut lebih memudahkan bakteri untuk baik dari saluran kemih bagian bawah maupun dari luar tubuh ke kandung kemih, dimana seharusnya tidak terdapat bakteri di tempat tersebut. Jarak yang dekat antara uretra ke vagina dan anus juga berpeluang bagi bakteri untuk memasuki kandung kemih. Pada wanita hamil lebih berisiko tinggi mengalami infeksi ginjal.

2.    Usia

Seseorang dengan usia diatas 60 tahun dan infant merupakan kelompok umur tertinggi berisiko terkena acute pyelonephritis.

3.    Sumbatan di saluran kemih

Hal yang memperlambat pengeluaran urine serta aliran urine, termasuk batu ginjal ataupun struktur abnormal dalam saluran kemih dapat memperbesar risiko terkena infeksi. Selain  itu,  sumbatan  yang  dikarenakan  benda  seperti  batu  ginjal merupakan  tempat  yang  paling  bagus  bagi  bakteri  untuk  melekat  dan  berkembang biak disana.

4.    Sistem imun yang lemah

Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah,seperti pada  orang  yang menderita diabetes, terinfeksi HIV, keganasan, dan menggunakan obat Kortikosterois dapat meningkatkan risiko kejadian Acute Pyelonephritis (AP).

Pada orang penderita diabetes, mikroorganisme yang biasanya menyebabkan Acute Pyelonephritis (AP) adalah Klebsiella, Enterobacter, Clostridium dan Candida yang mungkin dapat menyebabkan gagal ginjal.

5.    Kerusakan pada saraf di sekitar kandung kemih

Kerusakan  saraf  atau  sumsum  tulang  belakang  dapat menghalangi rasa  dari reaksi infeksi  kandung  kemih  sehingga kita tidak  sadar jika  infeksi  tersebut  telah mencapai ginjal.

6.    Penggunaan kateter

Kateter urin adalah pipa panjang yang digunakan untuk mengalirkan urin dari kandung kemih. Semakin lama menggunakan kateter, serta tata laksana pemasangan kateter yang kurang steril meningkatkan risiko pasien mengalami infeksi bakteri. Penggunaan kateter pada pasien, menyebabkan mereka rentang terhadap infeksi bakteri gram negatif seperti Proteus, Klebsiella, Serratia, atau Pseudomonas.

Komplikasi

Pielonefritis akut dapat menyebabkan komplikasi hebat seperti sepsis, renal vein thrombosis, nekrosis papiler, gagal   ginjal   akut, dan   komplikasi   paling serius yaitu Emphysematous Pyelonephritis (EPN). Emphysematous   pyelonephritis adalah infeksi nekrosis dari ginjal yang di mana penyebab utamanya adalah bakteri E. coli dan klibsiella pneumonia.

Pielonefritis Akut dapat memiliki beberapa komplikasi, salah satu komplikasi yang paling serius adalah pielonefritis emfisematosa. 

Pielonefritis Emfisematosa adalah infeksi ginjal nekrosis yang biasanya disebabkan oleh E. coli atau Klebsiella pneumoniae dan merupakan komplikasi parah dari pielonefritis akut. Pielonefritis emfisematosa biasanya terlihat pada kondisi diabetes dan lebih sering terjadi pada wanita. Diagnosis dapat dibuat dengan USG, tetapi CT biasanya diperlukan untuk konfirmasi. Tingkat kematian keseluruhan pielonefritis emfisematosa diperkirakan sekitar 38%, dengan hasil yang lebih baik terkait dengan pasien yang menerima penanganan medis dan bedah dibandingkan dengan penanganan medis saja. 

