Jumat, 29 Juli 2022 10:19 WIB

Analisis Ergonomi Perkantoran

Responsive image
1451
dr. Nia Widyanti Nasrul, Sp.Ok - RSUP Fatmawati Jakarta

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan factor penting untuk diselenggarakan dalam suatu bidang usaha. Pada setiap bidang usaha memiliki risiko ergonomic baik kecil amupun besar sehingga dalam rangka mengenali risiko ergonomi di perkantoran, maka diperlukan berbagai analisis termasuk didalamnya :

1.     Analisis Organisasi risiko ergonomi

Hal ini berkaitan dengan unit kerja, tingkatan organisasi, tugas dan tanggung jawab, kepegawaian, rencana kerja, kebijakan-kebijakan lembur dan aspek lainnya yang berhbungan dengan kondisi kerja. Risiko ergonomi tersebut biasanya diluar kendali pekerja sehingga tugas yang dibebankan kepada pekerja menyebabkan risiko ergonomi, waktu yang bervariasi serta ke semua faktor risiko.

2.     Analisis Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja yang aman dan nyaman berkaitan dengan pencahayaan, suhu, kelembaban, kebisingan dan faktor lainnya juga yang termasuk aspek mempengaruhi kenyamanan dan kinerja pekerja.

3.     Analisis Area Kerja

melibatkan komponen-komponen fisik dari area kerja yang disesuaikan dengan postur tubuh dan letak perangkat. Misalnya saja seperti lokasi monitor dan keyboard, pekerjaan yang dilakukan, dan jenis dan posisi kursi termasuk didalamnya ketinggian kursi. Masing-masing alat ini disesuaikan dengan postur pekerja.

4.     Analisa Karyawan Secara Individu

Menganalisa individu pekerja dalam hal menjalankan tugasnya perlu melibatkan pekerja tersebut. Sebagai contoh, tidak semua pekerja menyadari bahwa pekerjaannya tersebut berisiko terhadap cidera ergonomi. Sehingga pihak pemberi kerja/manajemen perlu memberikan edukasi hal-hal yang mempunyai potensi cidera dalam kegaiatan  melaksanakan pekerjaan tersebut serta memberikan edukasi tentang tatacara pencegahan risiko ergonomi.

Langkah-langkah penting yang dapat dilakukan dalam analisis risiko ergonomi di perkantoran adalah dengan cara melakukan wawancara pada pekerja untuk mengetahui secara detail pekerjaan yang dihadapi, adanya hambatan kenyamanan dalam bekerja dan adanya penyakit yang dirasakan saat atau setelah bekerja. Kemudian amati cara kerja untuk dapat melihat secara langsung cara kerjanya dan mendapatkan potensi yang berisiko terhadap ergonomi. Dalam melakukan pengamatan, kita harus fokus pada masalah yang menyebabkan ketidaknyamanan pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Langkah terakhir yang tidak kalah penting adalah menganalisis area kerja, perlatan dan lingkungan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing pekerja. Manajemen perlu memberitahukan cara-cara mengkoreksi dan posisi kerja yang dapat disesuaikan oleh pekerja.

Mengenali risiko ergonomi merupakan langkah penting dalam melindungi pekerja dari paparan bahaya dan mencapai kesehatan ergonomi yang setinggi-tingginya. Dengan mengenali risiko ergonomi maka perusahaan dapat menekan biaya kompensasi yang dikeluarkan akibat adanya tuntutan pekerja. Selain itu juga dalam tindakan  preventif dalam risiko ergonomi di tempat kerja dapat mengurangi angka absenteeism atau jumlah pekerja yang sakit dan tidak bekerja yang disebabkan oleh sakit dan atau kecelakaan kerja. Sehingga hal yang paling diharapkan oleh perusahaan sebagai pemberi kerja adalah meningkatnya produktifitas pekerja sehingga dapat meningkatkan produksi untuk dapat menambah income perusahaan.

 

Referensi :

Tresnaningsih, Erna. 2016. Pedoman Ergonomi Perkantoran. Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga, .

Syafira, Silla. Analisis Risiko dan Penerapan Ergonomi dengan Metode REBA pada Pekerja New Installation Lift PT.X Proyek Citra Tower Jakarta Tahun 2019. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Binawan Jakarta 2019.

Pertamina HSE Training Center Sungai Gerong. Ergonomi Perkantoran (Offoce Ergonomic), 2012.