Kejang demam atau dikenal dengan step pada anak terjadi akibat kenaikan suhu tubuh atau demam yang tinggi. Kondisi ini biasanya terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Kondisi tersebut umum dialami bayi dan balita, tetapi berbahaya bila tidak segera ditangani. Kondisi ini sering membuat orang tua panik, terutama bila hal ini adalah pengalaman pertama mereka melihat anak mengalami kejang. Kejang demam pada anak umumnya tidak berbahaya dan bersifat sementara, namun tetap perlu diwaspadai.
Jenis-jenis Kejang Demam :
Jenis kejang demam terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Kejang demam sederhana
a. Terjadi kurang dari 15 menit.
b. Tidak berulang dalam 24 jam.
c. Gerakan kejang biasanya melibatkan seluruh tubuh.
2. Kejang demam kompleks
a. Terjadi lebih dari 15 menit.
b. Dapat berulang dalam 24 jam.
c. Hanya melibatkan satu sisi tubuh atau satu bagian tubuh.
Penyebab
Berikut adalah penyebab kejang demam yakni :
1. Infeksi
Demam tinggi akibat infeksi virus atau bakteri adalah penyebab utama kejang demam.
2. Reaksi vaksinasi
Pada beberapa kasus kejang demam bisa terjadi setelah anak menerima vaksinasi, meskipun jarang.
3. Kenaikan suhu tubuh yang cepat.
Otak anak belum sepenuhnya matang untuk mengendalikan suhu tubuh dengan baik sehingga kenaikan suhu yang cepat dapat memicu kejang.
Gejala
Di bawah ini adalah gejala kejang demam pada anak antara lain :
1. Kenaikan suhu tubuh secara drastis hingga lebih dari 38° Celcius.
2. Berkeringat secara berlebihan.
3. Tangan dan kaki gemetar, serta mengalami kejang.
4. Buang air kecil tiba-tiba dan bola mata berputar ke atas.
5. Tidak merespon komunikasi, seperti tidak menjawab saat diajak bicara.
6. Pingsan atau kehilangan kesadaran, terutama setelah kejang.
Faktor Risiko
Berikut adalah faktor risiko yang dapat menimbulkan kejang demam adalah :
1. Riwayat keluarga
Anak-anak dengan riwayat keluarga yang pernah mengalami kejang demam berisiko lebih tinggi.
2. Pernah mengalami kejang sebelumnya.
Anak yang pernah mengalami kejang demam kemungkinan lebih besar untuk mengalami kejang demam lagi terutama 1-2 tahun pertama setelah kejadian pertama.
3. Usia
Kejang demam lebih umum terjadi pada anak usia 6 bulan - 5 tahun dengan puncak kejadian pada anak usia 12-18 bulan.
4. Temperatur tubuh yang rendah saat kejang.
Pemeriksaan
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosa kejang demam adalah :
1. Pemeriksaan darah
Tidak dikerjakan secara rutin pada kejang demam, tapi digunakan untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam.
2. Fungsi Lumbal
Dilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan terjadinya Meningitis.
3. Elektroensefalografi
Pemeriksaan EEG dapat dilakukan pada keadaan kejang demam yang tidak khas, misalnya kejang demam kompleks.
4. Pencitraan
Foto X-Ray kepala, CT Scan atau MRI dilakukan hanya pada indikasi seperti kelainan Neurologi Fokal yang menetap ( Hemiparese), pembengkakan pada cakram optic (Papil Edema), atau kelainan nervus (gangguan yang memengaruhi sistem saraf).
Penanganan
Penanganan kejang demam yang dapat dilakukan yaitu :
Penanganan di rumah
1. Letakkan anak di tempat yang datar, luas dan bebas, sehingga anak tidak akan terbentur atau tertimpa benda tertentu saat mengalami kejang. Segera singkirkan benda yang berbahaya di sekitarnya.
2. Baringkan dalam posisi miring agar anak tidak tersedak oleh air liur atau muntahan.
3. Longgarkan pakaian terutama pada bagian leher.
4. Jangan menahan gerakan kejang anak karena akan membuat anak tidak nyaman dan memicu patah tulang. Catat berapa lama anak mengalami kejang dan pantau terus agar posisi bayi selama kejang tetap aman. Jika memungkinkan anda dapat merekam kejadian kejang demam, untuk ditunjukkan kepada dokter seperti apa kejang demam yang dialami anak
5. Tidak memasukkan apapun ke dalam mulut anak saat kejang, termasuk obat atau air. Hal ini akan memicu anak tersedak.
6. Jika ada berikan Diazepam sub per Rectal 5 mg untuk anak dengan berat badan dibawah 10 kg dan 10 mg untuk anak dengan berat badan lebih dari 10 kg.
Segera panggil ambulan atau bawa ke IGD jika kejang terjadi lebih dari 5 menit, terutama jika anak mulai terlihat mengalami kesulitan bernapas atau wajah yang memucat atau membiru.
Pencegahan
1. Berikan antipiretik segera jika anak demam.
2. Jika anak demam hal yang harus dilakukan : berikan penurun panas sesuai aturan, kompres badan anak dengan air hangat, berikan cairan lebih banyak makan dan minum lebih sering, pantau BAK anak , bila lebih dari 6 jam anak belum BAK segera dibawa ke IGD.
3. Gunakan Diazepam melalui dubur sesuai anjuran dokter jika anak kejang di rumah.
4. Konsultasikan obat kejang yang perlu disiapkan di rumah dengan dokter, karena sebagian besar kejang demam tidak membutuhkan obat rutin.
Untuk orang tua akan lebih baik jika dilakukan edukasi tentang kejang demam :
1. Meyakinkan bahwa kejang demam umumnya mempunyai prognosis baik.
2. Melakukan edukasi cara penanganan kejang.
3. Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang Kembali.
4. Pemberian obat untuk mencegah rekurensi memang efektif, tapi harus di ingat ada efek sampingnya.
Referensi :
Anggraini Debie, Dita Hasni. 2022. Kejang Demam. Department Patologi Klinik Fakultas Kedokteran, Universitas Baiturrahmah Padang. Scientific Journal Kedokteran, Universitas Baiturrahmah Padang.
Syifa Nada, dkk. 2025. Kejang Demam pada Anak. Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh Aceh Utara. Galenical Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Mahasiswa Malikussaleh.