Stomatitis atau lebih dikenal dengan sebutan sariawan adalah peradangan yang terjadi pada Mukosa (lapisan jaringan lunak) mulut, dapat terjadi pada bibir bagian dalam, pipi, lidah, gusi atau langit-langit mulut. Stomatitis pada anak ditandai dengan muncul lingkaran putih atau kuning di area mulut. Sementara itu, area mulut yang terkena sariawan akan dikelilingi guratan merah dan menimbulkan rasa sakit. Anak yang mengalami sariawan menjadi tidak nyaman dalam mengunyah dan menelan makanan. Selain itu sariawan menyebabkan anak rewel dan menjadi susah makan atau tidak nafsu makan sehingga berat badan anak sulit naik atau mengalami penurunan berat badan.
Penyebab
Stomatitis pada anak, yang sering dikenal sebagai sariawan, dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yakni :
1. Kekurangan vitamin terutama vitamin B12, vitamin C dan zat besi.
2. Cedera atau luka pada mulut (tergigit atau sikat gigi).
3. Infeksi virus atau jamur.
4. Reaksi alergi terhadap makanan atau obat.
5. Sistem kekebalan tubuh yang menurun.
Gejala
Stomatitis pada anak biasanya disertai dengan gejala yang muncul yakni :
1. Luka berwarna putih atau kekuningan di mulut.
2. Anak menolak makan atau minum karena nyeri.
3. Rewel terutama pada bayi.
4. Bau mulut
5. Demam ringan (pada kasus infeksi virus).
6. Gusi merah dan bengkak (pada Stomatitis Herpetika).
Jenis-jenis Stomatitis
Stomatitis pada anak memiliki beberapa jenis, namun yang paling umum adalah :
1. Stomatitis Aftosa
Sariawan berbentuk luka kecil berwarna putih atau kekuningan dengan tepi kemerahan. Biasa muncul karena daya tahan tubuh menurun karena stres.
2. Stomatitis Herpetika (Herpetic Gingivostomatitis)
Disebabkan oleh virus Herpes Simpleks tipe 1. Gejala bisa lebih berat, termasuk demam, pembengkakan gusi dan luka berisi cairan.
3. Stomatitis Kandida (Kandidiasis Oral)
Disebabkan oleh jamur Candida albicans. Biasanya terjadi pada bayi dan anak dengan imunitas rendah atau setelah penggunaan antibiotik.
Penanganan
Penanganan apa saja yang dilakukan Stomatitis pada anak?
1. Berikan makanan lunak dan tidak asam atau tidak pedas untuk menghindari iritasi.
2. Cukupi cairan tubuh agar anak tidak dehidrasi.
3. Gunakan larutan garam hangat untuk berkumur (bagi anak yang sudah bisa berkumur).
4. Menjaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi menggunakan sikat gigi lembut.
5. Obat-obatan (sesuai anjuran dokter).
Kapan Harus ke Dokter?
Kapan sebaiknya membawa anak ke dokter gigi?
1. Sariawan berlangsung lebih dari 7-10 hari.
2. Mengalami demam tinggi.
3. Tidak mau makan atau minum.
4. Luka menyebar atau bernanah.
5. Terjadi berulang kali tanpa sebab yang jelas.
Pencegahan
Upaya yang sebaiknya dilakukan untuk pencegahan Stomatitis pada anak yaitu :
1. Menjaga kebersihan mulut secara rutin (sikat gigi sehari 2 kali).
2. Mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
3. Menghindari makanan penyebab alergi.
4. Mengajari anak tidak menggigit bibir atau pipi bagian dalam.
Stomatitis atau sariawan pada anak umum terjadi, tetapi perlu ditangani dengan tepat supaya tidak mengganggu asupan makan dan kenyamanan anak. Dengan perawatan yang baik dan menjaga daya tahan tubuh, sariawan dapat dicegah dan sembuh dengan cepat. Bila gejalanya berat atau sering kambuh, sebaiknya konsultasikan dengan dokter anak untuk dilakukan pemeriksaan selanjutnya.
Referensi:
Sulistiani Annisa. 2018. Prevalensi dan Distribusi Penderita Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) di Klinik Penyakit Mulut RSGM FKG Universitas Jember. E-Jurnal Pustaka Kesehatan Kedokteran Gigi Universitas Jember.
Safari Ningsih Ria Fifi, dkk. 2022. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Oral Hygiene (Kebersihan Mulut) dengan Tindakan Penanganan Stomatitis pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Klinik Bersalin Eliza Tahun 2021. Jurnal Maternitas Kebidanan Akbid Kholisatur Rahmi Binjai.