Dunia hiburan kembali diselimuti kabar duka. Belum lama ini seorang aktris kenamaan Taiwan, Barbie Hsu yang dikenal lewat perannya sebagai Shan Cai dalam drama Meteor Garden, meninggal dunia di usia 48 tahun. Berita ini mengejutkan banyak pihak dan menyoroti betapa mematikannya pneumonia dapat menjadi, terutama jika diikuti faktor-faktor risiko tertentu.
Kepergian Barbie Hsu meninggal karena pneumonia telah meningkatkan kesadaran publik tentang penyakit ini. Pneumonia atau radang paru-paru merupakan peradangan pada kantung udara di paru-paru akibat infeksi bakteri, virus atau jamur. Meskipun dapat terjadi pada siapa saja, beberapa kelompok berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi yang serius, bahkan kematian.
Pneumonia adalah penyakit infeksi akut saluran pernafasan bawah yang mengenai jaringan (paru-paru) tepatnya di alveoli yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, maupun mikroorganisme lainnya. Biasanya tanda dan gejala pneumonia yaitu berupa demam, batuk yang terkadang bisa batuk dahak dan kadang disertai dengan darah, sesak nafas, dan selain itu bisa berupa nyeri dada. Faktor risiko pneumonia ini sendiri yaitu merokok, kekebalan tubuh yang menurun, riwayat penyakit kronis, riwayat penyakit paru, usia lanjut dan juga alkoholisme. Etiologi pneumonia ini sendiri dibagi menjadi beberapa penyebab yaitu bakteri tipial dan bakteri atipikal, virus, dan juga jamur. Dalam menegakkan diagnosis pada kasus ini berdasarkan anamnesis, gejala klinis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan juga pemeriksaan radiologi. Biasanya pada hasil pemeriksaan laboratorium pada pneumonia yang disebabkan oleh bakteri ditandai dengan meningkatnya leukosit dan juga neutrofil. Terapi yang diberikan pada kasus ini yaitu terapi empiris antibiotik. Pneumonia juga dikenal dengan istilah paru-paru basah. Pada kondisi ini, infeksi menyebabkan peradangan pada kantong-kantong udara (alveoli) di salah satu atau kedua paru-paru. Akibatnya, alveoli dipenuhi cairan atau nanah sehingga membuat penderitanya sulit bernapas. Pneumonia bisa disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur. SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19 adalah salah satu jenis virus yang bisa menyebabkan pneumonia. Pneumonia terkadang juga bisa muncul beserta penyakit paru-paru lain, misalnya TB paru. Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi pada anak-anak di seluruh dunia. Data dari World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa pada tahun 2020, sebanyak 830.180 anak-anak meninggal akibat pneumonia.
Apa Saja Penyebab Pneumonia?
Pneumonia terjadi ketika bakteri, virus, atau jamur masuk dan menginfeksi paru-paru. Infeksi paru-paru memicu sistem kekebalan tubuh bereaksi sehingga menyebabkan kantung udara dalam paru-paru (alveoli) meradang dan terisi nanah atau cairan.
Selain itu, pneumonia juga bisa dipicu oleh sumbatan saluran napas akibat tumor atau Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK). Kondisi ini bisa menyebabkan bakteri berkembang di paru-paru.
Jika dibagi berdasarkan penyebabnya, pneumonia dapat digolongkan menjadi 4 (empat) jenis, yaitu :
1. Pneumonia Akibat Bakteri
Bakteri adalah kuman yang paling sering menyebabkan pneumonia. Namun, pneumonia yang disebabkan oleh bakteri biasanya hanya memengaruhi salah satu bagian paru-paru.
2. Pneumonia Akibat Virus
Sebagian virus penyebab batuk, pilek, atau flu juga bisa menyebabkan pneumonia. Beberapa kelompok virus yang dapat menyebabkan pneumonia adalah Respiratory Syncytial Virus (RSV), adenovirus, virus influenza, hantavirus, dan coronavirus yang menyebabkan SARS, MERS, dan COVID-19.
3. Pneumonia Akibat Jamur
Seseorang dapat mengalami pneumonia akibat jamur jika menghirup spora jamur yang kemudian berkembang biak di dalam paru-paru. Pneumonia akibat jamur umumnya lebih banyak terjadi pada penderita penyakit kronis atau orang dengan daya tahan tubuh lemah.
4. Pneumonia Aspirasi
Dipicu oleh masuknya bahan atau zat tertentu ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan (aspirasi paru), yang selanjutnya menyebabkan infeksi dan peradangan.
