Cedera kepala merupakan cedera mekanik yang terjadi secara langsung atau tidak langsung mengenai area kepala yang berakibat pada luka di kulit kepala, fraktur tulang tengkorak, robekan selaput otak dan kerusakan jaringan otak dan akhirnya dapat mengakibatkan gangguan Neurologis. Penanganan awal cedera otak traumatik adalah dengan melakukan penatalaksanaan Neuroanestesi yaitu dengan manajemen untuk jalan nafas serta stabilisasi untuk kecurigaan pada trauma Servikal dengan imobilisasi manual. Cedera otak traumatik dapat diklasifikasikan berdasarkan derajat keparahannya menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS) yang mendefinisikan gangguan Neurologis dalam hal membuka mata, berbicara dan fungsi motorik. Dalam mendiagnosa cedera otak traumatik dapat dilakukan CT-Scan pada otak sebagai indikasi apakah dibutuhkan Intervensi pembedahan. Cedera otak traumatik dapat menyebabkan komplikasi Neurologis yang signifikan seperti, kejang, Demensia, penyakit Alzheimer, dan cedera saraf Kranial. Selain itu, seseorang mungkin menderita berbagai komplikasi kejiwaan seperti Depresi, gangguan stres pasca trauma, gangguan kecemasan umum, gangguan Obsesif-Kompulsif, dan gangguan fungsi Kognitif serta perilaku lainnya yang secara signifikan dapat meningkatkan Komorbiditas.
Penyebab
1. Kecelakaan, jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor atau sepeda dan mobil.
2. Kecelakaan pada saat olah raga, anak dengan ketergantungan.
3. Cedera akibat kekerasan.
4. Benda tumpul, kerusakan terjadi hanya terbatas pada daerah dimana dapat merobek otak.
5. Kerusakan menyebar karena kekuatan benturan, biasanya lebih berat sifatnya.
6. Benda tajam, kerusakan terjadi hanya terbatas pada daerah dimana dapat merobek otak, misalnya tertembak peluru atau benda tajam.
Jenis
1. Cedera Kepala Ringan
a. Dapat terjadi kehilangan kesadaran, Amnesia, tetapi kurang dari 30 menit.
b. Tidak ada fraktur (patah tulang) tengkorak.
c. Tidak ada Kontusia Selebral Hemotoma.
2. Cedera Kepala Sedang
a. Kehilangan kesadaran, Amnesia lebih dari 30 menit tetapi kurang dari 24 jam.
b. Dapat mengalami Fraktur tengkorak.
c. Diikuti Contusion Selebral (perdarahan), Laserasi dan Hematoma Intracranial (penggumpalan darah yang terjadi di luar kepala).
3. Cedera Kepala Berat
a. Kehilangan kesadaran atau terjadi Amnesia lebih dari 24 jam.
b. Juga meliputi Kontusia Selebral, Laserasi atau Hematoma Intracranial.
Gejala
1. Cedera Kepala Ringan-Sedang
a. Disorientasi ringan
b. Amnesia Post Traumatik
c. Hilang memori sesaat
d. Sakit kepala
e. Mual dan muntah
f. Vertigo dalam perubahan posisi
2. Gangguan pendengaran cedera kepala sedang-berat
a. Oedema Pulmonal (pembengkakan paru-paru)
b. Kejang
c. Infeksi
d. Tanda Herniasis otak
e. Hemiparese (kondisi ketika salah satu sisi tubuh mengalami kelemahan)
f. Gangguan akibat saraf Kranial
Komplikasi
1. Jangka pendek
a. Meliputi gangguan Kognitif
b. Kesulitan dengan pemrosesan sensorik dan komunikasi
c. Kejang langsung
d. Hidrosefalus, kebocoran cairan Serebrospinal (CSF)
e. Cedera pembuluh darah atau saraf Kranial
f. Tinnitus
g. Kegagalan organ
2. Politrauma
a. Disfungsi paru
b. Kardiovaskular
c. Gastrointestinal
d. Ketidakseimbangan cairan dan hormon
e. Trombosis Vena dalam
f. Pembekuan darah berlebihan
g. Cedera saraf
3. Komplikasi jangka panjang
a. Parkinson
b. Penyakit Alzheimer
c. Dementia Pugilistica
d. Epilepsi Pascatrauma
Pemeriksaan
1. Pemeriksaan fisik umum dan Neurologis, terutama menilai Glasgow Coma Scale (GCS), untuk menilai tingkat keparahan COT, GCS memiliki sebaran nilai 3-15.
2. Tes pencitraan, CT- Scan atau MRI.
3. Rontgen
4. Laboratorium
Penanganan
1. Airway (menilai ada atau tidaknya gangguan pada Airway/ Obstruksi jalan napas).
2. Breathing (menilai gangguan pada pernapasan dan ventilasi).
3. Circulation (menilai terhadap adanya gangguan sirkulasi : ada tidaknya perdarahan atau tanda-tanda syok); penilaian terhadap adanya gangguan disabilitas meliputi respons eye, verbal dan movement serta ada tidaknya lateralisasi.
4. Exposure dengan melihat ada tidaknya cedera pada organ tubuh yang lain. Apabila semua aspek di atas telah diperiksa dan ditangani, maka selanjutnya dilakukan penilaian cedera kepala, tulang servikal dan ekstremitas.
Referensi :
Ahmed, S., Venigalla, H., Madhuri Mekala, H., Dar, S., Hassan, M., & Ayub, S. 2017. Review Article Traumatic Brain Injury and Neuropsychiatric Complications. Indian Journal of Psychological Medicine, 39(2).
Akhyar, R. B. F., Rosyidi, R. M., & Priyanto, B. 2023. Tinjauan Pustaka : Diagnosis dan Tatalaksana Cedera Otak Traumatik. Jurnalmalahayati, 10(3), 1672-1680.