Kamis, 06 Februari 2025 11:23 WIB

Kanker Payudara dengan Riwayat Menggunakan Alat Kontrasepsi Hormonal

Responsive image
33
Promosi Kesehatan, Tim Kerja Hukum dan Humas - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Kanker adalah penyakit tidak menular yang cenderung mengalami peningkatan jumlah kasus setiap tahunnya. Di antara jenis-jenis kanker, kanker payudara menduduki posisi teratas sebagai jenis kanker yang paling sering diderita oleh wanita di seluruh dunia. Peningkatan jumlah penderita kanker diperkirakan akan menjadi penyebab utama peningkatan beban ekonomi, karena biaya pengobatan yang harus ditanggung sangat besar. Kanker dapat berkembang ketika terjadi mutasi genetik akibat kerusakan DNA pada sel-sel normal. Kanker adalah kondisi di mana sel-sel tumbuh secara tidak normal, memperbanyak diri tanpa kendali, dan umumnya diberi nama berdasarkan lokasi awal tumbuhnya sel kanker. Kanker payudara adalah jenis kanker yang berasal dari sel-sel kelenjar, saluran kelenjar, dan jaringan penunjang pada payudara, tetapi tidak mencakup kulit payudara. Deteksi awal kanker payudara dapat dilakukan melalui berbagai jenis pemeriksaan, seperti thermografi payudara, mamografi, biopsi payudara, duktografi, dan ultrasonografi (USG) payudara. Thermografi payudara adalah prosedur diagnostik yang berfokus pada tingkat kimia dan aktivitas pembuluh darah di payudara untuk mendeteksi keberadaan sel kanker sejak dini. Prosedur ini sangat peka terhadap perubahan suhu dan pembuluh darah yang dapat menunjukkan adanya sel abnormal di payudara. Namun, thermografi tidak dapat menentukan lokasi tumor jika ada, sehingga sebaiknya dilakukan bersamaan dengan mamografi untuk saling melengkapi hasil pemeriksaan. Gejala umum kanker payudara meliputi adanya benjolan yang dapat diraba pada payudara, yang biasanya semakin keras, tidak teratur, dan terkadang menimbulkan rasa nyeri. Gejala lainnya dapat berupa perubahan bentuk dan ukuran payudara, munculnya kerutan pada kulit yang menyerupai kulit jeruk, serta keluarnya cairan abnormal dari puting susu, seperti nanah, darah, cairan encer, atau air susu pada wanita yang tidak hamil atau menyusui. Selain itu, pembengkakan pada salah satu payudara, tarikan atau rasa gatal pada puting susu, dan rasa nyeri juga bisa terjadi. Pada stadium lanjut, kanker payudara dapat menyebabkan nyeri tulang, pembengkakan pada lengan, ulserasi kulit, atau penurunan berat badan. Pertumbuhan jaringan payudara dipengaruhi oleh beberapa hormon, seperti prolaktin, hormon pertumbuhan, progesteron, dan estrogen. Paparan berlebihan terhadap hormon estrogen dapat memicu pertumbuhan sel yang tidak normal pada bagian tertentu. Meskipun demikian, mekanisme terjadinya kanker payudara akibat paparan estrogen masih kontroversial, karena belum diketahui secara pasti apakah disebabkan oleh stimulasi estrogen terhadap pembelahan sel epitel atau oleh estrogen dan metabolitnya yang bertindak langsung sebagai mutagen.

Riwayat Pemakaian Kontrasepsi Hormonal

Kontrasepsi adalah salah satu cara yang bisa dipilih untuk mencegah terjadinya pembuahan dan kehamilan. Beberapa metode kontrasepsi meliputi IUD (alat kontrasepsi dalam rahim), vasektomi pada pria atau tubektomi pada wanita, pil kontrasepsi, dan lainnya. Metode ritme adalah cara yang sederhana dan alami untuk mengatur kehamilan, contohnya dengan menghindari hubungan seksual selama masa subur.

1.    Pil KB

Pil KB kombinasi mengandung hormon estrogen dan progesteron yang berfungsi untuk mencegah ovulasi. Progesteron mengurangi sekresi hormon FSH (follicle stimulating hormone), yang menghambat proses pematangan sel telur. Sementara itu, estrogen berperan dalam pembentukan endometrium, yaitu lapisan mukosa yang menutupi dinding rahim. Meskipun endometrium tetap terbentuk, tanpa adanya sel telur yang matang, kehamilan tidak dapat terjadi.

Efek Samping Penggunaan Pil KB

Pil KB kombinasi mengandung hormon estrogen dan progesteron yang bekerja untuk menghambat ovulasi. Progesteron mengurangi produksi hormon FSH (hormon perangsang folikel), yang menghalangi proses pematangan sel telur. Estrogen, di sisi lain, berperan dalam pembentukan endometrium, lapisan mukosa yang melapisi dinding rahim. Meskipun endometrium tetap terbentuk, tanpa adanya sel telur yang matang, kehamilan tidak dapat terjadi. Beberapa efek samping dari pil KB kombinasi yang dapat diminimalkan meliputi sakit kepala, masalah kardiovaskular, hipertensi, penurunan produksi ASI, dan lain-lain. Risiko kehamilan pada penggunaan pil KB mini lebih tinggi dibandingkan dengan pil KB kombinasi. Penggunaan pil KB mini juga dapat meningkatkan kemungkinan seorang perempuan mengalami kehamilan ektopik (di luar kandungan) dan lebih sering menyebabkan gangguan pada siklus menstruasi. Pil KB mini tidak dianjurkan untuk perempuan yang sedang mengalami pendarahan abnormal dari rahim atau yang memiliki riwayat kehamilan ektopik. Pil ini sebaiknya hanya digunakan oleh perempuan yang sedang dalam masa laktasi, karena kontrasepsi ini tidak mempengaruhi produksi air susu seperti yang terjadi pada pil KB kombinasi.

Upaya Mengurangi Angka Penyakit Kanker Payudara yang Disebabkan KB Hormonal.

1.    Perlu memperbaiki penyampaian informasi yang komprehensif melalui promosi kesehatan mengenai kanker payudara dengan melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada pasien yang sedang menjalani pengobatan, serta keluarga pasien yang berada di ruang tunggu, baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung, seperti menggunakan media leaflet, poster, atau media lainnya. Tujuannya adalah untuk mengendalikan risiko kanker payudara.

2.    Upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat mencakup deteksi dini kanker payudara, seperti dengan melakukan pemeriksaan SADARI, mamografi, tes laboratorium, dan tomografi. Selain itu, individu yang berencana menggunakan alat kontrasepsi disarankan untuk menjalani tes CEA.

 

Referensi :

Anggorowati, L., 2013. Faktor Risiko Kanker Payudara Wanita. Jurnal Kesehatan Masyarakat.

Anggraini, M.T. Hubungan Antara Usia Saat Timbulnya Menarche dengan Usia Saat Terjadinya Menopause Wanita di Kecamatan Kartasura.

Bahiyatun. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC.