Senin, 25 Agustus 2025 11:46 WIB

Jeroan Sapi antara Manfaat dan Bahaya

Responsive image
70
Promosi Kesehatan Tim Kerja Hukum dan Humas - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten

Mengonsumsi jeroan sapi adalah hal yang lumrah dilakukan oleh masyarakat dari berbagai tradisi dan budaya. Faktanya, banyak masakan tradisional yang menggunakan jeroan sapi sebagai bahan utamanya. Praktik menikmati jeroan sapi masih lestari hingga kini. Malahan, kini banyak muncul resep-resep inovatif dari bahan yang satu ini. Meski demikian, mengonsumsi jeroan sapi masih menuai pro dan kontra. Apakah bermanfaat, atau justru berbahaya? Jeroan merupakan bagian yang tidak kalah lezatnya apabila dibandingkan dengan daging sapi. Bahkan, banyak tempat makan yang sekarang menjadi spesialis menu jeroan sapi dengan menyajikannya dalam berbagai varian masakan. Tidak berlebihan jika jeroan sapi disebut mengandung banyak nutrisi dan gizi yang penting. Meski banyak penelitian mengatakan bahwa banyak kandungan lemak jahat dalam jeroan, namun faktanya sebagian besar jeroan lebih padat nutrisi daripada daging otot. Jeroan sangat kaya akan vitamin B seperti vitamin B12 dan folat. Mereka juga kaya akan mineral, termasuk zat besi, magnesium, selenium dan seng, dan vitamin penting yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E dan K. Selain itu, jeroan merupakan sumber protein yang sangat baik. Jeroan sapi selalu diidentikan dengan kolesterol, asam urat, serta beberapa penyakit lainnya. Namun, tahukah kamu bahwa jeroan punya banyak manfaat yang baik bagi kesehatan tubuh. Tidak hanya potongan daging sapi saja yang biasa dikonsumsi, bagian dalam organ sapi, yakni jeroan, juga disukai oleh sebagian orang.

Jenis-jenis Jeroan dan Manfaatnya

Masing-masing jeroan juga memiliki kandungan gizi, manfaat, serta risiko tersendiri bagi kesehatan. 

1. Hati Sapi

Hati sapi mengandung zat besi dan vitamin B12 yang dapat membantu pembentukan sel darah merah dan mencegah risiko anemia. 

Konsumsi hati sapi juga bagus untuk meningkatkan kesehatan mata serta membangun massa otot berkat kandungan vitamin A dan protein di dalamnya.

Selain itu, hati sapi mengandung choline, yakni nutrisi yang dibutuhkan oleh otak dan sistem saraf untuk mengatur memori, suasana hati, mengontrol otot dan fungsi lainnya.

Namun, hati sapi memiliki jumlah kolesterol yang tinggi. Makan jeroan ini terlalu banyak dapat meningkatkan kolesterol LDL yang berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit jantung atau stroke.

2. Babat Sapi

Salah satu jenis jeroan sapi yang cukup populer dikonsumsi adalah babat sapi. Babat merupakan bagian dinding lambung dari sapi. 

Jeroan ini biasanya diolah cara direbus untuk dibuat menjadi soto, tongseng, gulai, sop, atau olahan daging sapi lainnya.

Di samping rasanya yang enak, bagian dalam tubuh sapi ini juga mengandung berbagai zat gizi yang bermanfaat untuk kesehatan, seperti protein, lemak, magnesium, serta kalsium.

Kandungan kalsium yang terdapat di dalam organ sapi ini dapat bermanfaat untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi.

3.  Jantung Sapi

Selain babat, jantung sapi termasuk jenis organ dalam tubuh sapi yang biasa dikonsumsi. Jantung sapi biasanya diolah dengan cara ditumis, direbus, atau dibuat menjadi sayur gulai. Sebanyak 100 gram jantung sapi mengandung 17,7 protein yang bermanfaat untuk membantu pembentukan massa otot. 

Selain itu, jantung sapi mengandung zink, yaitu mineral yang bermanfaat menjaga daya tahan tubuh.  Tubuh memerlukan zink untuk membentuk dan mengaktifkan sel darah putih yang berperan melawan patogen penyebab penyakit.  

4. Ginjal Sapi

Jenis jeroan sapi yang biasa dikonsumsi selanjutnya adalah ginjal sapi. Organ sapi satu ini juga mengandung berbagai zat gizi yang baik untuk kesehatan, seperti protein, zat besi, vitamin B12, serta kalium.