Tanda dan Gejala Pneumonia
Gejala yang timbul saat seseorang mengalami pneumonia sangat bervariasi. Hal ini sangat tergantung pada penyebab, tingkat keparahan penyakit, serta usia dan kondisi kesehatan penderita secara umum. Gejala tersebut bisa berkembang secara tiba-tiba atau perlahan selama 24-48 jam.
Gejala pneumonia bisa ringan seperti flu, hingga gejala yang sedang atau berat, seperti :
1. Batuk kering, batuk berdahak kental berwarna kuning dan hijau, atau batuk berdarah.
2. Sesak napas
3. Demam
4. Menggigil
5. Berkeringat
6. Nyeri dada ketika menarik napas atau batuk.
7. Detak jantung meningkat.
8. Hilang nafsu makan.
9. Mual, muntah, atau diare.
10. Tubuh terasa lemas.
11. Nyeri otot dan sendi.
12. Sakit kepala
13. Bau mulut
Pneumonia bisa menyerang siapa saja. Meski begitu, lansia di atas 65 tahun dan anak-anak usia kurang dari 2(dua) tahun lebih rentan terkena pneumonia yang berat.
Pengobatan Pneumonia
Pengobatan pneumonia bertujuan untuk mengatasi infeksi, meredakan gejala, dan mencegah komplikasi.
1. Obat antipiretik dan analgetik.
2. Obat untuk meredakan batuk.
3. Obat antibiotik untuk mengatasi pneumonia yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
4. Obat antivirus untuk mengatasi pneumonia yang disebabkan oleh infeksi virus.
5. Obat antijamur, untuk mengatasi pneumonia yang disebabkan oleh infeksi jamur.
Jika berat maka perlu dirawat di rumah sakit dimana penderita akan diberikan penanganan berupa :
1. Pemberian antibiotik atau obat lain melalui suntikan.
2. Pemberian oksigen tambahan melalui selang atau masker oksigen, untuk mempertahankan kadar oksigen dalam darah.
3. Pemberian cairan infus, untuk menjaga keseimbangan cairan dan kecukupan nutrisi.
4. Fisioterapi, untuk memaksimalkan penyerapan oksigen dengan melakukan latihan pernapasan.
Pencegahan Pneumonia
Untuk mencegah penularan pneumonia, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan, antara lain yaitu:
1.Menjalani vaksinasi
Vaksin merupakan salah satu langkah pencegahan pneumonia. Perlu diingat, vaksin pneumonia bagi orang dewasa berbeda dengan vaksinasi pneumonia untuk anak-anak.
2.Pola hidup sehat
Hal ini dapat dilakukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dengan menjalani pola hidup sehat, seperti beristirahat yang cukup, mengonsumsi makanan bergizi, dan rutin berolahraga. Daya tahan tubuh yang kuat juga dapat membantu mempercepat pemulihan ketika seseorang terkena pilek, flu, atau penyakit pernapasan lainnya.
3.Menjaga kebersihan
Contoh paling sederhana dari menjaga kebersihan adalah rajin mencuci tangan. Biasakan untuk mencuci tangan dengan air dan sabun atau dengan hand sanitizer, serta hindari menyentuh area wajah dengan tangan yang belum dicuci.
4.Tidak merokok
Kebiasaan merokok atau paparan asap rokok dapat membuat paru-paru rusak dan lebih rentan terkena infeksi.
5.Tidak mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
Kebiasaan mengonsumsi alkohol atau kecanduan alkohol juga bisa menyebabkan penurunan daya tahan tubuh. Akibatnya, tubuh lebih rentan mengalami penyakit infeksi, termasuk pneumonia.
6.Menerapkan etika batuk dan bersin
Tutup mulut dengan tisu atau sapu tangan ketika batuk atau bersin, kemudian segera buang tisu bekas batuk atau bersin tersebut.
7.Menggunakan alat pelindung diri
Selalu gunakan alat pelindung diri yang tepat ketika berada di lingkungan dengan paparan polusi udara yang tinggi atau ketika bekerja di pabrik. Gunakan juga masker bila sedang merawat orang sakit.
Referensi :
Kristian T Kaunang, dkk. 2017. Gambaran Karakteristik Pneumonia pada Anak yang Dirawat di Ruang Perawatan Intensif Anak RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 2013 - 2015. Jurnal Penelitian Universitas Samratulangi Menado.
Anida Septian Ramelina. 2020. Pnemonia pada Perempuan Dewasa, Sebuah Laporan Kasus. Jurnal Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sulistyaningsih. 2019. Efektivitas Strategi Pengendalian Pneumonia untuk Menurunkan Kematian Anak di Indonesia. Jurnal Kesehatan Universitas Aisiyah Yogyakarta.