Komplikasi lainnya termasuk :

1.   Nefritis bakterial fokal akut (Nefritis bakterial fokal akut)

2.   Gagal ginjal akut

3.   Pielonefritis kronis

4.   Pielonefritis obstruktif

5.   Nekrosis papiler

6.   Abses perinefrik

7.   Abses ginjal

8.   Jaringan parut dan Atrofi ginjal

9.   Trombosis vena ginjal

10.Sepsis dan Urosepsis

11.Pielonefritis Xantogranulomatosa

Pemeriksaan

1.   Urinalisis

Test Dipstick Urine, Urinalisis mikroskopis, atau keduanya umumnya digunakan dalam mendiagnosis ISK, termasuk Pielonefritis akut. Sebagian besar wanita dengan Pielonefritis. Pielonefritis akut  telah  menandai  piuria  atau  tes  Leukosit  positif  Esterase,  yang  sering  disertai dengan Hematuria Mikroskopis atau Tes Dipstick Heme Positif. Sebaliknya, Hematuria berat jarang terjadi pada pasien dengan Pielonefritis akut dan lebih  sering  terjadi  pada  pasien  dengan  Sistitis  akut  tanpa  komplikasi.  Kehadiran  gips  sel darah putih menunjukkan Piuria yang berasal dari ginjal, mendukung diagnosis Pielonefritis  akut, tetapi gips jarang terlihat.

2.   Kultur Urin

Semua  pasien  dengan  dugaan  Pielonefritis  akut  harus  dilakukan    kultur  urin  dan  uji kepekaan  antimikroba  sebagai  acuan  dalam  pemilihan Regimen  antibiotik  yang  sesuai  dan pemilihan terapi  oral  bertahap  untuk  pasien  yang  diobati  dengan intravena. Spesimen Urin yang biasa digunakan adalah Urin porsi tengah (VB2).  Lebih  dari  95  wanita  dengan Pielonefritis  akut Uncomlicated   akan  memiliki  lebih  dari  105  unit  pembentuk  koloni Organisme gram negatif tunggal per ml Urin.

3.   Radiologi

Sebagian  besar  wanita  dengan  Pielonefritis  akut  tidak  memerlukan  studi  pencitraan kecuali  gejala  tidak  membaik  atau  ada  kekambuhan. Tujuan  pencitraan  adalah  untuk mengidentifikasi  kelainan  struktural  yang  mendasari,  seperti  obstruksi  Okultisme  dari  batu atau  Abses. Meskipun ultrasonografi ginjal dan pencitraan resonansi magnetik kadang-kadang digunakan, Computed Tomography dengan media kontras dianggap sebagai modalitas pencitraan pilihan untuk wanita tidak hamil.

Pencegahan

Bagi wanita muda, sehat, dan Premenopause, cara terbaik untuk menghindari Pielonefritis akut adalah dengan berfokus pada pencegahan ISK. Meskipun banyak faktor yang dapat menyebabkan ISK, cara sederhana untuk membantu pencegahan adalah dengan buang air kecil sebelum dan segera setelah berhubungan seksual, meningkatkan Volume Urine dengan minum lebih banyak air, dan membersihkan dari depan ke belakang setelah buang air kecil dan besar tanpa melipat atau menggunakan kembali kertas toilet atau tisu. Ini akan membantu mengurangi masuknya bakteri ke dalam uretra dan kandung kemih. 

Selain intervensi perilaku, penelitian yang menguntungkan juga berfokus pada jus Cranberry, Probiotik, D-mannose, Methenamine, vitamin C, dan antibiotik Profilaksis dosis rendah untuk mencegah ISK. 

Untuk menghindari Pielonefritis akut yang berulang, pasien harus menghabiskan seluruh antibiotik dan meminumnya sesuai petunjuk. Meningkatkan asupan air membantu menghindari dehidrasi, mengurangi risiko ISK dengan membersihkan kandung kemih secara teratur, membantu mencegah pielonefritis akut, dan meningkatkan fungsi ginjal.

 

Referensi :

Hamzah Nashir. 2022. Pielonefritis. Fakultas Kedokteran Universitas Mataram. Jurnal Syntax Fusion. Volume 2 No 02.

Sianturi Hotmaria. 2020. Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pyelonephritis pada Manusia dengan Menggunakan Metode Fuzzy Mamdani. Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan. Bulletin of Information Technology (BIT) Volume 1 No 1.