Meski bermanfaat, kita tetap perlu membatasi konsumsi ginjal sapi. Pasalnya, organ sapi ini mengandung vitamin A yang tinggi.

Konsumsi makanan mengandung vitamin A secara berlebihan dapat menyebabkan pusing, penglihatan kabur, atau mual ketika dikonsumsi berlebihan.

5. Paru Sapi

Paru sapi juga termasuk jenis jeroan sapi yang cukup banyak dikonsumsi. Bagian organ sapi ini bisa diolah dengan cara direbus, ditumis, atau digoreng. 

Sama seperti jenis jeroan sapi lainnya, paru sapi mengandung zat besi serta vitamin B12 untuk membantu pembentukan sel darah merah dan mencegah risiko penyakit anemia.

Paru sapi juga mengandung vitamin A dan vitamin C yang dapat bertindak sebagai antioksidan untuk melindungi tubuh dari bahaya radikal bebas. 

6. Otak Sapi

Meski cukup jarang dikonsumsi, ada banyak khasiat otak sapi untuk kesehatan tubuh. Salah satu manfaat otak sapi untuk kesehatan didapat dari kandungan proteinnya yang tinggi. Otak sapi merupakan salah satu makanan sumber protein yang baik untuk pembentukan otot, pertumbuhan sel, serta memperbaiki jaringan tubuh. 

Tidak hanya itu, kandungan otak sapi lainnya seperti asam lemak omega-3 juga dapat membantu menurunkan risiko penyakit Alzheimer hingga demensia. 

7. Limpa Sapi

Limpa merupakan organ yang terletak di dalam rongga perut, di sisi kiri atas dekat dengan lambung. Dari tampilan fisiknya, limpa sapi berbentuk memanjang dan agak pipih dengan tekstur lembut mirip seperti hati sapi. 

Tidak jauh berbeda dengan jenis jeroan sapi lainnya, limpa termasuk makanan yang mengandung protein tinggi. Selain itu, organ sapi ini mengandung kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, zink, serta kalium yang dapat membantu memperkuat tulang serta meningkatkan fungsi sistem saraf.

8. Lidah sapi

Tidak banyak orang yang tahu, lidah sapi ternyata dapat dikonsumsi. Di Indonesia, lidah sapi biasanya dimasak menjadi berbagai olahan masakan seperti semur lidah sapi, sate, hingga oseng lidah sapi. Dalam 100 gram lidah sapi mengandung 15 gram protein, 16 gram lemak, dan 3,68 gram karbohidrat. Selain itu, lidah sapi mengandung kalsium dan fosfor yang bermanfaat meningkatkan kepadatan mineral tulang.

Efek Samping Konsumsi Jeroan Sapi

Meski kaya manfaat, jeroan sapi juga memiliki efek samping yang perlu diperhatikan saat mengonsumsinya.

Kolesterol. Jeroan merupakan makanan yang sangat bergizi, tetapi juga mengandung banyak kolesterol (terutama hati dan jantung). Kadar kolesterol tinggi meningkatkan risiko terkena serangan jantung atau stroke. Oleh karena itu, disarankan agar jeroan dikonsumsi secukupnya saja.

  1. Asam Urat. Penderita asam urat harus menghindari daging organ, karena mengandung purin tingkat tinggi. Makanan kaya purin dapat berkontribusi pada perkembangan kerusakan sendi bagi penderita asam urat.
  2. Hemokromatosis. Bagi Anda yang didiagnosis dengan hemochromatosis atau penyakit kelebihan zat besi, pasti memiliki terlalu banyak zat besi dalam darah. Oleh karena itu, Anda harus membatasi asupan jeroan yang kaya zat besi.

 

Referensi :

Khothibul Umam Al Awali, dkk. 2020. Kajian Sifat Fungsional dan Aktivitas Antioksidan Protein dan Hidrolisat Jeroan Sapi Secara In Vitro, Disertasi Ilmu Peternakan Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Suharjono Triatmojo, dkk. 2017. Komposisi Kimia dan Beberapa Sifat Fungsional Protein Jeroan dan Paru Sapi yang Diekstraksi dengan Metode Alkali. Jurnal Teknologi Hasil Peternakan Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Abubakar, dkk. 2016. Teknologi Pengolahan Daging dan Jeroan Ternak, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian.