Rabu, 05 Februari 2025 15:08 WIB

Yuk Kenali Kanker dan Mulai Pola Hidup Sehat

Responsive image
149
dr. Fhathia Avisha dan dr. Riski Trismimanda - RSUP dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta

Kanker merupakan tumor ganas yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang cepat dan tidak terkendali. Sel kanker dapat merusak jaringan tubuh dan menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui aliran darah atau sistem kelenjar getah bening.

Secara global, jumlah kasus kanker diperkirakan akan meningkat dari 20 juta kasus baru pada 2022 menjadi 35 juta pada tahun 2050. Di Amerika Serikat, pada tahun 2025 diperkirakan akan terdapat 2.041.910 kasus baru dan 618.120 kematian akibat kanker. Penurunan angka kematian akibat kanker terjadi karena adanya perubahan gaya hidup, berkurangnya kebiasaan merokok, deteksi dini, serta pengobatan yang lebih efektif. Di Indonesia, berdasarkan laporan Global Burden of Cancer Study dari World Health Organization (WHO), jumlah kematian akibat kanker pada tahun 2020 mencapai 234.511 orang. Jenis kanker dengan kematian tertinggi adalah kanker paru dengan 30.843 kematian atau 13,2%, diikuti oleh kanker payudara dengan 22.430 kematian atau 9,6%, kanker leher rahim (serviks) dengan 21.003 kematian atau 9%, kanker hati dengan 20.920 kematian, dan kanker nasofaring dengan 13.399 kematian. Berdasarkan jenis kelamin, kasus kanker lebih banyak ditemukan pada pria dengan 137.717.861 kasus dibandingkan wanita yang memiliki 135.805.760 kasus.

Kanker berkembang ketika sel yang mengalami mutasi tumbuh secara tidak terkendali. Seiring waktu, mutasi tambahan dapat mempercepat pertumbuhan dan keganasan sel kanker. Faktor risiko kanker dapat dibagi menjadi faktor yang dapat dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi meliputi usia, jenis kelamin, etnis, riwayat keluarga, dan kerentanan genetik. Sementara itu, faktor yang dapat dimodifikasi meliputi kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, obesitas, konsumsi makanan yang mengandung zat karsinogen seperti daging merah olahan yang dipanggang atau dimasak pada suhu tinggi yang dapat menghasilkan amin heterosiklik (HCA) dan Polisiklik Aromatik Hidrokarbon (PAH), yang berpotensi memicu mutasi DNA dan kanker (terutama kanker usus besar dan pankreas),  serta infeksi seperti hepatitis C yang dapat menyebabkan kanker hati.

Gejala dan tanda kanker dapat bervariasi tergantung lokasi pertumbuhan kanker tersebut. Keluhan buang air besar bercampur darah, muntah darah, atau perubahan pola buang air besar dapat mengindikasikan kanker saluran cerna. Keluhan batuk darah dan sesak napas dapat menjadi tanda kanker saluran pernapasan. Keluhan buang air kecil bercampur darah, atau perubahan pola buang air kecil, dapat mengindikasikan kanker saluran kemih. Perdarahan vagina yang tidak normal atau menstruasi yang berkepanjangan dapat menjadi tanda dan gejala kanker sistem ginekologi. Tanda lain yang dapat ditemukan adalah teraba benjolan pada payudara atau kelenjar getah bening, serta penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya yang juga dapat menjadi penanda adanya kanker. Jika mengalami  tanda dan gejala tersebut, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan evaluasi dan penanganan lebih lanjut.

Pemeriksaan fisik untuk mendeteksi adanya kanker dilakukan secara sistematis, dimulai dari kepala, mata, telinga, hidung, tenggorokan, kemudian leher, payudara, dada, paru, jantung, perut, genitalia, rektum, ekstremitas, kulit, kelenjar getah bening, serta penilaian sistem muskuloskeletal dan sistem saraf. Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan benjolan yang abnormal di tubuh, asites atau penumpukan cairan di rongga perut, pembesaran organ abdomen seperti pada hati dan limpa, atau temuan lain seperti kelemahan pada ekstremitas tubuh.

Penegakan diagnosis dilakukan melalui pemeriksaan yang sistematis dan holistik, meliputi pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi. Pemeriksaan laboratorium mencakup analisis darah, pemeriksaan penanda tumor, serta pemeriksaan mikroskopik seperti biopsi dan histopatologi. Pemeriksaan radiologi meliputi rontgen, USG, CT-Scan, MRI, dan pemeriksaan nuklir. Pemeriksaan lain yang digunakan untuk penegakan diagnosis termasuk endoskopi yang digunakan untuk kanker saluran cerna dan bronkoskopi sebagai evaluasi kanker saluran pernapasan.

Pilihan pengobatan kanker tergantung pada jenis dan stadium kanker serta kondisi pasien. Pengobatan kanker terdiri dari beberapa modalitas seperti pembedahan, kemoterapi, radioterapi, terapi hormon, terapi target, dan imunoterapi. Terdapat berbagai faktor yang memengaruhi keberhasilan pengobatan kanker, seperti stadium klinis, status performa pasien, usia, status nutrisi, dan profil molekuler kanker.

Beberapa pola hidup sehat yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya kanker seperti:

  1. Makan Makanan Bergizi – Pilih makanan sehat dengan gizi seimbang, kurangi konsumsi garam, gula, dan lemak jenuh agar tubuh tetap fit. 
  2.  Rajin Bergerak – Luangkan waktu untuk olahraga setidaknya 150 menit per minggu, seperti jalan kaki, bersepeda, atau senam.
  3.  Jaga Berat Badan Ideal – Seimbangkan pola makan dengan aktivitas fisik agar berat badan tetap stabil.
  4.  Hindari Rokok dan Alkohol.
  5. Tidur yang Cukup – Pastikan tidur 7–9 jam setiap malam agar tubuh bisa beristirahat dengan baik. 
  6. Kelola Stres dan Jaga Kesehatan Mental – Lakukan aktivitas yang menyenangkan, seperti hobi atau meditasi, untuk menjaga pikiran tetap positif. 
  7.  Jaga Kebersihan – Cuci tangan, jaga kebersihan makanan, dan pastikan lingkungan tetap bersih untuk menghindari penyakit.
  8. Skrining Kesehatan Rutin – Pemeriksaan kesehatan secara berkala dapat mendeteksi penyakit lebih awal, seperti: Pap Smear untuk deteksi dini kanker serviks, Sadari (Pemeriksaan Payudara Sendiri) untuk mengenali tanda awal kanker payudara.

Jika memiliki riwayat keluarga dengan penyakit tertentu, konsultasikan dengan dokter pemeriksaan skrinning yang direkomendasikan.

Pastikan informasi kesehatan yang kita terima berasal dari sumber terpercaya, seperti dokter atau situs resmi Kementerian Kesehatan.

Dengan menerapkan pola hidup sehat, kita dapat mencegah kanker. Mari mulai hidup sehat sekarang juga.

 

Referensi:

Siegel RL, Kratzer TB, Giaquinto AN, Sung H, Jemal A. Cancer statistics, 2025. CA: A Cancer Journal for Clinicians. 2025 Jan 1;75(1):10–45.

Rizaty MA. Inilah 5 Jenis Kanker dengan Jumlah Kematian Tertinggi di Indonesia [Internet]. Databoks. 2022 [cited 2025 Jan 27]. Available from: https://databoks.katadata.co.id/layanan-konsumen-kesehatan/statistik/e8f5bff55516ad0/inilah-5-jenis-kanker-dengan-jumlah-kematian-tertinggi-di-indonesia

ICCC from IARC Technical Report No. 29 [Internet]. SEER. [cited 2025 Jan 27]. Available from: https://seer.cancer.gov/iccc/iarciccc.html

Amalia L. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesintasan 1 Tahun, 2 Tahun, dan 3 Tahun Pasien Kanker Paru di RSUP Persahabatan. 2018 [cited 2025 Jan 27]

Reber H. Pancreatic Cancer: Pathogenesis, Diagnosis, and Treatment. Springer Science & Business Media; 2012. 553 p.

Cooper GM. The Development and Causes of Cancer. In: The Cell: A Molecular Approach 2nd edition. Sinauer Associates; 2000.

Steindorf K, Ritte R, Eomois PP, et al. “Physical activity and risk of breast cancer overall and by hormone receptor status: the European prospective investigation into cancer and nutrition.” Int J Cancer 2013; 132:1667–78. 14.

Poli A, Marangoni F, Avogaro A, et al. “Moderate alcohol use and health: A consensus document.” Nutr Metab Cardiovasc Dis 2013; 23:487–504.

Reviewer:

dr.Ardhi Rahman Ahani Sp. PD, KHOM, Divisi Hematologi Onkologi Medik RSCM-FKUI

Sumber gambar: https://www.freepik.com/free-photo/healthy-beautiful-young-asian-runner-woman-sports-clothing-running-jogging_4014404.htm#fromView=search&page=1&position=2&uuid=8d5bac8b-8d06-4f6c-af80-75e1617b706c&query=healthy-beautiful-young-asian-runner-woman-sports-clothing-running-jogging