Sehat jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif.
Seseorang dengan sehat jiwa mempunyai ciri-ciri :
Kesehatan jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak mengalami gangguan jiwa, melainkan mengandung berbagai karakteristik yang merupakan perawatan langsung, komunikasi, dan manajemen yang bersifat positif, menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian setiap individu. Menurut UU No. 18 tahun 2014 kesehatan jiwa adalah kondisi kondisi dimana seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.
Konsep kesehatan jiwa mencakup banyak aspek kehidupan seseorang. Kesehatan jiwa seseorang lebih dari sekadar tidak adanya penyakit mental. Hal ini juga mengacu pada keadaan makmur yang memungkinkan seseorang untuk mencapai potensi penuh dalam berbagai bidang kehidupan, terutama dalam menghadapi setiap tantangan hidup.
Sedangkan gangguan jiwa adalah gangguan pikiran, gangguan perasaan atau gangguan perilaku sehingga menimbulkan penderitaan dan terganggunya fungsi sehari-hari (fungsi pekerjaan dan sosial). Seseorang dengan gangguan jiwa mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Sedih berkepanjangan dalam waktu lama.
2. Kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari (kebersihan, makan, minum, dan aktivitas).
3. Minat untuk melakukan kegiatan sehari-hari menurun.
4. Marah tanpa sebab.
5. Bicara atau tertawa sendiri.
6. Mengamuk
7. Menyendiri
8. Tidak mau bergaul.
9. Tidak memperhatikan penampilan / kebersihan diri.
10. Mengatakan atau mencoba bunuh diri.
Orang dengan gangguan jiwa membutuhkan pengobatan yang tepat dan rutin, hubungan sosial yang supportif, penerimaan penuh dari keluarga dan masyarakat, pengelolaan oleh Psikolog atau Psikiater di pusat kesehatan terdekat, dan aktivitas yang bermanfaat.
Perilaku yang sering muncul akibat gejala gangguan jiwa antara lain halusinasi (mendengar / melihat / merasakan) hal yang tidak ada. Apa itu halusinasi? Halusinasi merupakan masalah kejiwaan yang memunculkan pendengaran, penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan hal yang tidak ada.
Bagaimana Cara Mengatasi Masalah Kesehatan Jiwa?
1. Terapi Psikologis
Terapi psikologis merupakan langkah efektif untuk mengatasi masalah kesehatan jiwa. Dalam terapi psikologis, kita bisa berbicara tentang perasaan, pikiran, dan pengalaman kepada terapis profesional. Terapis akan membantu mengidentifikasi dan mengatasi penyebab masalah mental serta strategi untuk menghadapinya lebih baik.
2. Meditasi
Meditasi bisa membantu mengurangi stres, kecemasan, dan depresi yang merupakan bagian dari masalah kesehatan jiwa. Melalui meditasi, kita akan lebih fokus pada pernapasan, mengurangi pikiran yang mengganggu, dan meningkatkan kesadaran diri. Lakukan meditasi secara rutin sebagai bagian dari kebiasaan untuk membantu mengelola emosi dan meningkatkan kesejahteraan jiwa.
3. Olahraga
Olahraga bisa menghasilkan endorfin, yakni senyawa kimia dalam otak yang dapat meningkatkan mood dan mengurangi stres. Selain itu, olahraga bisa mengurangi gejala depresi dan kecemasan, serta meningkatkan kualitas tidur maupun kualitas hidup secara keseluruhan. Mulailah berolahraga dengan langkah ringan tetapi tetap konsisten untuk kesejahteraan mental yang lebih baik.
4. Mengatur Pola Makan
Mengonsumsi makanan bergizi, seperti : buah, sayuran, ikan, dan biji-bijian akan memberikan nutrisi yang diperlukan untuk fungsi otak yang optimal. Hindari mengonsumsi makanan olahan dan mengandung gula yang berlebihan. Kurangi mengonsumsi alkohol agar emosi tetap stabil dan risiko gangguan mental bisa diatasi.
5. Menghindari Kebiasaan Buruk
Kebiasaan buruk seperti mengonsumsi alkohol berlebihan, penggunaan obat-obatan terlarang, atau merokok dapat memperburuk dan memengaruhi keseimbangan kimia otak yang bisa memperburuk gejala masalah mental. Hindari kebiasaan buruk sebagai bentuk dukungan terbaik bagi kesehatan jiwa.
6. Memperkuat Dukungan Sosial
Dukungan sosial yang kuat dapat mengatasi masalah kesehatan jiwa. Rajin bersosialisasi dan berbicara bersama teman, keluarga, atau terapis untuk membantu dalam menghadapi tantangan mental. Menjaga hubungan yang sehat dan perkuat jaringan dukungan sosial, supaya isolasi sosial bisa dikurangi sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan jiwa.
7. Menjaga Kesehatan Fisik
Kesehatan fisik yang optimal berdampak positif pada kesehatan jiwa. Merawat tubuh dengan tidur cukup, menjaga pola makan yang sehat, dan menghindari kebiasaan yang merugikan. Ketika tubuh berada dalam kondisi baik, otak akan berfungsi lebih baik sehingga bisa mengurangi risiko gangguan jiwa dan menjaga kesehatan jiwa yang optimal.
8. Tidur yang Cukup
Beristirahat yang cukup sangatlah penting bagi kesehatan jiwa. Kurang tidur dapat memengaruhi suasana hati, kemampuan konsentrasi, dan daya tahan tubuh. Tubuh akan lebih mudah pulih dan mampu mengatur kembali keseimbangan kimia pada otak, sehingga membantu menjaga kesehatan jiwa yang baik. Usahakan untuk tidur cukup setiap malam sekitar 7-8 jam untuk menjaga kualitas tidur yang optimal.
9. Mengembangkan Keterampilan Koping
Keterampilan koping atau cara menghadapi stres adalah langkah penting dalam mengatasi masalah kesehatan jiwa. Strategi mengembangkan keterampilan koping terdiri dari mengelola emosi, mengatur waktu, berbicara dengan orang terdekat, atau mengubah pola pikir negatif menjadi positif. Kita akan mampu menghadapi tantangan dan tekanan hidup lebih baik serta mengurangi dampak negatif pada kesehatan jiwa.
10. Mengurangi Stres
Stres adalah faktor risiko utama bagi masalah kesehatan jiwa. Oleh karena itu, kurangi stres dalam kehidupan sehari-hari untuk menjaga kesehatan jiwa yang lebih baik. Menyusun rencana, atur waktu dengan bijaksana, bicaralah bersama orang tepercaya, dan lakukan aktivitas yang mengurangi stres seperti yoga atau kegiatan seni untuk kesehatan jiwa yang optimal.
Masalah kesehatan jiwa bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan. Masalah ini perlu mendapat perhatian sedini mungkin agar tidak berkembang menjadi depresi atau penyakit yang lebih serius.
Referensi :
Aspi Kristiati, SKM, MA; Dianingtyas Agustin, S.Kep; Triana Yulianti, S.Kep.Ns; Sutarjo, AMd.Kep. 2020. Buku Saku Kesehatan Jiwa. Pusat Rehabilitasi YAKKUM. Yogyakarta.
Yulia Ardiyanti. 2024. Keperawatan Jiwa. Perhimpunan Universitas Muhammadiyah Kendal Batang.